Hallo Sisters!
Salam Wong Kito Galo! Salah satu tagline paling popular untuk warga Palembang. Sebagai salah satu pemuda yang berasal dari kota pempek tersebut, aku sangat bangga!. Perkenalkan saya Dini Fuadillah Sofyan anak pertama dari empat bersaudara yang hobi sekali berkeliling sekaligus kuliner makanan khas setiap daerah. Selain dua hobi itu, sejak kecil orang tua terutama ayah sering melibatkanku untuk mengelola bisnis yang dijalanin. Sebelumnya ayah bekerja di perusahaan swasta telekomunikasi, hanya saja mengalami PHK secara besar-besaran termasuk ayah. Dampak PHK, ayah jadi harus memutar otak agar bisa tetap membiayai kehidupan sehari-hari. Ayah mengajakku untuk menjual sisa-sisa perangkat yang masih ada di rumah ke perusahaan ayah bekerja. Lalu ayah menyuruhku untuk masuk dan menjual perangkat tersebut ke pihak perusahaan karena jika ayah yang menjual harga yang ditawarkan akan sangat murah. Setelah beberapa menit aku di dalam bernegosiasi (saat itu aku umur 8 tahun atau kelas 4 SD), aku berhasil membawa uang Rp 300.000. Dari pengalaman itu akhirnya ayah melihat bahwa aku memiliki mental berwirausaha.
Saat menempuh pendidikan SD, SMP, SMA hanya mengelola bisnis kecil-kecilan. Nah mulai memasuki kuliah aku menekuni bisnis yang dirintis bersama teman-temanku. Yaitu kuliner olahan pisang yang Kami berikan inovasi berbagai varian rasa dan topping. Berkat keseriusan itu aku dan tim mendapatkan dana hibah Rp 15.000.000 yang diberikan kampus melalui LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat). Bisnisnya terus berkembang hingga akhirnya setelah lulus bisnis yang sudah dikelola dilanjutkan ke junior untuk bisa mencetak lebih banyak wirausaha muda baru lainnya.
Setelah lulus aku bekerja di salah satu perusahaan asing, pengalaman yang didapat ketika presentasi, bernegosiasi dengan kolega yang berasal dari banyak negara menjadikan pengalaman yang sangat luar biasa. Dan di tahun 2017 memutuskan untuk menikah dengan karir yang masih berjalan dan memilih menetap di Bekasi. Disela perbincangan bersama suami yang sama-sama berasal dari Palembang, Kami mendirikan Lapak Cindo sebagai brand yang menjual produk-produk khas Sumatera Selatan. Dengan tujuan agar bisa tetap bermanfaat - empowering dan kemandirian financial. Lapak Cindo memiliki makna dari 2 kata yaitu, Lapak merupakan wadah atau tempat sedangkan Cindo artinya cantik / bagus (salah satu kata yang berasal dari daerah di Sumatera Selatan). Jadi harapannya dengan berdiri Lapak Cindo tidak hanya menjual atau memproduksi satu produk, tapi beragam serta memiliki kualitas yang baik.
1.1 Instagram Lapak Cindo
1.2 Produk Ikan Giling Bahan Baku Untuk Pempek dan Olahan Ikan Lainnya
Sebagai brand lokal berdomisili di Bekasi dengan modal awal Rp 400.000 yang menjual produk olahan ikan seperti pempek, tekwan hingga kerupuk kemplang. Ternyata peminatnya makin banyak dan mengalami peningkatan setiap bulannya. Awalnya menyewa rumah kontrakan, lalu 2 tahun kemudian bisa menyewa toko di pinggir jalan. Meningkatnya penjualan pempek dan produk olahan lainnya di Lapak Cindo termasuk saat pandemi, menjadikan Kami memutuskan untuk menjual produk bahan baku seperti ikan giling. Bekerja sama dengan salah satu pabrik di Cikarang, ternyata antusiasnya sangat di luar target. Kami mengelola produk mulai dari hulu yaitu ikan giling (daging ikan 100% yang telah dipisah isi perut, kepala, kulit, tulang dll) dengan lebih dari 10 ikan laut maupun sungai. Ikan giling ini digunakan untuk membuat olahan ikan seperti pempek, tekwan, siomay, batagor, baso ikan dll. Aku dan tim menyuplai ke berbagai toko pempek dan para wirausaha olahan ikan di JaBoDeTaBek, Bandung, Tasik, Semarang, Jogjakarta, Malang, Surabaya, Lampung, Medan dan kota lainnya. Selain itu, Kami juga membuka konsultasi secara gratis untuk para pelanggan setia Lapak Cindo untuk cara pembuatan pempek, mengenai ikan apa yang cocok digunakan untuk target market tertentu dan bagaimana cara mendistribusikan produknya.
1.3 Data Pelanggan Lapak Cindo
Dampak pandemi diawal kemunculannya memang sangat berdampak, banyak sekali para pekerja yang di PHK, di rumahkan sehingga mereka harus memutar otak untuk tetap bertahan. Sehingga dengan salah satu anggota keluarganya yang membuka usaha pempek dan olahan lainnya sangat terbantukan dengan adanya ikan giling dari Lapak Cindo. Kemudahan pengolahan, efisiensi waktu serta harga yang ekonomis (bisa disesuaikan dengan budget) menjadikan banyak muncul para pedagang maupun pengusaha baru. Setahun pandemi berlalu, permintaan ikan giling makin meningkat. Dengan mengoptimalkan digital marketing seperti promo tanggal kembar, gajian, event-event seperti giveaway (via online) dan offline di outlet. Akhirnya Lapak Cindo bekerja sama dengan tim yang lebih expert di bidang penggilingan ikan dan menyewa gudang di Jakarta Barat agar lebih dekat dengam suplai ikan dari para nelayan.
Selain aktivitas mengelolah ikan giling, menjual juga produk bahan baku penunjang serta olahan yang siap santap, Lapak Cindo juga membuka kelas memasak. Kelas memasak atau kursus secara online dan offline untuk resep seperti pempek menjadikan salah satu program sosial yang dilakukan oleh Lapak Cindo. Limbah yang dihasilkan juga di suplai ke salah satu perusahaan, seperti isian perut untuk dijadikan pakan ternak, minyak yang digunakan saat produksi olahan untuk dijadikan biodiesel dan sabun. Dan untuk kulit ikan bisa dijadikan kerupuk, pempek kulit, sedangkan untuk kepala bisa dijual kembali ke pelanggan. Revenue stream meningkat, dampak sosial juga ikut berdampak secara signifikan.
1.4 Suplai Limbah Untuk Diolah Kembali Sehingga Target Zero Waste Tercapai Di Produksi Ikan Giling
1.5 Outlet Lapak Cindo Di Tambun Bekasi
Peluang bisnis yang dijalanin Lapak Cindo mulau hulu ke hilir menjamin sustainability suatu usaha. Tidak hanya profitable, berdampak bagi lingkungan tapi juga mendukung program pemerintah untuk Gemar Ikan (Gerakan Memasyarkatkan Makan Ikan). Hingga per hari ini, Lapak Cindo memiliki banyak target untuk terus mengembangkan usaha. Salah satunya membutuhkan permodalan usaha untuk dialokasikan ke alat produksi penggilingan dan mencetak kemasan untuk ikan giling serta mesin press. Rincian dananya yaitu :
Total kebutuhan dana atau modal yaitu Rp 45.000.000
Penambahan alat tersebut ditargetkan bisa meningkatkan produksi ikan giling sehingga memenuhi permintaan para pelanggan Lapak Cindo. Selain menginginkan modal yang didapatkan dengan mengikuti #KMP2023, aku juga membutuhkan circle dan mentor dari Sisternet agar bisa terus memiliki semangat positif untuk scale up bisnis #BeraniNaikKelas!