"Kalau jadi karyawan, hidupmu itu santai. Tapi kalau jadi bos, kerjamu harus 3 kalinya kerja karyawan. Pagi sebelum karyawanmu kerja, kamu udah mikir strategi harianmu. Pas karyawanmu kerja, kamu standby dan cek banyak hal. Pas karyawanmu pulang, kamu harus review dan bikin strategi baru. Gitu aja terus. Kamu siap sama resikonya?"
That's what my lecture used to tell me yeaaaars ago pas kami lagi ngobrol di sela-sela kemampiranku di kampus setelah beberapa bulan bekerja di kantor pertamaku dulu. I said to him that I wanna be an entrepreneur. I wanna have my own business. That's why he told me those lines.
Dulu mikir, yaudah sih ya. Yang penting kan enak, nggak harus nurut sama orang lain, bisa explore sejauh yang aku mau kalau bisnis sendiri. Tapi ternyata hidup berbisnis tidak seindah jalan cerita drama korea.
Meet Bake2Bite,
Bisnis kue online ini aku mulai sekitar 6 tahun lalu yang bermula dari hobiku membawakan beragam kue hasil eksperimen di rumah untuk teman-teman kantor. Bake2Bite punya visi untuk menyajikan kue-kue seperti ciskek kukus, brownies, lekker holland, makaroni panggang, risol mayo dan breadpudding yang semuanya dibuat dari hati di rumah kami, untuk singgah dan dinikmati setiap keluarga dengan kehangatannya di rumah masing-masing. From our family to yours. Dari encouragement suami dan teman-teman kantor yang udah mencoba kue-kue inilah, aku akhirnya memulai Bake2Bite. Hingga suatu saat aku merasa ini saat yang tepat untuk menjadikan bisnis ini sebagai pekerjaan utamaku. Waktu memutuskan untuk segera resign dari pekerjaan utamaku sebagai karyawan dengan posisi yang cukup bagus dan gaji tetap yang lumayan menawan, aku pun membuat proyeksi jangka pendek untuk bisa membuka satu mini booth untuk toko kue ini.
But life is all about surprises.
Di hari terakhir aku ngantor, pas pulang ke rumah aku mendapati rumah dalam kondisi gelap di luar tapi membara di dalamnya. Oh no, bukan kiasan. Tapi memang saat aku buka pintu rumah, tv dan rak tv rumah kami sudah berkobar api. Kebakaran. Alhamdulillah banyak tetangga yg membantu meredakan dengan lumayan cepat sebelum menghabiskan semua yang kami punya. The house still standing still. Tapi kami nggak bisa tinggal di dalamnya dan harus renov total. So there goes my modal bisnis hahaha.
Sekian rupiah yang udah aku kumpulkan beberapa lama saat bekerja, langsung meluncur ke alokasi renovasi rumah. I said goodbye to my mini booth opening for a while. Then I got up and start fresh, from scratch, again.
Setelah rumah bisa kami tinggali kembali, aku mulai menghidupkan Bake2Bite lagi. Mulai dengan menyebar sekian promo, memanfaatkan kenalan untuk memperkenalkan produk lewat sosial media dan bergerilya di banyak komunitas untuk memperluas jaringan. Ikut bazaar offline dan beberapa event garage sale pun kami lakukan untuk lebih melebarkan sayap. I need to get back in shape after the storm.
It is quite a bumpy road. Tapi aku personally merasa, dalam 3 tahun pertama, Bake2Bite berjalan cukup lancar. Entah kenapa rasanya duitnya nggak ngumpul2 buat bikin offline mini cafe gitu haha. Kemudian aku ketemu teman-teman yang banyak sharing soal financial management buat bisnis kecil. Dari situ aku belajar lagi cara mengelola bisnis dan gimana cara mengembangkannya.
Akhir tahun 2019, aku sempat membuka offline pop up store ala-ala alias buka meja di depan perumahan kami. Meski buat sebagian orang "cuma gitu aja", tapi buat kami ini hal yang besar. Biasa membuat kue berdasarkan orderan saja lalu sekarang beralih dan belajar tentang memperkirakan penjualan harian karena produk ready stock memang beda. Dan karena mostly pelanggan Bake2Bite bukan orang yang tinggal di area ini, aku berpikir, ini cara yang tepat buat memperkenalkan brand kami di area sekitar. And surprisingly it went well! Bake2Bite mulai dapat pelanggan-pelanggan baru yang sebelumnya tidak terpetakan di target market kami. Bahkan kami sempat membicarakan kemungkinan kolaborasi dengan brand kios kopi di tempat yang kami sewa lahannya.
Then the pandemic hits us all.
We were closing our table down. Meski masih bisa berjalan secara online, tapi semua planning kami harus terhenti lagi. Everything is on hold. Dana darurat kami pun terpakai untuk bertahan. Ditambah dengan menurunnya daya beli customer dan munculnya banyak pebisnis serupa di circle kami dan customer ternyata cukup memberi cerita pada bisnis kami hehe. Well, everybody needs to survive kan? We understand.
Alhamdulillah selalu ada jalan buat kita yang nggak berdiam diri. Suami yang berbulan2 tidak bisa bekerja dan akhirnya hanya bisa mengajar dari rumah secara online (he's a musician btw), akhirnya mengusulkan untuk membuka bisnis baru. Kami menamakannya Chicknzbox, dengan berkonsentrasi pada paket nasi ayam dan ayam katsu frozen.
Nggak disangka, kami mendapat sambutan hangat dari teman, customer Bake2Bite dan lingkungan sekitar. Bahkan banyak customer Bake2Bite yang akhirnya double order kue dari Bake2bite dan frozen katsu Chicknzbox di saat bersamaan agar menghemat ongkos kirim. We finally do a cross marketing, bundling promo yang cukup menarik perhatian customer.
Rencananya, di tahun ini kami ingin membuka sebuah kedai kecil, berlokasi tak jauh dari rumah. Di mana kami bisa berproduksi dan menjual produk Chicknzbox sebagai penjualan utama melihat pasar sekitar yang cenderung lebih memilih makanan berat ala resto but affordable di kantung mereka, dan menyajikan kue dan cemilan Bake2Bite sebagai pelengkap dan dessert to go di tempat yang sama.
We have searched some places. We do make some planning and counting. Our simple business plan is set. Hopefully, kami bisa segera menyatukan #ModalPintar untuk mewujudkan rencana kali ini. We won't give up trying and fighting for our dream. Because this story is just a beginning.