Hampir dua tahun tidak lagi bekerja, dan anak juga sudah semakin besar, maka rasa bosan melanda jika pekerjaan rumah sudah selesai. Ditengah waktu senggang itulah, rasanya perlu mengisinya dengan kegiatan yang positif. Menjahit atau merajut? Karena keterbatasan modal akhirnya saya pilih keterampilan merajut. Bermodal hanya dengan beberapa gulung benang rajut dan satu hakpen. Selain itu masih bisa nyambi momong anak, seperti merajut sambil mengawasi anak main. Alhamdulillah satu karya sarung bantal rajut tercipta. Tak sampai disitu, beberapa hari kemudian dengan semakin menekuni keterampilan yang diturunkan dari Ibu ini, empat sarung bantal rajut rampung dengan berbagai pola. Didukung suami yang hobi fotografi memfoto hasil karya saya, dan mem-posting-nya di akun Instagram pribadi saya. Awalnya iseng coba jualan, tak disangka juga ada yang beli. Masih ingat customer pertama, seorang Ibu dari Surabaya, yang membeli karena akan memberikan hadiah kepada temannya. Enam sarung bantal rajut dan bantalnya sekaligus diborongnya.
Awal posting-an itulah akhirnya saya, Tri Utami memutuskan untuk meneruskan membuat kerajian tangan ini dengan membuka bisnis. Dimulai dari membuat brand, BARAKA, yang merupakan turunan dari Bahasa Arab, Barokah, yang artinya berkah atau bertambah. Me-remake akun Instagram, dari akun pribadi menjadi akun jualan @baraka_fela. Membuat logo brand dan coba mendaftarkannya di HKI. Sedikit-sedikit customer berdatangan, memesan produk rajutan, tidak hanya sarung tangan bantal, tapi juga sudah banyak produk rajutan lainnya, seperti sweater balita, cardigan, dompet rajut, tas rajut, handphone pouch, taplak meja, amigurumi (boneka rajut), wall art, dan lain sebagainya.
Dari hobi menjadi cuan, mungkin itulah yang sedikit saya rasakan sekarang. Hobi keterampilan merajut sekarang bisa menjadi usaha yang mendatangkan rupiah walaupun omzetnya belum seberapa. Usaha Baraka hanya mengandalkan order dari pelanggan. Pelanggan bisa request pola, desain, warna, jenis benang, dan motif lain pada produk yang dipesan. Ada rasa kebanggaan tersendiri bila pelanggan puas dengan hasil karya kami. Karena system by order itulah, omzet Baraka juga belum bisa dikatakan tinggi, keterbatasan sumber daya manusia, dan alat-alat penunjang produksi, seperti mesin jahit kulit, packaging yang masih belum baik, internet (aplikasi dan media sosial). Belum lagi faktor eksternal seperti kendala infomasi ke bantuan/ pendanaan dan pelatihan.
Keunggulan produk kami adalah dijamin produk setiap pelanggan berbeda (kecuali pelanggan memilih desain yang sama dengan produk sebelumnya), karena system by order, sehingga pelanggan bisa request; pola, desain, warna, jenis benang, dan motif. Sehingga menjadikan produk kami, Baraka, eksklusif dan personal di mata pelanggan, ditambah sentuhan tangan-tangan terampil.
Melihat prospek ke depan tentunya pengembangan bisnis menjadi goal kami. Pasar produk rajutan di Indonesia juga masih terbuka lebar. Masyarakat juga sudah melek terhadap keunggulan produk bangsa sendiri. Dari sisi pengrajin seperti kami, juga sudah melek akan kualitas produk, dan keinginan pasar atau juga tren fashion, apalagi masyarakat sudah bisa mengakses pola-pola rajut kekinian di internet. Tentunya jika memenangkan bantuan W20 Sispreneur 2022 ini, dengan hadiah tersebut kami bisa mengembangkan bisnis, mulai dari pengadaan alat-alat penunjang produksi, mesin jahit khusus tas, penambahan hakpen dan packaging. Pendukung bisnis seperti media sosial (Instragam Ads), Aplikasi keuangan, tablet, kamera fotografi. Selain kebutuhan fisik diatas, kami juga menyadari bahwa peningkatan sumber daya manusia juga diperlukan; seperti kerjasama dengan pada perajut disekitar, khususnya anggota ARI (Asosiasi Rajut Indonesia) Korda Bekasi. Melalui inkubasi UMKM #Sispreneur ini diharapkan bisa menjadi sarana dalam scale up bisnis kami. Utamanya dalam pemanfaatan platform digital untuk penunjang UMKM.
Harapan terbesar kami kedepannya, kami ingin bisnis yang berkelanjutan. Tidak hanya semata mengejar keuntungan dari bisnis, namun bisa memberdayakan masyarakat khususnya Ibu-ibu rumah tangga dan perempuan lainnya melalui keterampilan merajut. Juga kerjasama dengan masyarakat sekitar, misal dalam pengadaan bahan baku dan alat-alat produksi, serta alat-alat penunjang. Membantu perekonomian keluarga dengan tetap dapat memantau perkembangan anak-anak. Supaya kita maju bersama.