Nama aku Anggita, seorang wanita yang menyukai dunia teknologi dan marketing. Teknologi selalu membuat aku terpukau dengan inovasinya, membuat orang menjadi lebih dekat, memberikan kemudahan, mendukung kegiatan sehari - hari, hingga memberikan dampak positif luar biasa di semua bidang. Oleh karena itu, dari mulai bangku kuliah aku sudah menyukai sesuatu yang berkaitan dengan teknologi. Sedangkan marketing, bagiku seperti seni komunikasi yang merubah pandangan seseorang dan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Kedua hal ini membuat aku memutuskan untuk mendalami dunia digital marketing. Pada tahun 2017, Aku menjalankan sebuah digital marketing agency bersama bisnisku, namun karena rendahnya pengalaman mengelola bisnis, pada saat itu digital marketing agency yang aku buat bersama partner kandas begitu saja. Namun, hal itu tidak menghentikan kecintaanku pada dunia digital marketing. Aku memutuskan untuk memulai bisnis ini kembali pada tahun 2019 dan mengerjakan 90% projek digital marketing untuk industri food and beverage di Bali, dimana domisili usahaku berdiri.
Tidak disangka, hobiku berkuliner menyatu dengan bisnis yang kubangun sendiri. Keduanya saling mendukung dan memberikanku dorongan yang luar biasa untuk semakin menekuni bisnis ini. Aku tetap bekerja dengan beberapa industri diluar food & beverage, secara berkala aku terus mendalami dunia digital marketing untuk industri food & Beverage. Aku memberikan nama pada creative studio-ku yaitu 3Chunkies. Nama ini muncul karena sejak awal, semua hal aku mengerjakannya sendiri, dan selalu ada pasanganku dan kucing abu - abu kesayanganku yang memberikan support dan perhatian sehingga aku semakin bersemangat dalam menjalankan bisnis. Sehingga bagiku, keduanya merupakan support system penting dalam bisnisku. Hal ini seperti misi dari bisnisku, yaitu menjadi support system bagi bisnis lainnya.
3Chunkies adalah creative studio berbasiskan di Bali
Namun, saat aku sedang bersemangat mendapatkan klien di bidang food & Beverage, tahun 2020 corona melanda. Hampir seluruh klien aku menutup bisnisnya, protokol kesehatan membuat bisnis mereka terhenti yang artinya kegiatan marketing juga berhenti. Hal ini membuatku kaget, tidak dipungkiri aku merasa sangat terpukul dan kecewa saat itu. Hingga bisnisku seperti mati suri pada tahun 2020. Sempat terbesit untuk menyerah, ditambah banyak masalah yang muncul seperti akun media sosial bisnisku yang di hack, kehilangan klien, hingga rasanya tidak ada harapan untuk bisnisku saat itu.
Dengan keyakinan dan dukungan dari support system-ku, aku tetap bertahan di Bali dan meningkatkan kemampuan - kemampuan yang mendukung bisnisku, hingga pada tahun 2021, sedikit angin segar menerpaku. Aku melihat dampak dari pandemi Corona ini adalah munculnya bisnis - bisnis makanan baru. Tidak sedikit orang beralih profesi dan akhirnya berjualan makanan. Aku dengan sigap membantu mereka. Aku sangat senang dan puas dapat membantu mereka, walaupun tarif yang aku dapatkan tidak seperti sebelumnya, namun ada kepuasan tersendiri saat aku berhasil membantu bisnis - bisnis yang baru dirintis dan meringankan sedikit beban mereka akibat terpaan covid-19.
Beberapa hasil foto dan pembuatan konten dari 3chunkies.com
Beberapa orang mulai menemuiku, mereka mulai berkonsultasi terlebih untuk bidang makanan & minuman. Aku yang telah membuat perencaan bisnis untuk industri makanan sejak 2017, semakin bersemangat menggeluti ini. Tidak perduli seberapa besar bisnisnya, aku tetap mencurahkan 100% pemikiranku. Hingga akhirnya, kini creative studio milikku mulai berjalan kembali. Aku menawarkan jasa foto produk, pembuatan website, pengaturan media sosial (Social media management), copywriting, iklan digital, dan content marketing.
Jasa - jasa yang ditawarkan di 3Chunkies
Aku ingin creative studio milikku yang akan berfokus 70% ke dunia food & beverage dapat menolong UMKM dan para pebisnis lokal yang juga merasakan dampak dari pandemi. Tujuanku mengikuti kompetisi #ModalPintar , aku ingin sekali menambah 1 komputer untuk pengelolaan gambar dan video, pencahayaan studio (studio lighting), peralatan kamera seperti gimbal, flash, dan lensa kamera. #ModalPintar agar yang aku harapkan dapat membantu misi bisnisku dalam mensupport bisnis lokal di Bali. Selain itu, tentu saja aku ingin lebih menekuni bisnis ini dan meningkatkan kemampuanku dalam bidang marketing, produksi konten dan pemanfaatan teknologi untuk UMKM dan bisnis lokal di Bali. #ModalPintar yang dibutuhkan untuk meningkatkan bisnisku berkisar 35 juta rupiah.
Bagiku, bisnis tidak hanya sekedar mencari untung, tetapi juga harus bisa membantu orang lain dalam memajukan kualitas hidup mereka. Melalui kemampuanku di bidang digital marketing, aku ingin membantu pelaku usaha UMKM, UKM dan segala bisnis lokal agar dapat semakin berkualitas dan meningkatkan omset mereka. #ModalPintar ini akan merubah total laju usahaku, tentu saja dengan bantuan #modalpintar aku akan semakin memaksimalkan kesempatan untuk meningkatkan bisnisku dan membantu orang lain. Karena bisnis itu juga harus menginspirasi orang lain, membantu sesama dan juga memberikan kita kebahagian!