Usaha Anggrek dan Tanaman Hias, Berawal dari Hobi
Usaha jualan tanaman yang saya geluti berawal dari hobi, dirintis tahun 2017. Bisa intip instagramnya di Anggrek.Hias. Hobi nanam-nanam, pengen punya halaman rumah asri hijau-berbunga, suka anggrek dan tanaman hias, suami juga suka tanaman, bedanya saya plus merawat dia penikmat dan yang modalin ?. Terpikir jadi usaha karena melihat peluang dari lingkungan sekitar, banyak warga di kampung tempat saya tinggal profesinya petani/pedagang lapak tanaman hias tapi dikelola dan dikemas dengan cara tradisional sehingga jangkauan pasar tidak luas, pembeli terbatas dan ini berpengaruh pada income. Jadi kenapa tidak kita bikin maju? Awalnya saya (dan suami) sama sekali ga mikirin cuan atau cari untung tapi karena suka dan ingin kampung saya maju.
Di tahun itu juga saya nekat ikut pameran Bunga dan Buah yang diadakan Institut Pertanian Bogor di halaman kampus Baranang Siang Bogor. Niatnya bukan mencari untung karena dari hitung-hitungan sewa stand pameran, ongkos sewa truk untuk mengangkut tanaman dan biaya selama menjaga stand, sudah jutaan rupiah. Saya niatkan mencari mencari pengalaman dan mencari jaringan pertemanan sesama petani dan pedagang tanaman hias. Alhamdulillah niat itu tercapai, dari pameran itu saya mendapat beberapa kenalan petani tanaman hias yang sampai kini masih bekerja sama dengan baik.
Oh ya basic usaha saya jualan online di Instagram dan membuka toko online di beberapa marketplace. Tapi hanya 1 yang bertahan, sementara yang lainnya kami tutup karena tidak terhandle. Tahun pertama jualan, kami rajin memasang iklan di instagram untuk mendapatkan follower, Alhamdulillah follower 7000 pure hasil iklan. Keuntungan mendapatkan pengikut karena iklan konten, akun yang mengikuti tepat sasaran karena saat kita iklan di instagram menyasar sesuai katagori yang kita inginkan.
Usaha jualan tanaman yang saya geluti berawal dari hobi, dirintis tahun 2017. Bisa intip instagramnya di Anggrek.Hias. Hobi nanam-nanam, pengen punya halaman rumah asri hijau-berbunga, suka anggrek dan tanaman hias, suami juga suka tanaman, bedanya saya plus merawat dia penikmat dan yang modalin ?. Terpikir jadi usaha karena melihat peluang dari lingkungan sekitar, banyak warga di kampung tempat saya tinggal profesinya petani/pedagang lapak tanaman hias tapi dikelola dan dikemas dengan cara tradisional sehingga jangkauan pasar tidak luas, pembeli terbatas dan ini berpengaruh pada income. Jadi kenapa tidak kita bikin maju? Awalnya saya (dan suami) sama sekali ga mikirin cuan atau cari untung tapi karena suka dan ingin kampung saya maju.
Di tahun itu juga saya nekat ikut pameran Bunga dan Buah yang diadakan Institut Pertanian Bogor di halaman kampus Baranang Siang Bogor. Niatnya bukan mencari untung karena dari hitung-hitungan sewa stand pameran, ongkos sewa truk untuk mengangkut tanaman dan biaya selama menjaga stand, sudah jutaan rupiah. Saya niatkan mencari mencari pengalaman dan mencari jaringan pertemanan sesama petani dan pedagang tanaman hias. Alhamdulillah niat itu tercapai, dari pameran itu saya mendapat beberapa kenalan petani tanaman hias yang sampai kini masih bekerja sama dengan baik.
Terpikir untuk memperluas usaha dibidang rental tanaman dan jasa dekorasi tapi terbentur modal dan sumberdaya. Waktu itu saya juga belum total konsen ke usaha, sisa waktu setelah mengurus anak dan suami lebih banyak jadi penulis lepas dan blogger, sementara suami bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta. Jadi usaha tanaman hias seperti pengisi waktu dan untuk hobi, termasuk hobi jalan-jalan untuk hunting tanaman.
Walaupun kadang ada keraguan dengan usaha ini tapi saya merasa tidak mungkin mundur dari usaha ini karena modal yang dikeluarkan (suami) untuk membuat green house dan membeli tanaman sudah cukup banyak. Suami memang mendukung usaha ini karena sebagai karyawan di perusahaan swasta tentu kita tidak bisa menduga bagaimana masa depan perusahaannya. Kami juga merasa punya beban moral pada rekanan petani, pedagang lapak dan konsumen yang setia.
Awal pandemi adalah titik dimana saya agak hopeless dengan usaha tanaman karena saya pikir, siapa yang mau beli tanaman dalam situasi seperti ini? Namun tanpa diduga pasca new normal banyak pembeli datang ke kebun karena melihat alamat kebun saya ada di google map. Oh ya, alamat kebun saya sudah kami daftarkan di google map sejak awal tahun 2019, bisa search Rumah Kebun Anggrek Hias Kampung Pakis Rawa Kalong Gunung Sindur Kab. Bogor. Di saat bersamaan, perusahaan tempat suami bekerja juga terimbas pandemi, dan ini bikin dag dig dug (you know what i meant ?)
Akhirnya mengelurkan modal (lagi) tapi bukan tanpa rasa khawatir apalagi modal yang saya pakai uang sehari-hari alias uang dapur, bukan uang simpanan khusus. Saya tidak berani pinjam ke bank untuk usaha ini. Alhamdulillah pelanggan bertambah.
Usaha yang membuka peluang dan lapangan kerja
Yang saya suka dari usaha tanaman ini adalah bisa berbagi keuntungan dengan banyak orang, membuka peluang dan lapangan kerja untuk lingkungan sekitar. Sebagai ibu rumah tangga dengan dua anak, tidak mungkin saya melakukan usaha ini sendiri, dari promo, pengepakan hingga merawat tanaman. Seiring waktu usaha saya membuka lapangan kerja. Saya juga memiliki 8 rekanan sesama petani dan pedagang lapak tanaman hias yang tak lain warga di lingkungan kampung tempat saya tinggal. Kami berkolaborasi untuk saling support. Saya juga sudah memiliki reseller.
Impian Rumah Kebun Anggrek Hias tahun 2022
Impian saya untuk usaha Anggrek.Hias tahun 2022, simple nya ingin bertambah maju dan besar. Detailnya, seperti rencana yang pernah saya dan suami diskusikan pada tahun-tahun pertama kami membuat usaha ini, yaitu ingin membuka jasa rental tanaman. Kami juga ingin memiliki nursery, bukan sekedar beli jual. Pembibitan sebenarnya sudah dimulai sejak kami membuat usaha ini tapi terbatas jumlahnya karena keterbatasan lahan dan modal. Kami juga ingin menjual tanaman buah dan herbal, ini sudah dimulai tapi stok masih terbatas. Ide menjual tanaman buah dan herbal datang dari pembeli yang berkunjung ke kebun, mereka tertarik untuk membeli saat melihat tanaman buah dan tanaman herbal yang saya tanam di pot-pot di teras rumah.
Impian dan rencana lain, saya ingin memiliki toko offline dengan konsep outdoor tempatnya di kebun dan teras rumah yang sekarang sehingga orang yang membeli langsung ke kebun merasa nyaman.
Berdasarkan pengalaman, pembeli yang datang ke kebun jika istrinya yang membeli sementara suaminya hanya mengantar biasanya bete menunggu istrinya pilih dan tawar-menawar tanaman. Atau sebaliknya istrinya bete karena menunggu suami pilih-pilih tanaman. Jadi impian saya tahun 2021 Rumah Kebun Anggrek.Hias memiliki meja dan kursi yang nyaman untuk pembeli yang datang ke kebun, tentu dengan konsep outdoor dan pengunjung dibatasi selama Covid. Tapi tanpa pembatasan pun yang datang ke kebun hanya sedikit karena kebunnya terletak di pinggiran kota, jauh.
Untuk mewujudkan impian usaha 2021 saya membutuhkan modal tambahan, untuk pembibitan, membeli rak baru, tanaman dan sebagainya. Semoga saya dapat #modalpintar dari Sisternet.