Menjadi seorang entrepreneurship selalu ada dalam bayangan ku semenjak kuliah.
Karena aku sudah membayangkan kelak setelah menikah akan menjadi ibu rumah tangga. Namun karena aku bukan tipe orang yang bisa diam saja tanpa melakukan apapun, maka aku akan menjadi ibu rumah tangga yang berbisnis. Atau istilah jaman now adalah mompreneur.
Namun ketika aku mulai bekerja di perusahaan, aku mulai terlena. Enak jadi orang kantoran. Gaji pasti dengan salary yang bisa dibilang lebih dari cukup bagiku. Sehingga aku uda mulai males mikir mau bisnis apa.
Hingga akhirnya aku menikah dan hamil. Posisi saat itu aku bekerja di Makassar, sedangkan keluarga dan juga suami berada di Surabaya. Jadi resign adalah satu satunya opsi pada saat itu. Karna ga mungkin aku membesarkan anak seorang diri di Makassar. Dan ga mungkin juga aku meninggalkan anak di Surabaya sementara aku berada nan jauh disana.
Dan resign pun terjadi ketika kandungan ku menginjak 8 bulan. Walaupun tabungan sudah sangat cukup untuk memulai bisnis, tapi belum ada bayangan mau bisnis apa. Yasudahlah kita jalani saja. Begitu pikirku pada saat itu.
Setahun berlalu, dua tahun berlalu, bisnis pun tak kunjung mulai. Simpel karna aku tak tau mau apa. Aku selalu bercanda dengan teman dekatku bahwa kelak aku mau bikin toko ku. Namun baking pun aku tak bisa dan tidak tergerak untuk les juga.
Hingga suatu hari, di bulan Januari 2019 suami ku ada urusan ketika weekend. Untuk mengisi waktu bersama anak perempuan ku, kami pun berniat untuk baking bersama. Cari lah resep yang mudah. Dan pilihan jatuh kepada brownies! Pemihan brownies ini bukan karna aku memang pecinta brownies. Tapi lebih ke karena mudah cari bahan nya dan cara bikin nya.
Dan mulai lah pencarian bahan dan juga baking pun terjadi. Setelah semua bahan lengkap, kami memulai proses baking. Yes, this is my first time baking!!
And surprisingly, hasilnya enak!!!! Sebagai pecinta brownies fudgy aku bisa dengan mudah mengenali brownies yang enak dan kurang enak. Sudah beberapa produk brownies pernah ku coba. Dan dari beberapa brownies yang sudah pernah aku coba, dengan percaya diri aku bisa bilang bahwa brownies yang kami buat ini enak!
Sebagai mamak milenial, akupun tidak mau ketinggalan untuk berbagi cerita keberhasilan ku membuat brownies ini di instagram story. Dan masih terkagum kagum dengan brownies buatan kami ini, aku pun iseng menjual brownies ini. Dan again, surprisingly, ada yang beli!! I wanna cry literally at that time!
Ini adalah penampakan brownies pertama yang aku jual.
4 pesanan pun masuk di awal sekali ketika pertama kali open order. Saat itu oven yang aku punya hanya oven standar yang hanya bisa baking 2 pax brownies. jadi akhirnya semakin sering baking brownies, semakin bisa bagus bentuk dari brownies yang aku bikin. Alhamdulilah 4 orang yang mencoba respons nya positif semua.
Dengan adanya testimoni dari 4 orang tersebut, aku semakin memberanikan diri untuk open order terus terusan. dan Alhamdulilah response sangat positif. Aku pun segera membuat logo dan juga stiker agar brownies ini bisa terjual resmi dengan merk. Nama usaha kecil ku ini aku beri nama Brie's Kitchen. Brie aku ambil dari nama anak perempuanku, Abriella. Tidak ada embel embel brownies di belakang Brie's karena aku punya visi nantinya yang aku jual tidak hanya brownies. Jadi aku memilih menggunakan nama belakang Kitchen.
Ini brownies yang siap dikirimkan ke customer. Karena laris manis, akhirnya aku membuat varian mini. Dengan tujuan agar semakin banyak orang yang bisa mencoba brownies ku. Namun pada akhirnya aku mengeliminasi ukuran mini ini karena aku akan membuat packaging resmi. Dan untuk cetak packaging ada minimal pembuatannya, jadi akan repot apabila memiliki 2 size yang berbeda. Maka aku pun memilih satu ukuran yaitu ukuran 30x10 cm untuk brownies ku. Dan akupun sudah upgrade oven yang sekali baking bisa membuat hingga 5 pax brownies.
selain upgrade oven, aku pun memperbanyak jumlah loyang brownies, membeli packaging lebih banyak, dan juga stock lebih banyak bahan baku. Modal terasa sangat besar karena pembelian oven. Jika di total mungkin aku telah mengeluarkan kurang lebih 5 juta rupiah untuk mulai menyeriusi bisnis ini
Satu tahun berlalu, aku masih menggunakan packaging mika. Penjualan yang di awal sangat tinggi, makin lama mulai menurun. Sempat naik ketika lebaran, tapi setelah itu akan turun lagi. Aku pun mulai rajin berjualan di sosial media Brie's Kitchen
Selain mulai aktif di instagram Brie's Kitchen, akhirnya aku memberanikan diri untuk cetak packaging. Keputusan yang cukup besar karena sejujurnya aku belum seyakin ini dengan bisnis ini. Namun, jujur karena cuan is life (lol) dan aku tidak tau bisnis apa lagi yang bisa aku lakukan dengan posisi harus mengurus anak juga, maka aku mulai membulatkan tekad untuk benar - benar menyeriusi bisnis Brie's Kitchen. Di mulai dengan membuat packaging dengan minimal pemesanan adalah 1,000 pcs. Mungkin di tempat lain bisa lebih sedikit jumlahnya, namun harga nya yang menurut ku masih sesuai kemampuan modal adalah dengan membeli 1,000 pcs.
Dengan mencetak packaging dalam jumlah banyak pun membuat ku memiliki target untuk segera menghabiskan stock packaging yang ada. Sehingga akupun harus berusaha untuk memasarkan dan menjual produk Brie's kitchen.
Lebaran 2020 kemarin akhirnya aku mengeluarkan menu terbaru Big Box dengan ukuran 20x20 dengan berbagai macam toping. Big Box ini sebenarnya adalah kemasan untuk hampers. Untuk menekan cost, aku pun menggunakan packaging biasa.
Untuk dapat terus bertahan akupun rajin mengeluarkan hal baru. Walaupun hanya sekedar toping baru. Ada yang berhasil, ada pula yang hanya sekejap saja. Seperti ketika aku mengeluarkan varian lotus, ternyata kurang dapat respons.
Di akhir tahun 2020, ketika anak ku ulang tahun, aku terfikir untuk membuat hampers sendiri. Yaitu DIY Brownies. Jadi anak anak bisa membuat sendiri toping brownies sesuai yang mereka inginkan. Konsep yang sebenarnya cukup banyak yang menanyakan, tapi terbentur harga. Dimana dengan harga itu mereka bisa mendapatkan hampers berupa tas atau pouch yang lebih terlihat "wow" untuk hampers. Ya mungkin nanti akan ku pikirkan bagaimana untuk mengakali ini.
Di tahun 2021, aku lagi menyukai Basque Burnt Cheese Cake. Dan iseng aku browsing resep dan aku membuat sendiri. Dan hasilnya sungguh di luar ekspektasi. Karena enak! Tidak butuh waktu lama aku pun menjual Basque Burnt Cheese Cake buatan ku. Dan laris manis di minggu minggu awal. Semua orang suka. Namun karena memang cukup pricy, produk ini pun tidak terlalu laku keras di pasaran. Lagi lagi PR ku cukup banyak juka ingin mengembangkan bisnis ini ke level yang lebih tinggi.
Di akhir tahun 2021 aku berkolaborasi dengan Kopi Setengah Serious. Aku selalu memikirkan bahwa brownies di kombinasikan dengan kopi itu sebuah kesempurnaan. Namun aku belum mampu untuk membuka sendiri kedai kopi. Maka jalan tercepatnya adalah dengan berkolaborasi. Dan Alhamdulilah sambutan dari pelanggan pun cukup baik. Dan kolaborasi ini memberikan pelajaran yang sangat banyak. Bagaimana partner kolaborasi saya mengerjakan dengan serius kolaborasi ini untuk foto dan juga chanel penjualannya.
Dan sampailah di tahun 2022. Di tahun ini aku berharap bisa meng-upgrade Brie's Kitchen. Yang awalnya hanya usaha rumahan tanpa karyawan, aku ingin lebih melebarkan bisnis ini. Membuka sebuah kedai/toko, dan bisa merekrut beberapa orang karyawan.
Dan itulah alasan mengapa aku mengikuti kompetisi Sisternet ini. Karena untuk bisa upgrade bisnis, akupun sebagai pemilik yang menjalankan bisnis ini juga harus upgrade ilmu. Banyak sekali rencana yang ada dalam pikiran ku cara - cara untuk mengembangkan bisnis ini, namun akan lebih mantap jika bisa mendapatkan ilmi langsung dari ahlinya dan yang tentunya sudah berpengalama.
Dengan keseriusan ku ini, aku harap mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program selanjutnya untuk mendapatkan ilmu dan mendengarkan sharing dari sesama pelaku bisnis. #ModalPintar Untuk bisnis yang lebih baik di 2022