Hi, Sisters!
Salam perkenalan dariku, Dian, founder dari Littlemonq, sebuah brand pembuat mainan dari bahan natural seperti kayu dan homemade playdough yang didesain khusus untuk perkembangan anak. Aku adalah seorang mantan PNS yang sejak Januari 2022 fokus berwirausaha sambil mengurus si kecil di rumah.
Lahirnya Littlemonq di tahun 2020 dilatarbelakangi oleh minatku terhadap mainan edukasi dan montessori. Saat itu, aku kesulitan dalam mencari mainan yang berkualitas untuk anakku yang diproduksi lokal, estetik, sekaligus ramah lingkungan. Aku sangat menyukai mainan anak dari kayu karena selain indah, kayu juga aman dan awet. Mainan kayu yang simple juga merangsang imajinasi anak dan tidak membuat anak overstimulasi. Sayangnya, saat itu, untuk mendapatkan mainan kayu yang berkualitas, aku harus impor dan mengeluarkan biaya yang mahal.
Aku kemudian berpikir untuk membuat mainan kayu untuk anakku sendiri. Aku berkeliling mencari pengrajin kayu yang mau membuat prototype mainan yang kudesain dan cocok baik dari segi kualitas pekerjaan maupun kualitas kayu. Setelah kayu dibentuk, mainan setengah jadi tersebut kuwarnai dan kupernis sendiri. Ternyata hasilnya bagus juga!
Aku lalu kepikiran bagaimana kalau mainan-mainan ini kujual. Apalagi melihat hasil kerja tangan terampil pengrajin kayu Indonesia yang tidak kalah hebat dengan mainan impor, aku pikir mainan kayu lokal bisa bersaing dengan brand global. Melihat peluang tersebut, sekaligus hobi craft dan menggambar yang kusukai sejak kecil, aku membangun Littlemonq.
Aku memulai Littlemonq dari meja dapur yang kusulap menjadi meja kerja untuk mengecat, mengamplas, dan proses finishing. Mainan kujual secara online baik lewat Instagram maupun marketplace. Tidak disangka, minat konsumen terhadap produk dari usaha yang menjadi sambilanku di masa pandemi ini terbilang fantastis. Di tahun pertama aku membangun Littlemonq, aku bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah, dan naik 3 kali lipat di tahun kedua. Dari yang kumulai sendirian, Littlemonq sekarang bermitra dengan sejumlah pengrajin kayu di Indonesia, juga mempekerjakan 14 orang pegawai di sekitaran Bandar Lampung. Littlemonq juga sekarang sudah memiliki puluhan reseller yang tersebar di 9 negara (Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, China, Hongkong, Taiwan, dan Korea Selatan), selain menjual retail ke konsumen internasional lewat Etsy.
Dua tahun awal Littlemonq yang terbilang berhasil tidak membuatku berpuas diri. Aku merasa masih butuh banyak belajar demi keberlanjutan bisnisku, apalagi di zaman yang serba cepat ini. Jika kita terlambat berinovasi, tidak ada jaminan kita akan terus survive. Salah satu upayaku dalam meningkatkan kapasitas diri adalah dengan mengikuti Program Inkubasi Bisnis W20 #Sispreneur dari Sisternet.
Di tahun 2022 ini, ada beberapa agenda yang kurencanakan untuk Littlemonq. Beberapa di antaranya adalah
1. penambahan anggota tim khususnya tim digital marketing, desain, dan admin,
2. berkolaborasi dengan intellectual property brand,
3. mengikuti beberapa pameran baik di dalam maupun di luar negeri,
4. masuk ke pasar retail offline lewat konsinyasi.
Untuk menjalankan rencana di atas, aku membutuhkan modal usaha sekitar 700 juta rupiah, dengan harapan omzet penjualanku naik 2 kali lipat dibandingkan omzet tahun lalu.
Impianku adalah agar anak-anak di seluruh dunia memiliki memori masa kecil yang indah dan perkembangan yang optimal lewat bermain dengan mainan-mainan Littlemonq. Harapanku juga lewat Littlemonq, aku dapat memberikan dampak positif yang lebih luas untuk sosial dan lingkungan sekitar. Doakan semoga terwujud, ya, Sisters!