Assalammualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh,
Berawal dari kegalauan saya sebagai karyawan yang sudah menikmati indahnya bekerja sejak jaman masih berstatus sebagai mahasiswa, dan dihadapkan pada situasi yang harus memilih antara terus bekerja atau pensiun dini alias stay at home wife alias tidak bekerja. Sudah terbiasa dengan jam kerja yang 9 to 5 (tapi lebih sering nya 9 to 8 hehe), terbiasa dengan setiap bulan ada pendapatan tetap, dan juga segala rupa lika-liku kehidupan kantor. Waktu itu terasa sangat berat untuk 'dilepaskan'.
Tetapi akhirnya setelah sekian purnama pilihan jatuh pada berhenti bekerja. Seminggu pertama sangat menikmati memang, tapi lama lama kok hidup rasanya seperti 'plain' gitu... datar aja gitu ngga ada pencapaian. Sekedar pekerjaan rumah yang sudah beres itu nampaknya bukan pencapaian tapi tanggung jawab. Akhirnya 'jiwa' entrepreneur mulai muncul pada saat diberikan kepercayaan untuk 'mengawal' keponakan yang baru masuk pre-school pada tahun 2016. Dimana pada saat itu sekolah nya belum ada kantin nya jadi lah saya jualan pudding. Silky pudding pada waktu itu. Alhamdulillah banyak yang suka.
Setelah keponakan lulus, saya pikir maka selesailah juga jualan nya nih... ternyata setelah nya masih ada ibu ibu yang suka pesan silky pudding buatan saya. Semakin semangat jadinya, timbul keinginan untuk bisa menambah varian produk. Akhirnya pelan pelan bisa bikin brownies, kue chiffon dan bolu. Sehingga memasuki tahun ke 2 varian produk nya mulai berkembang. Mulai bisa mengumpulkan uang untuk bisa upgrade peralatan untuk produksi pudding, brownies dan aneka kue bolu. Lalu mulai masuk masukin produk ke cafe. Seneng banget rasanya bisa punya pencapaian lagi. Yang tadinya orang tua saya ragu dengan keputusan yang saya ambil hingga akhirnya pelan pelan bisa meyakinkan mereka kalau saya bisa!
Bisa tetap punya pencapaian dalam hidup, bisa punya pendapatan sendiri walaupun hasil nya masih jauh memang dari penghasilan sebagai karyawan. Tetapi paling tidak ada sedikit pencapaian dari yang hanya dirumah saja. Seiring berjalan nya waktu membawa saya pada pandemi covid-19 yang membuat kami (saya dan suami) 'hijrah' ke tanah kelahiran suami di Pontianak, Kalimantan Barat. Ternyata disini saya 'dipertemukan' dengan sispreneur. Suami terpaksa harus meninggalkan pekerjaan di Jakarta dan usaha Choco-D Headquarter inilah yang menjadi 'penopang' kehidupan kami disini.
Saya kembali berjuang dari nol untuk menjalankan usaha kuliner Choco-D Headquarter disini tanpa memiliki teman. Alhamdulillah saudara dan keluarga menjadi salah satu support system yang utama. Setelah keluarga membantu, yang kemudian sangat membantu adalah sosial media. Digital marketing harus dijalankan demi kelangsungan usaha. Terutama setelah mendapat webinar pintar tentang literasi digital, bagaimana 'kekuatan' digital marketing yang sangat diharapkan bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana supaya produk produk Choco-D Headquarter bisa dikenal oleh masyarakat di lingkungan sekitar sedangkan pandemi membatasi mobilitas. Sejak itu saya semakin banyak belajar bikin posting-an. Tanpa disadari quality time dengan suami sekarang lebih banyak di dapur. Karena management waktu yg saya jalani kan tanggung jawab untuk keluarga adalah yang pertama. Jadi setelah kegiatan memasak untuk keluarga sambil menunggu ada orderan masuk bisa pegang hp untuk brainstorming dengan suami mengenai materi apa yang mau diposting. Dan itu semua dilakukan di dapur. Foto foto produk juga kami lakukan di dapur. Tanpa kami sadari kami sering sekali 'meeting' didapur. Produksi order an sudah pasti di dapur. Jadi sekarang Dapur ku adalah Kantor ku, Dapur ku menjadi Kantor untuk suamiku. Karena Choco-D Headquarter adalah tumpuan hidup baru kami. Maka kamipun berbagi peran. Saya bagian produksi, suami bagian marketing. Sekarang Dapur menjadi bagian terpenting dalam hidup ;)
Dari dapur bisa sambil masak, dari dapur bisa sambil bikin order an, dari dapur bisa sambil jualan, dari dapur bisa sambil webinar, masyaAllah. Terkadang kami juga dihadapkan pada issue bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi tinggi toh nanti juga di dapur dapur juga, atau paradigma kalau perempuan ngga boleh lebih sukses daripada suami dan bahkan pak suami juga seringkali dihadapkan pada paham atau pendapat bahwa laki laki itu tempatnya bukan didapur tetapi sekarang jaman nya sudah berubah. Walaupun sering berada di dapur tapi tetap bisa menafkahi keluarga, justru banyak pintu rejeki yang terbuka untuk kami dari Dapur. Alhamdulillah sekarang sudah bisa mendapatkan pelanggan diluar dari circle 'keluarga'. Setelah mengikuti kelas inkubasi bisnis sispreneur 2021 saya ingin sekali bisa melebarkan dapur supaya bisa semakin nyaman pada saat melakukan proses produksi, foto produk, brainstorming konsep marketing, membuat laporan keuangan hingga membuat oulet offline sederhana dirumah. Ingin sekali 'menyulap' garasi rumah supaya bisa difungsikan sebagai dapur sekaligus kantor sehingga menjadi pusat kegiatan dari Choco-D Headquarter ya di dapur itu. Sedikit banyak terinspirasi juga dari Ibu Desire yang punya brand "Mamitoko", dapur dirumahnya itu lhoo ...cantiiikkk sekali. Bisa masak disitu, bikin konten disitu sampai bikin meet and greet disitu juga. Keren banget kan! Semoga melalui Kompetisi Modal Pintar 2022 saya bisa mewujudkan cita cita itu. Supaya semakin semangat lagi mengembangkan usaha nya, dari entrepreneur hingga bisa menjadi couplepreneur, bisa membuka lapangan pekerjaan, dan bisa menjadikan Choco-D Headquarter sebagai warisan anak-cucu... Aamiin yaa Rabb.
Besar harapan saya untuk bisa #BeraniNaikKelas melalui Kompetisi #ModalPintar 2022 ini. Bisa mewujudkan mimpi bahwa Choco-D Headquarter bisa menjadi 'Besar'. Hingga kelak bisa membuka cabang di Jakarta hingga Luar Negeri. Aamiin. Terimakasih kepada Sispreneur XL Axiata dan KemenPPPA yang telah menyelenggarakan kelas Inkubasi Bisnis 2021 dan Festival Webinar Pintar 2021 sehingga bisa menginspirasi perempuan Indonesia untuk #BisaNaikKelas dan #JadiLebihBaik , menjadi perempuan Indonesia yang lebih baik, lebih kreatif dan lebih produktif sehingga kita bisa turut membantu mensejahterakan keluarga. Dengan keluarga sejahtera dapat menghasilkan generasi generasi muda yang lebih berkualitas.
Wassalammualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh