Hai sisters!!
Biar lebih akrab, perkenalkan nama aku Ifon Ratna Dewi, biasa lebih dikenal dengan nama Ifon, peran utamaku adalah sebagai Ibu Rumah Tangga dengan dua anak. Aku mempunyai keinginan yang kuat untuk bisa mempunyai penghasilan sendiri semenjak kuliah, dari mulai kerja part-time, mengajar, menjadi barista, memiliki usaha fashion dan sepatu, jual makanan, dan yang semua berujung tutup. Tapi katanya kegagalan itu awal dari keberhasilan bukan? setelah lulus kuliah, aku bekerja di konsultan perminyakan sesuai dengan jurusanku, Teknik Geologi, yang kata orang menjadi tukang batu, that,s right? Namun karena harga minyak dunia makin rendah, sehingga harus banting setir menjadi bankir. Namun, selalu kunikmati semua prosesnya, bener ga? Hingga akhirnya menikah dan mempunyai anak perlahan mulai resign dan menggeluti bisnis kembali, yang menjadi passion sedari dulu.
Aku mau cerita soal banyak hal di dunia bisnis yang ibaratnya seperti menulis dengan tangan kiri; susah, tapi bisa. Well, Kana Brownie came up from the beginning of Pandemic, Corona got me an idea untuk bisnis kue online dengan style kue sehat. Aku memulainya di Jogja, tempat tinggalku saat ini. Dengan banyaaaak sekali UMKM maju yang kreatif inovatif, bukannya aku gak takut bahwa aku gak bisa mengikuti flownya. Tapi, we would never know if we don’t give it a try kan?
Kana Brownie berawal dari aku yang suka ngulik masak, hobi baking, dan ya memang suka makan juga. Awalnya berpikir, setelah banyak menggeluti dunia wirausaha, dari mulai produksi susu almond, jual kacang-kacangan, fashion, sepatu, kayaknya yang paling aman itu kita memproduksi, bukan menyetok barang seperti fashion, dan lebih cepat laku perputaran uangnya. We start with brownie dan burnt cheesecake. Pertama kehadirannya, I can say it went so well. Mulai dari menebar sample, banyak respon positif yang kudapat dari lingkungan keluarga dan teman. Aku banyak berkutat di marketing sosial media, bergerilya di berbagai komunitas bisnis makanan sehat dan sustainable, serta mengikuti banyak event pasar sehat di Jogja, dan Burnt Cheesecake adalah kue yang viral dan belum banyak ditemui di cake shop offline atau online. Aku mulai Kana Brownie dengan tagline Gluten Free, sesuai dengan tujuanku membuat bisnis makanan sehat dari keseharianku yang mengurangi konsumsi gluten.
Bermula dari pangsa pasar sehat, rajin ikut event bareng teman komunitas sehat memberanikan ku utuk berjualan online melalui Instagram, melalui whatsApp dan berkembang ke aplikasi jualan hingga ke marketplace. KANABROWNIE berkomitmen untuk selalu menjaga kualitas dan ke higienis-an produknya, juga mengeluarkan additional menu setiap bulannya diluar menu pokok, selain itu juga adanya suatu Hari Raya maupun event, kami pasti mengeluarkan varian baru maupun hampers sesuai dengan tema.
It goes very very well. Antusias banyak orang dari Jogja atau bahkan di luar Jogja seperti Bali dan Jakarta bikin aku berusaha menghadirkan banyak menu lain yang Gluten Free. Selain aku harus belajar, gak jarang aku pun juga harus banyak mengedukasi customer yang baru kenal pola makan bebas gluten. Its hard, anyway, tapi seperti kataku, susah tapi bisa. Di bisnis lewat sosial media, konten adalah kunci, aku berusaha maksimal dalam hal itu. Mulai dari rutin endorse, IG ads, konten edukasi gluten free, ramai di banyak ‘tongkrongan’ sosmed, dan berkolaborasi dengan bisnis yang satu warna. Di tahun kedua, Kana Brownie mencapai 10ribu followers. Tentu saja bukan semua followers itu adalah customer-ku, tapi itu berarti 10ribu orang antusias dan ingin tahu soal produk ini. Dalam bisnis sosial media, followers adalah satu pencapaian, tentang daya beli mereka, konten kami harus bisa diandalkan.
Tujuanku mengikuti #ModalPintar Sisternet ini adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi Kanabrownie di tahun 2022 dengan tetap mempekerjakan para perempuan sekitar sebagai asisten baker maupun admin medsos, serta menyambung kerjasama dengan brand lokal lainnya. Selain itu aku ingin membeli kamera yang lebih mendukung untuk membuat foto maupun video reels atau tiktok yang lebih ciamik lagi. Ditambah lagi, aku ingin membuka kedai tea bakehouse, tempat singgah baru bagi Kanabrownie agar dapat melayani customer secara langsung dan menjangkau market yang lebih luas lagi.
Aku sangat ingin menjadikan KANA sebagai brand yang seimbang antara profit dan purpose. Menjadi sebuah medium yang tak hanya memberikan dampak ekonomi bagiku, namun juga memberikan dampak positif bagi seluruh Kanabrownie team, ibu-ibu sekitar yang diperdayakan, komunitas dan lingkungan sosial disekitarnya. Seperti menulis dengan tangan kiri; susah, tapi bisa. Itulah definisiku soal bisnis Kana Brownie. Kami tidak seketika viral, laris dan meraup banyak omset, namun kami juga menikmati prosesnya meniti satu demi satu customer, mengedukasi mereka soal gaya hidup sehat, memperkenalkan makanan gluten free yang rendah gula, tanpa gula pasir, dan tanpa bahan 4P. Mendapati banyak customer kami adalah orang-orang yang gak bisa makan cake tapi lalu menemukan kami dan menikmati produk kami, ikut andil dalam pemberdayaan petani singkong lewat tepung mocaf, aint its quiet amazing progress to enjoy?