Hai Sisters!
Salam kenal, nama saya Marga. Seorang karyawati kantoran yang hingga kini masih berkutat dengan kehidupan kerja. Usaha yang saya geluti sejak tahun 2019 berada di bidang F&B. Saya berjualan kue-kue dan camilan.
Apakah saya jago masak makanya jualan? Nggak juga sih. Saya cuma bisa masak apa yang sudah ibu saya ajarkan.
Memulai berjualan ini saya hanya berbekal rasa ingin bantu melariskan jualan orang lain, dan karena saat itu saya takut banget di-PHK alias memang lagi berada di kondisi kepepet aja. Bisnis yang saya beri nama Dapur Sesuka Hati ini dimulai dari menjadi reseller hingga akhirnya saya menjadi business owner dan membuat produk saya sendiri.
Tahun 2019, salah seorang sepupu terkena PHK. Ia memiliki tanggungan seorang ibu, istri, dan tiga orang anak. Saat itu, tumpuan ekonomi hanya pada istrinya yang sering jualan masakan. Saya pun bukan berasal dari keluarga yang berlebih, masih serba pas, tapi ingin sekali bisa membantu. Satu-satunya hal yang bisa kubantu adalah menjadi reseller masakan-masakannya. Mulai dari risoles sampai kacang bawang, semua aku salurkan ke teman-teman dan kolega kantor. Makanan-makanan tersebut saya kemas ulang agar lebih rapi dan saya beri stiker brand "Dapur Sesuka Hati".
Keuntungannya tidak besar, hanya sebatas Rp500-Rp5.000 saja per produk yang terjual. Saya membuka PO (pre-order) setiap hari Sabtu-Rabu, dan dikirim ke para pelanggan setiap hari Jumat. Lumayan lah, senggaknya saya bisa membantu keluarganya bertahan sambil mencari sedikit tambahan uang jajan.
Masuk tahun 2020, mulai muncul isu-isu nggak mengenakan di kantor, yaitu PHK massal dalam rangka perampingan karyawan. Saya adalah salah satu kandidat yang mungkin banget terkena perampingan itu. Deg-degan? Tentu saja. Sejak lulus kuliah di tahun 2015 saya bekerja kantoran. Rasanya nggak kebayang banget kalau tiba-tiba saya jadi pengangguran.
Saat itu saya berpikir, bahwa saya nggak boleh hanya punya satu sumber penghasilan saja. Lebih baik punya dua atau lebih sumber penghasilan, jadi apabila (amit-amit) saya kena PHK, saya masih punya pegangan penghasilan. Sejak isu itu mulai semakin kencang, saya mulai yakin bahwa saya harus membangun usaha reseller ini menjadi lebih serius, yaitu dengan membuat produk sendiri.
Kacang bawang hasil karya sepupu yang saat itu saya jual. Stiker logo adalah hasil karya utak-atik Canva.
Dulu, setiap menjelang Lebaran, di rumah saya selalu membuat kue kering sendiri. Selera ibu saya cukup tinggi, sulit sekali cocok dengan kue-kue yang dijual di pasaran. Akhirnya, ia membuat sendiri dan mengajarkannya pada saya juga. Saya mencoba peruntungan untuk jualan kue kering. Sekalian cari pasar juga, supaya pas Ramadhan sudah punya pelanggan. Kue yang pertama saya jual adalah kue lidah kucing dan kue sagu keju. Saya bawa ke kantor untuk teman-teman saya coba, dan berakhir ada beberapa orang yang beli.
Tak lupa, saya juga coba merambah ke e-commerce Tokopedia dan Shopee. Tujuannya untuk menambah jumlah pelanggan, agar tidak melulu teman-teman dan kolega kantor saja. Kalau dibilang jualan di e-commerce bakal langsung laku, tentu saja nggak semudah itu. Saya pernah mencoba untuk beriklan di awal-awal, tapi ternyata masih boncos tanpa ada hasil ke penjualan. Ilmu saya masih sangat kurang.
Nggak langsung menyerah, saya mencoba beriklan di sosial media, karena kebetulan sudah punya sedikit ilmu dasar dari hasil kerja di kantor. Saya mengarahkan iklan media sosial ke lapak e-commerce saya. Iklan ini lebih membuahkan hasil, sedikit demi sedikit saya mendapatkan pelanggan.
Bulan yang saya tunggu-tunggu untuk jualan kue kering akhirnya tiba juga, yaitu bulan Ramadhan! Menyambut Lebaran, rasanya memang kurang lengkap kalau tanpa kehadiran beberapa toples kue kering di meja. Memanfaatkan kesempatan ini, saya semakin gencar jualan. Produk kue juga saya tambah, ada kue kastengels, kue chocolate chip, kue cornflakes, dan sebagainya.
Melihat Ramadhan di saat pandemi ini membuat orang jadi kirim-kiriman hampers, tentu saja saya juga membuat kemasan hampers isi kue kering. Kotak saya beli di e-commerce, dan karena bentuk hampers yang saya inginkan sulit untuk toples bulat, akhirnya saya memilih untuk ganti toples menjadi bentuk kotak. Sekalian ganti stiker yang lebih elegan dan nggak plek-ketiplek dari Canva (setelah dilihat-lihat soalnya stiker saya ini sejuta umat, haha).
Hampers kue kering Lebaran versi Dapur Sesuka Hati
Karena masih sambil bekerja kantoran (saya adalah salah satu yang tidak kena PHK akhirnya), urusan produksi saya selesaikan setelah usai sahur sampai jam saya harus bekerja. Kemudian lanjut lagi sampai tengah malam. Memulai bisnis sambil bekerja kantoran memang sulit, tapi inilah yang ingin saya lakukan. Maka saya menjalaninya dengan suka cita.
Di bulan Ramadhan tahun 2020 itu, saya berhasil menjual lebih dari 200 toples kue. Produksi akhirnya saya hentikan ketika harga bahan sudah melambung (sangat) tinggi akibat banyak demand. Kurang lebih satu minggu sebelum Lebaran tiba.
Nggak disangka-sangka, saya berhasil mendapatkan keuntungan bersih hingga dua digit. WOW!
Kue kering ternyata pasarnya memang ramai di sekitar bulan Ramadhan saja. Di luar bulan itu cukup sulit ternyata. Saya akhirnya mencoba peruntungan membuat kue brownies dan bolu pisang sebagai cemilan sehari-hari. Hingga kini, dua produk ini menjadi andalan selain kue kering.
Istimewanya brownies Dapur Sesuka Hati adalah penggunaan bahan-bahan yang berkualitas. Tanpa pengawet atau pengembang yang seringkali bikin tenggorokan jadi seret saat makan. Saya membuat beberapa pilihan topping kekinian seperti Kit Kat atau Oreo, tapi ternyata pelanggan saya menyukai topping klasik seperti chocolate chip, keju, atau kacang almond.
Brownies Dapur Sesuka Hati. Tidak terlalu manis, tapi nyoklat banget!
Bolu Pisang menjadi favorit bagi mereka yang sudah berkeluarga, atau di rumahnya memang ramai karena porsinya cukup besar. Teksturnya yang sangat fluffy, serta campuran wangi buah pisang dan kayumanis memang menggugah selera banget!
Saya memulai tahun 2021 dengan mencoba expand bisnis Dapur Sesuka Hati ke ranah ojek online. Setelah daftar dan verifikasi data, akhirnya kini saya resmi menjadi mitra Grab Food. Rasanya, tahun 2021 ini bisa jadi tahun yang sangat amat baik untuk Dapur Sesuka Hati. Entah mengapa, rasanya saya optimis sekali!
Besar sekali keinginan saya untuk bisa lebih mantap memajukan bisnis Dapur Sesuka Hati. Upgrade peralatan dapur seperti mixer (saya pakai mixer jadul hadiah kado pernikahan orangtua saya) dan oven (saya pakai oven tangkring yang dibeli ibu saya belasan tahun lalu), menjadi impian saya agar produksi bisa menjadi lebih baik dan efektif.
Apabila bisa, saya juga ingin memiliki dapur khusus untuk produksi yang terpisah dari dapur rumah saya, agar bisa menghasilkan lebih banyak kue lagi. Impian saya adalah nantinya Dapur Sesuka Hati bisa mempekerjakan orang-orang, khususnya wanita, yang juga ingin menambah penghasilan. Mudah-mudahan, kue-kue Dapur Sesuka Hati dan #ModalPintar Sisternet bisa membantu saya mencapai impian saya tersebut.
--------------
Terima kasih Sisters, sudah membaca cerita saya dan Dapur Sesuka Hati!
Untuk semua para pelaku usaha di luar sana, semoga tahun 2021 juga menjadi tahun yang baik untuk bisnis kita semua. Aamiin.