Halo, perkenalkan, nama saya Listiy, seorang Ibu tunggal dari seorang putri. Saya ibu biasa aja yang Alhamdulillah hidupnya juga biasa aja. Hahahaha. Usia saya saat ini masih 30 tahunan. Dibilang tua, enggak. Mau mengklaim diri masih muda, kok, kayaknya gimanaaa, gitu.
Well, 2020 kita semua sepakat bahwasanya ini adalah tahun dimana semua rencana buyar. Tahun yang cukup challenging dan berat bagi hampir seluruh manusia. Skala Corporate aja banyak yang bangkrut dan merumahkan sebagian karyawannya. Apalagi skala individu.
Tidak terkecuali saya. Awalnya saya hanya dipotong gaji karena WFH, namun setelahnya kena PHK tanpa pesangon. Berat? Banget. Ada masa dimana saya hanya memegang uang sebanyak 18.000 rupiah untuk hidup berdua selama 3 hari bersama anak. Kami bertahan hidup dengan mencabuti sayuran liar yang tumbuh di ladang orang dan di tepian parit, lalu diolah di rumah.
Lalu saya muter otak, ga mungkin saya hidup begini selamanya. Ga mungkin terus berharap pada panggilan wawancara kerja. Sudah cukup sedih dan terpuruknya, hidup tidak akan berubah sebelum kita memulainya meskipun dalam segala keterbatasan.
Lalu muncullah ide untuk buka PO makanan khas Minang dengan bekal resep turun-temurun dari keluarga. Muncullah dua menu pertama saat itu, Rendang Kering Payakumbuh dan Dendeng Lambok khas Bukittinggi.
Ya, sistemnya memang pre-order, karena saya sama sekali tidak punya modal untuk belanja bahan dan kemasan. Kulkas pun saat itu saya tidak punya. Modalnya, ya, itu tadi. Niat yang lurus untuk menafkahi diri dan anak, berbekal ilmu dan keyakinan, serta hati yang dipenuhi harapan agar diri ini memberikan kebermanfaatan.
Lalu, muncullah laman instagram ini
Dan, MasyaaAllah. Dari hanya dua orderan Dendeng dan Rendang saat itu, ternyata mereka puas! Pelanggan pertama saya itu menulis ulasannya di laman pribadi media sosialnya. Dari sana mulai terbuka jalan saya dipercaya untuk mengelola masakan nasi donasi dari sebuah lembaga non-profit.
Kemudian, terbuka lagi jalan, ada bantuan pinjaman modal dari sebuah komunitas khusus ibu tunggal Indonesia sebesar satu juta rupiah. Dari sanalah akhirnya jadi jalan saya membeli perkakas masak dan packaging.
Dari bermodalkan satu rice cooker kecil, satu teflon, satu kuali kecil, dan kompor satu tungku, menjadi seperti saat sekarang. Dimana saya bahkan bisa membeli wok berbahan diamond and marble yang jauh lebih aman dan sehat untuk memasak. Dan ke sini-sini saya semakin paham soal mengelola keuangan pribadi dan usaha, serta terus belajar manajemen waktu dan tenaga agar bisa tetap optimal menjadi ibu yang membangun generasi peradaban, sekaligus menjadi pencari nafkah tunggal yang berdaulat.
Dari hanya menyediakan dua menu, hingga sekarang bisa merambah ke frozen food home-made yang kualitasnya tidak main-main.
Salah satunya seperti home-made healthy chicken nuggets di atas. Dan ada juga Sosis Ketofy buatan rumah. Di luaran itu banyak frozen food laris namun kualitasnya abal-abal, itu cukup membuat saya kesal dan ingin frozen food sehat ini bisa saya produksi secara massal.
Namun kendalanya adalah, saya tidak punya freezer. Sehingga sekali produksi hanya bisa sedikit dan itu menguras tenaga dan waktu banget. Belum lagi sebagian perkakas masak juga masih berukuran kecil sehingga hanya bisa mengolah sedikit dalam satu waktu.
Permintaan lumayan tinggi, namun tenaga dan alat masih terbatas, terutama untuk penyimpanan. Sayang, kan.
Salah satu tujuan saya mengikuti Modal Pintar dari Sisternet, adalah untuk membuka kesempatan bagi orang lain untuk menjadi tim pemasar produk saya. Selama ini saya belum bisa buka sistem reseller karena kendala di waktu produksi. Seandainya saya punya freezer, tentu lebih efisien dan bisa memenuhi kuota pesanan dari konsumen.
Lalu, dengan mengikuti Modal Pintar Sisternet ini pula, saya memiliki impian untuk membesarkan usaha makanan rumahan sehat yang terjamin kebersihan dan kebaikan bahan-bahan yang digunakan. Saya ingin mematahkan frame bahwasanya makanan rumahan itu abal-abal dan dibuat asal-asalan.
Dengan profit yang saya peroleh dari pertumbuhan usaha dengan bantuan hadiah modal dari program Modal Pintar Sisternet pula, pada akhirnya sebagian saya niatkan untuk menyekolahkan anak hingga menjadi sebenar-benar manusia bermartabat dan bermanfaat, dan sebagian lagi akan saya kelola menjadi sesuatu yang bisa menjadi kontribusi nyata untuk masyarakat.
Membuka pelatihan masak gratis untuk yang kurang mampu, misalnya. ????