Sisters, kamu pernah dengar Ampo?
Ampo adalah makanan atau camilan tradisional yang terbuat dari tanah liat yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur, terutama wilayah Tuban. Bahan dasar makanan ini murni terbuat dari tanah liat tanpa ada campuran bahan apapun. Ampo biasanya dikonsumsi sebagai makanan ringan atau camilan, terutama digemari oleh kalangan wanita yang sedang hamil. Kebiasaan makan lempung ini disebut juga dengan geofagi, dilakukan oleh beberapa masyarakat di belahan dunia, biasanya dimiliki oleh orang yang tinggal di daerah tropis dan hangat. Kebiasaan ini banyak dimiliki oleh masyarakat dari berbagai negara di dunia, meski sebagian besar negara yang memiliki kebiasaan memakan tanah liat ini tidak pernah mengakuinya. - wikipedia.org.
Cara membuatnya, hanya tanah bersih yang tidak tercampur dengan bebatuan atau apapun. Untuk membuat adonan, tanah ditambah air sedikit demi sedikit sambil sesekali ditumbuk dengan alat semacam palu besar dari kayu. Kemudian adonan dipadatkan dengan membentuk persegi, lalu mengikisnya dengan stik dan membentuknya seperti gulungan. Stik inipun sudah dibakar dan diasapi selama satu jam. Jadilah ampo yang siap untuk dimakan.
Tapi, Sisters, yang jelas ada risiko dalam mengonsumsi tanah liat yang terkontaminasi oleh kotoran hewan atau manusia, khususnya risiko dari telur parasit, seperti cacing gelang yang dapat tinggal selama bertahun-tahun di dalam tanah dan dapat menimbulkan masalah. Juga dapat meningkatkan risiko terjangkit Tetanus. Namun, risiko ini umumnya sudah dipahami oleh sebagian besar masyarakat atau suku yang mengonsumsi tanah liat. Kegemaran anak-anak untuk terlibat dalam mengonsumsi ampo membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi cacing.
Bahaya lain yang terkait dengan mengonsumsi tanah liat mencakup kerusakan enamel gigi, menelan berbagai bakteri, berbagai bentuk pencemaran tanah, dan obstruksi usus. Namun proses pengolahan tanah liat yang cukup bagus dengan cara memasak atau dipanggang dapat mengurangi risiko tersebut.
Biasanya, pelanggan ampo ialah mereka para penjual batu kapur dan para penjual bunga setaman untuk keperluan ziarah dan sesajen. Selain itu, kebanyakan konsumen yang membeli ampo justru banyak dari kalangan ibu atau wanita yang sedang hamil. Mereka sedang ‘ngidam’ yang cukup aneh, ingin dibelikan dan makan ampo sebagai camilan. Setelah memakannya, mereka merasakan perutnya terasa dingin dan sejuk seperti minum air yang keluar dari kendi tanah liat. Ampo pun juga selalu masuk list keperluan dalam membuat sesajen, lho, Sisters.
Kamu tertarik mencoba makanan khas Tuban yang cukup aneh ini, Sisters?