Sisters, keluarga merupakan institusi pendidikan pertama bagi anak. Oleh sebab itu, orang tua dalam keluarga memiliki peran yang sangat penting, yaitu mendidik dan membentuk karakter anak. Cara orang tua mendidik anak dalam keluarga biasa dikenal sebagai pola asuh.
Pola asuh menjadi gambaran interaksi dan komunikasi antara orang tua dengan anak. Salah satu pola asuh yang dianggap baik dan tepat di era milenial ini adalah pola asuh demokratis.
Pola asuh demokratis adalah pola asuh di mana orang tua dan anak memiliki kedudukan yang sejajar serta terjalin hubungan yang hangat antara keduanya. Pada pola asuh ini orang tua dan anak memiliki interaksi yang sifatnya timbal balik, sehingga anak tidak akan segan untuk bermusyawarah dengan orang tua dalam tindakan-tindakannya. Orang tua yang menggunakan pola asuh demokratis juga harus memberikan alasan yang kuat atas peraturan yang dibuat di rumah dan mau menjawab semua pertanyaan anak.
Orang tua akan memberikan kepercayaan penuh kepada anak, sehingga anak memiliki tanggung jawab terhadap orang tua dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kepercayaan itu. Selain itu, ketika orang tua menetapkan aturan atau memberikan arahan kepada anak, tetapi tidak dapat diterima olehnya, maka orang tua harus mau untuk berdiskusi dengan anak, sehingga orang tua dan anak dapat mencapai kesepakatan bersama.
Orang tua dengan pola asuh demokratis juga harus peka terhadap aktivitas anak di luar rumah. Saat orang tua sadar bahwa anak memiliki masalah, jangan sekali-kali menilai anak baik atau buruk. Orang tua perlu bertanya kepada anak terlebih dahulu dan usahakan jangan terlalu memaksa. Jika anak tetap tidak mau terbuka, maka tunggu sampai ia bercerita sendiri. Setelah itu coba dengarkan dan diskusikan bersama tentang jalan keluarnya.
Jadi, meskipun kedudukan orang tua dan anak sama, tapi bukan berarti anak memiliki kebebasan yang unlimited. Orang tua masih dapat mengontrol dan memberikan arahan-arahan yang dianggap dapat mengendalikan sikap dan tindakan anak agar sesuai dengan pandangan masyarakat.
Penerapan pola asuh demokratis dapat memberikan manfaat penting bagi anak. Pola asuh ini dapat membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Anak akan mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri dan berani untuk mengeksplorasi suatu hal yang baru.
Tahukah kamu, pemilihan pola asuh yang tepat dapat memberikan pengaruh bagi perkembangan psikologis anak?
Pemilihan pola asuh yang tepat untuk anak menjadi faktor utama bagi perkembangan anak. Jika salah mengaplikasikan pola asuh, maka tak ayal anak dapat memiliki kemapuan sosial yang buruk, sebab ia tidak pernah merasa aman maupun bahagia dalam keluarganya. Bahkan pada beberapa kasus anak dapat mengalami depresi saat mencapai usia remaja.
Salah satu penyebab depresi tersebut dapat berasal dari pola asuh yang salah. Anak yang tumbuh di lingkungan keluarga yang menggunakan pola asuh otoriter (pola asuh yang menekankan adanya kekuasaan orang tua dan hubungan yang tidak hangat antara orang tua dengan anak). Anak akan merasa dirinya terlalu dibatasi dan dikekang, sehingga ia tidak dapat mengembangkan kemampuannya secara penuh. Pada saat anak mencapai usia remaja, ia tidak hanya mendapat tekanan dari keluarga, tetapi juga dari lingkungan sekitar seperti sekolah dan pertemanan. Akibatnya anak merasa tertekan dan mengalami depresi.
Adapun pola asuh demokratis membantu anak dalam membangun kemampuan sosial yang tinggi. Kemampuan sosial itu terbentuk dari kebiasaan anak dalam bermusyawarah dengan orang tua, sehingga anak terbiasa untuk menghargai perbedaan dan memiliki pemikiran yang lebih lugas. Pola pengasuhan ini juga dapat menciptakan hubungan persahabatan antara orang tua dan anak. Hubungan yang seperti itu dapat menimbulkan rasa percaya dan aman di samping menghindarkan anak dari rasa takut serta kesepian.
Semua orang tua pasti memiliki cita-cita agar anaknya dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik. Oleh sebab itu, orang tua harus menggunakan pola asuh yang tepat untuk dapat mencapai tujuan itu, Sisters.