Sisters, banyak hal yang mungkin terjadi dalam sebuah keluarga. Ada kalanya keluarga mengalami saat bahagia, tetapi bisa saja tiba-tiba harus mengatasi masa-masa sulit, misalnya yang berkaitan dengan kesulitan keuangan.
Kesulitan keuangan bisa terjadi karena banyak alasan berbeda. Seperti orangtua yang mendadak kehilangan pekerjaan, anggota keluarga sakit dan menghabiskan banyak biaya, perpisahan atau perceraian, atau sebab-sebab lain yang tidak terduga sebelumnya. Apapun yang menjadi penyebabnya, kondisi finansial keluarga yang tiba-tiba surut akan menciptakan banyak tekanan dalam keluarga dan tentunya juga akan berdampak pada perkembangan psikologis anak.
Situasi ini akan semakin sulit saat anak juga merasakan stres akibat kesulitan yang dialami orangtuanya. Sayangnya, seringkali ia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Apalagi jika kemudian kondisi ini dibarengi dengan situasi tak nyaman saat anak sering melihat kedua orangtua bertengkar.
Sisters, anak-anak yang berada dalam keluarga yang mengalami tekanan ekonomi seringkali menampakkan rasa cemas berlebihan, kelelahan karena gangguan tidur, kesulitan mengendalikan emosi, kurang percaya diri dan menarik diri dari lingkungan pergaulan. Kondisi-kondisi ini akan membuat ia akan merasa kesulitan berkonsentrasi di sekolah atau bahkan tidak mau berangkat ke sekolah karena mengkhawatirkan keadaan orangtuanya.
Yang tidak disadari orangtua, dengan dalih tak ingin anak terlibat dalam masalah 'orang dewasa', seringkali orangtua menutup-nutupi fakta yang ada. Padahal, perilaku orangtua itu dapat terbaca oleh anak, meski mereka mungkin tidak memahami penyebabnya.
Seberapapun kesulitan-kesulitan yang dihadapi orangtua, usahakan untuk tetap mengizinkan anak bertanya tentang apa yang sedang terjadi. Sebisa mungkin berikan jawaban yang jujur atas pertanyaannya, tentu saja dengan bahasa yang mudah dipahami anak, Sisters.
Selain itu yang tak kalah penting adalah menunjukkan kepada anak bahwa orangtuanya dapat mengendalikan tekanan akibat permasalahan yang terjadi dengan cara-cara positif. Jangan sampai terbawa emosi sehingga menyebabkan munculnya perilaku seperti marah-marah atau berteriak sepanjang waktu atau bahkan mabuk minuman beralkohol di depan anak.
Tak ada orang yang menginginkan berada dalam situasi ekonomi yang sulit, apalagi jika ada anggota keluarga yang ditanggung, Sisters. Ajak anak berbicara dari hati-ke hati dan usahakan untuk tetap merencanakan waktu bersama seperti bermain dan jalan-jalan ke tempat permainan gratis yang dapat membuat suasana cair sehingga semua orang gembira.
Dengan adanya perilaku positif yang ditunjukkan orangtua, seiring berjalannya waktu, anak akan tetap kembali ceria dan tetap tangguh meski sedang menghadapi masa-masa sulitnya. Jangan malu dan ragu untuk mencari bantuan dari luar, misalnya saja pihak sekolah saat anak mulai menunjukkan tanda-tanda ia mengalami tekanan yang berkaitan dengan masalah kesulitan finansial ini.
Semoga badai yang dialami keluarga, segera berlalu ya, Sisters!