Gulalibooks oleh Fauzia Puspa Lestari adalah sebuah inisiatif pendidikan inovatif yang dirancang untuk memupuk kebiasaan membaca dan kreativitas anak-anak melalui buku-buku cerita yang menarik dan sesuai dengan usia mereka. Buku-buku ini menampilkan ilustrasi yang unik, elemen audio interaktif, dan konten yang dirancang untuk merangsang imajinasi dan kecintaan untuk belajar di antara para pembaca muda. Ditujukan untuk membina waktu keluarga yang berkualitas, buku-buku ini mendorong orang tua dan anak-anak untuk menjalin ikatan melalui pengalaman membaca bersama.
Gulalibooks merupakan bagian dari misi Fauzia Puspa Lestari untuk memperkaya pendidikan anak-anak di Indonesia, dengan menekankan literasi dini sebagai jendela dunia. Proyek ini tengah memenangkan juara 3 dalam Kompetisi Modal Pintar 2024 dan diakui sangat memberikan pengaruh yang positif. Pengakuan ini menggarisbawahi dampak dan inovasinya dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Indonesia.
Penasaran, kan, bagaimana perjalanan Gulalibooks ini hingga bisa menyabet Juara 3 Kompetisi Modal Pintar Sisternet 2024? Yuk kita ngobrol langsung dengan foundernya, yaitu Sister Fauzia!
Q: Fauzia Puspa Lestari, menurut Sister Fauzia, sosok seperti apakah yang bisa mewakilinya?
A: Saya adalah seorang ibu dari dua anak yang juga dosen di ITB dan sedang menjalani studi S3. Saya mencoba menjalani peran ini dengan penuh rasa syukur dan semangat belajar, baik sebagai ibu, pendidik, maupun entrepreneur. Saya percaya bahwa setiap langkah kecil yang saya lakukan adalah bagian dari upaya untuk memberikan dampak positif, terutama bagi anak-anak dan keluarga di Indonesia.
Q: Bagaimana Sister Fauzia memulai dunia entrepreneurship ini?
A: Semua berawal dari keresahan pribadi sebagai seorang ibu. Saya sering merasa khawatir tentang masa depan anak-anak saya—bagaimana mereka bisa tumbuh dengan nilai-nilai yang kuat dan keterampilan yang cukup untuk menghadapi dunia. Ketika mencari buku edukasi yang sesuai, saya sering merasa pilihannya terbatas. Buku yang menarik secara visual belum tentu edukatif, dan yang edukatif kadang kurang menarik untuk anak-anak. Dari situlah muncul ide untuk menciptakan buku yang bisa menjadi solusi, tidak hanya untuk anak-anak saya tetapi juga untuk keluarga lain. Awalnya, ini hanya hobi, membuat buku-buku kecil untuk anak saya sendiri, tetapi melihat respons positif dari teman-teman, saya mulai merasa ini adalah peluang untuk membantu lebih banyak orang tua di luar sana.
Q: Apa alasan Sister Fauzia memilih produk buku anak-anak ini sebagai bisnis?
A: Saya percaya masa depan bangsa dimulai dari generasi muda. Buku anak adalah media yang paling fundamental untuk membangun karakter dan literasi sejak dini. Selain itu, saya ingin memberikan solusi bagi orang tua yang kesulitan menemukan buku edukatif yang sesuai dengan nilai-nilai lokal dan perkembangan anak.
Q: Apa saja hambatan dan pencapaian Gulalibooks hingga sekarang, dan pengalaman apa yang paling berkesan?
A: Hambatan terbesar yang kami hadapi adalah rendahnya kesadaran akan pentingnya membaca untuk anak sejak usia dini, bahkan sejak lahir. Banyak orang tua belum menyadari betapa besar dampak positif dari membaca terhadap perkembangan anak, baik secara kognitif maupun emosional. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk terus mengedukasi dan menginspirasi para orang tua.
Pengalaman paling berkesan adalah ketika orang tua berbagi cerita tentang anak-anak mereka yang mulai mencintai buku berkat Gulalibooks. Ada yang bercerita bahwa anaknya belajar lebih cepat, ada pula yang mengatakan bahwa membaca bersama menjadi momen keluarga yang sangat menyenangkan. Mendengar hal itu selalu memberikan kebahagiaan dan semangat baru bagi kami untuk terus berkarya.
Q: Bagaimana Sister Fauzia melakukan pendekatan dan kerjasama dengan semua pihak dalam produksi?
A: Kami membangun hubungan yang baik dengan penulis, ilustrator, pemilik IP dan percetakan melalui komunikasi terbuka dan kejelasan ekspektasi. Kami juga melibatkan psikolog anak dan konsultan konten Islami untuk memastikan buku yang kami hasilkan benar-benar sesuai kebutuhan pasar dan perkembangan anak.
Q: Dalam membuat buku interaktif, bagaimana Sister Fauzia menentukan cerita dan sistemnya?
A: Kami memulai dengan riset mendalam tentang kebutuhan anak-anak di setiap usia. Cerita ditulis dengan pendekatan edukatif dan moral yang disesuaikan dengan budaya lokal, lalu dikombinasikan dengan fitur interaktif seperti suara, warna yang berubah dengan air, dan permainan sederhana. Semua ini dirancang agar anak belajar sambil bermain.
Q: Selama perjalanannya, pasti Sister Fauzia pernah merasa creative-stuck, bukan? Lalu bagaimana cara mengatasinya?
A: Tentu, creative-stuck itu wajar. Cara saya mengatasinya adalah dengan rehat sejenak, mendengarkan cerita dari orang tua atau anak-anak, dan memperbanyak inspirasi dari buku, seni, hingga kegiatan sederhana seperti bermain dengan anak-anak saya. Tim saya juga menjadi sumber ide segar karena kami saling mendukung.
Q: Pengalaman dan pembelajaran apa yang Sister Fauzia dapatkan setelah mengikuti KMP 2024 ini?
A: KMP 2024 memberi saya wawasan baru tentang pengelolaan bisnis, terutama terkait inovasi dan strategi pemasaran. Selain itu, bertemu dengan sesama wirausaha inspiratif memberikan semangat baru untuk terus berkembang dan berinovasi.
Q: Dengan hadiah berupa modal, kira-kira Gulalibooks akan membuat inovasi baru apa?
A: Kami berencana meluncurkan personalized book sebagai inovasi baru. Buku ini memungkinkan anak-anak menjadi tokoh utama dalam cerita, lengkap dengan nama, ilustrasi, dan elemen yang dapat disesuaikan sesuai dengan karakteristik mereka. Kami percaya bahwa pengalaman membaca yang personal akan membuat anak-anak semakin antusias dan terhubung secara emosional dengan buku. Selain itu, kami juga ingin memperkuat kampanye edukasi pentingnya membaca sejak dini dan memperluas distribusi ke pasar internasional.
Q: Untuk sesama womenpreneur di luar sana, boleh berbagi tips dari Suster Fauzia?
A: Pertama, mulailah dari keresahan atau kebutuhan yang benar-benar Anda pedulikan, karena dari sanalah semangat dan solusi terbaik akan lahir. Kedua, jangan ragu untuk terus belajar, baik dari pengalaman sendiri maupun dari komunitas seperti Sisternet yang begitu suportif dan inspiratif. Saya merasa Sisternet bukan hanya komunitas, tetapi juga keluarga yang mendukung dan mendorong kita untuk tumbuh bersama.
Terakhir, ingatlah bahwa perjalanan entrepreneurship tidak selalu mudah, tapi setiap tantangan yang dihadapi akan menguatkan kita sebagai individu dan sebagai pemimpin. Jadi, tetap percaya pada proses, nikmati setiap langkah, dan jangan lupa untuk saling mendukung sesama perempuan. Karena bersama-sama, kita bisa mencapai lebih banyak.