Psikolog cantik yang memiliki nama lengkap Analisa Widyaningrum ini merupakan salah satu perempuan muda Indonesia yang menginspirasi. Pasalnya perempuan yang berpraktek di Rumah Sakit Jogja International Hospital ini merupakan penggagas sekolah kepribadian yang diberi nama Analisa Personality Development Center.
Ana, begitu biasa ia dipanggil, mengaku bahwa sekolah kepribadian yang didirikan beberapa tahun lalu itu berawal dari keinginannya untuk tidak membatasi psikologi hanya untuk seseorang yang memiliki gangguan jiwa saja. Ia ingin dengan psikologi dapat membangun kepribadian dan karakter seseorang menjadi lebih cerdas secara emosional.
Semasa kuliah, Ana merupakan mahasiswa berprestasi. Mengambil jurusan Psikologi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Ana merupakan penerima Djarum Beasiswa Plus 2009. Ia juga pernah menjadi Duta Bahasa dan menjadi delegasi Indonesia dalam ASEAN Youth Friendship Network pada 2010.
Nah, bicara soal pandemi virus corona COVID-19 yang telah mewabah lebih dari 5 bulan di Indonesia memang sangat berdampak merugikan dalam segala macam hal.
Akibatnya cukup banyak orang-orang yang menjadi tertekan atau stress karena Pandemi COVID-19, seperti ketakutan terkena virus, kehilangan pekerjaan dan segala kesulitan lainnya. Ana mengatakan seseorang harus tahu dulu apa yang membuat mereka stress. Contoh, seseorang menjadi stress karena menonton berita tentang COVID-19, maka kurangi dulu untuk menonton berita.
Di masa New Normal ini, bagaimana penuturan lengkap Ana soal kesehatan mental? Yuk, simak obrolannya bersama Sisternet ini!
Q: Apa dampak psikososial dari krisis keuangan yang biasanya terjadi dalam keluarga dalam memasuki new Normal?
A: Kita harus bisa menghadapi perubahan dengan lapang dada. Hal seperti pandemi adalah hal yang tidak bisa dihindari, jadi harus beradaptasi dengan itu.
Kalau bicara soal keuangan di masa seperti ini, pastinya banyak orang yang menggunakan dana daruratnya. Tapi jangan hal itu dijadikan sebagai sandungan. Karena untuk hal-hal seperti inilah memang dana darurat itu dipersiapkan.
Percaya dan selalu berpikiran positif bisa membantu kita untuk tetap semangat dan juga menjaga kesehatan mental.
Q: Bagaimana cara menjaga stabilitas mental pada masa transisi (from pandemic to new normal) seperti sekarang ini?
A: Intinya harus bisa mengatur respon terhadap segala perubahan yang terjadi. Kita kan nggak bisa menolak semua perubahan ini ya, jadi kita harus bisa menerima perubahan sehingga mental kita tetap stabil dan nggak stress-stress banget begitu.
Selama seseorang merubah perilaku menjadi lebih produktif, lebih positif, nanti pikiran yang akan ikut menyelesaikan stress yang dimiliki.
Jadi antara dua itu, mau merubah perilakunya atau merubah mindset-nya. Yang pasti nggak apa-apa kalau kita stress kalau kita kopingnya dengan baik itu membuat fungsi kardiovaskular sistem kita lebih baik dan lebih sehat, karena oksitosin itu muncul dan bikin kita happy kalau kita bisa melalui stress ini dengan baik.
Q: Bagaimana cara atasi rasa cemas atau stres saat hadapi new normal?
A: Stres itu adalah sebuah stimulus yang sangat wajar dialami semua orang terutama saat mengalami perubahan dalam hidup, contohnya ya seperti di masa pandemi ini.
Selalu belajar atasi masalah dari yang kecil ke yang besar secara constantly setiap hari. Dengan begitu, management stress-nya akan teratur dan terlatih untuk bisa menghadapi stress itu sendiri. Intinya belajar merespon stress itu sendiri.
Kita juga bisa melakukan meditasi untuk membantu kita lebih rileks, inhale - exhale yang bisa memancing hormon bahagia bisa terproduksi.
Lalu kita juga bisa melakukan hal-hal baru yang belum pernah kita lakukan. Banyak-banyak ikutan kelas online seperti Sisternet ini. Kita harus bisa memanfaatkannya.
Q: Apakah ada tips khusus dalam menjaga hubungan agar tetap harmonis dengan pasangan selama masa transisi new normal?
A: Yang pasti harus ada komunikasi sama pasangan, bonding sama anak juga jangan lupa. Karena sebenarnya pandemi adalah sebuah momentum yang bisa kita manfaatkan untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri sekeluarga, dan merefleksikan diri kembali sebagai manusia.
Q: Jadi bagaimana kita bisa berdamai dengan kondisi sekarang?
A: How you push back after the difficult time. Ketika mengalami kekecewaan dan kegagalan bukan berarti segala sesuatunya telah selesai. Tetapi di sanalah terdapat kesempatan yang mampu menjadikan kita tangguh dan lebih kuat di masa yang akan datang, tentu jika disikapi dengan cara yang tepat.
Proses seseorang bertemu dengan titik balik dalam hidupnya ini akan berbeda cara dan waktu. Tidak selalu di umur sekian, seseorang akan menemukan titik baliknya atau tidak selamanya pemenang adalah mereka yang pertama.
Yang bisa bertahan dialah yang akan menang. Ditanamkan pula bahwa semuanya adalah pemenang sehingga tidak perlu terlalu cemas dan khawatir.
Ada empat tips menghadapi titik balik hidup dengan benar. Pertama, miliki mindset berjuang dan tidak mudah menyerah dengan keadaan. Kedua, ketika menemui fase depresi maka seseorang akan menemukan tiga pilihan yaitu menerima, move on atau menetap.
Maka pilihlah move on dan bergeraklah untuk melakukan perubahan untuk diri sendiri. Ketiga, ubah stres menjadi teman dan terakhir, temukanlah tujuan hidup serta berdamai dengan situasi.
Nah, seru kan ngobrol bareng Analisa Widyaningrum? Sisters, selalu nantikan kisah-kisah inspiratif dari Inspiring Sister pilihan Sisternet berikutnya dengan mengunduh aplikasi Sisternet melalui link ini: https://linktr.ee/sisternet. Yuk, kita sama-sama menuju perempuan Indonesia #JadiLebihBaik !
Foto: Instagram / @analisawidyaningrum