Sisters, untuk kamu yang belum tahu, istilah digital marketing dikenal sebagai aktivitas pemasaran yang menggunakan teknik atau pemanfaatan media digital dengan tujuan untuk mendapatkan data, pasar, dan pelanggan.
Berbeda dengan jaman dulu yang masih menggunakan metode konvensional, sekarang ini digital marketing diarahkan ke penggunaan media sosial, website, platform e-commerce, aplikasi, dan sebagainya.
Kali ini kita akan kenalan sama salah seorang dengan profesi Digital Strategist, nih, Sisters. Namanya Sister Lil Hasnah, seorang wanita karier dan juga sekaligus seorang ibu. Mau tahu keseruan obrolan Sisternet dengannya sehubungan dengan dunia digital yang ditekuninya? Yuk, simak artikel Inspiring Sister ini sampai habis ya!
Q: Boleh diceritakan, siapa sosok Lil Hasnah itu?
A: Wanita independen yang kalau kesibukannya saat ini menjadi strategist digital marketing, seorang istri dari pengusaha sekaligus MC, plus Bumil yang aktif sharing digitalisasi untuk siapapun yang KEPO.
Q: Apa yang membuat Sister Hasnah tertarik pada dunia digital?
A: Sejujurnya awalnya awam banget dengan digital, Tuhan yang mempertemukan karena saat itu ada lowongan untuk Strategic & Digital Content Plan, setelahnya malah makin tidak bisa lepas dari digital, soalnya digital selalu update tanpa henti dan itu yang membuat menarik untuk saya.
Q: Menurut Sister Hasnah, apa yang membuat kita perlu membuat Digital Branding untuk bisnis kita sendiri?
A: Saat ini zaman sudah bukan mengarah ke digital, tapi sudah dioperasikan dan berjalan dengan digital. Jadi, sudah selayaknya semua kegiatan bisnis termasuk branding bisnis dilakukan juga dalam bentuk digital untuk membuka lebih luas peluang usaha, peluang dikenal, peluang mendapat potential customers.
Q: Bagaimana menurut Sister Hasnah membangun Digital Branding yang tepat sasaran sesuai dengan bisnis yang kita jalani?
A: Pertama harus adanya analisis pasar terlebih dahulu, lihat market bisnis kita cocok di kategori target sasar mana saja, bisa ambil kategori sesuai generasi/usia atau wilayah atau SES (Standart Economic Status), Kedua selalu cek tren atau update digital content yang sesuai dan disukai oleh rata-rata target sasar kita, bisa juga dengan cek influencer yang sesuai kategori target sasar kita, terakhir adalah terus mencoba untuk produksi digital branding yang cocok untuk mewakili brand kita dan sesuai kebutuhan target sasar dengan selalu menerapkan sistem analisis-improve-analisis-improve atau mudahnya ATM2 (Amati-Tiru-Modifikasi-Amati-Tiru-Modifikasi).
Q: Memulai bisnis, bagaimana langkah-langkahnya untuk memulai branding juga?
A: Cukup dijalani saja, karena digital itu kuncinya kita jalanin dulu, kita analisis, lalu kita cocokkan tren atau karakter konten, informasi, dan lain-lain, yang sesuai target sasar, baru kita bisa menemukan nanti path/alur branding yang sesuai di digital.
Q: Menurut Sister Hasnah, berapa budget yang ideal untuk dikeluarkan dalam membangun Digital Branding bisnis kita? Bagaimana memperhitungkannya, apakah jenis bisnis yang dijalankan bisa mempengaruhi?
A: Tentu, jenis bisnis apakah UMKM, small brand, big brand atau international brand akan mempengaruhi budget, karena ber digital branding terbagi organik dan Ads (berbayar), untuk dapat menjangkau khalayak yang lebih luas dengan harapan feedback yang lebih banyak, ada budget produksi organik untuk kontennya, visual/grafisnya, tim research nya dan analisis, belum lagi optimalisasi dari fitur Ads yang disediakan masing-masing wadah digital. Klo bisa mengilustrasikan sesuai pengalaman, UMKM bisnis suami saya untuk organik anggaplah Rp 0 karena produksi sendiri, tapi Ads-nya kurang lebih Rp 150rb - 300rb per bulan. Sedangkan selevel brand nasional/internasional bisa Rp 20jt - 30jt untuk membiayai produksi dengan tim yang ideal ditambah minimal Rp 5jt - 10jt untuk optimalisasi dengan Ads. Jadi sesuaikan saja budget dengan jenis bisnis yang ingin dibrandingkan melalui digital.
Q: Tips memanfaatkan Digital Marketing di masa pandemi seperti sekarang, dimana bisnis masih mengalami naik turun…
A: Perlu dipahami bahwa digital marketing adalah proses membantu brand kita tetap eksis, dikenal banyak audiens, dan mendapat perhatian mereka. Tipsnya dalam memanfaatkan digital marketing di masa pandemi adalah tetap konsisten produksi konten atau jalan mudahnya tetap mengoptimalkan konten yang sudah baik dari sisi insight menjadi materi Ads (iklan). Jangan lupa keberhasilan penjualan adalah percampuran dari keunggulan produk sesuai yang dibutuhkan, eksistensi dan aktifnya kita meng-engage audience, salah satunya adalah adanya promosi atau repost testimoni atau pendapat pembeli.
Q: Perlukah konsistensi dalam menjalankan jenis Digital Branding bisnis kita? Dan bagaimana tipsnya supaya bisa terus konsisten?
A: Perlu sekali! Dengan bikin pemetaan/mapping baik itu tema bulanan, topik mingguan dan content posting harian dalam 1 mapping yang terjadwal. Karena dengan adanya jadwal produksi sebenarnya kita sudah menjalankan 50% dari konsistensi, untuk posting sendiri sekarang bisa scheduling dan sejenisnya, jadi setelah reschedule kita cukup memantau tidak adanya error posting dari materi yang sudah di schedule, toolsnya bisa pake yang berbayar atau gratis seperti "Business Suite" untuk FB dan IG.
Q: Tips untuk para Sisters yang memiliki bisnis dna masih belum paham soal Digital Branding bagi bisnis mereka...
A: Sering-sering kulik aplikasi atau saluran digital yang sekarang lagi tren seperti FB, IG, Tiktok dan Youtube, ikut kelas pengetahuan tentang digital terutama produksi konten kreatifnya, lalu jika ingin lebih naik kelas lagi bisa ikut kelas digital media optimisasi yang membahas optimalisasi Ads (Iklan) dengan expert, terakhir jangan berhenti update pengetahuan dan ke-KEPO-an karena digital berjalan 24/7.
Nah, seru kan ngobrol bareng Sister Lil Hasnah? Sisters, selalu nantikan kisah-kisah inspiratif dari Inspiring Sister pilihan Sisternet berikutnya dengan mengunduh aplikasi Sisternet melalui link ini: https://linktr.ee/sisternet. Yuk, kita sama-sama menuju perempuan Indonesia #JadiLebihBaik !