Sebagai orangtua kita merupakan tempat pertama untuk mengajarkan Si Kecil berani bilang “tidak” agar ia tidak menjadi korban bullying. Bagaimana caranya?
1. Ajarkan Anak tentang Batasan Diri
Menurut Psikolog Gracia Ivonika, M.Psi mengajarkan anak memahami norma dan nilai yang belaku akan membuat si Kecil memahami cara menghargai diri dan orang lain.
Kita dapat memulainya dengan cara menjelaskan secara sederhana.
Misalnya, “Jika ada orang yang tidak kamu kenal mengajak pergi, kamu harus bisa mencari orang atau tempat aman disekitarmu misalnya kalau di sekolah masuk ke ruang guru atau ruang keamanan.”
2. Ajarkan Anak tentang Persetujuan
Kita dapat menggunakan contoh-contoh di rumah agar anak mengerti konsep persetujuan.
Misalnya, saat anak makan camilan favoritnya, mama bisa mencoba meminta makanannya dengan bertanya, “Boleh tidak minta makanannya?” Jika anak mengatakan tidak, ortu perlu menghargai keputusan anak agar ia paham konsep persetujuan.
Biarkan anak paham bahwa ketika seseorang mengatakan tidak, maka ia harus bisa menghormatinya. Dengan cara yang sama, ketika anak mengatakan “tidak” kepada orang lain, maka orang lain juga harus menghormatinya.
3. Role Play
Salah satu cara terbaik untuk mengajari anak keterampilan baru adalah memainkan role play atau skenario. Beri contoh konkret yang dapat mudah dipahami anak.
Misalnya, bermain sekolah-sekolahan. Ayah bisa berperan sebagai guru dan si kecil sebagai murid, sedangkan Ibu bisa berperan sebagai stranger yang ingin mengajak anak pergi. Permainan ini tentu akan melatih si Kecil untuk bersikap berani.
4. Barengi dengan Tindakan Protektif Lainnya
Selain mengajarkan anak bilang tidak, orangtua juga perlu mengajarkan tindakan protektif lainnya seperti menendang, berteriak, dan minta tolong kepada orang lain saat ada orang yang mengancam keamanannya.
Anak-anak perlu tahu, berani bilang tidak dapat menjadi salah satu cara anak menyelamatkan diri.