Hai Sisters!
Tidak dapat dipungkiri jika beberapa oknum rela untuk menghalalkan segala cara agar bisa mencapai tujuan atau keinginannya. Praktik tersebut tentu bisa terjadi pada hampir segala aspek di dunia ini, termasuk di dunia bisnis ataupun pemerintahan. Salah satu contoh tindakan kriminal yang patut untuk diwaspadai dan dipahami praktiknya adalah racketeering.
Pada dasarnya, istilah racketeering ini mengacu pada aksi pemerasan yang identik dilakukan pada tingkat federal atau negara bagian. Aksi ini bisa diartikan sebagai tindakan kriminal yang dilakukan agar bisa mendapatkan operasi bisnis via kegiatan ilegal atau menyalahi aturan hukum yang berlaku.
Umumnya, tindakan ini mencakup dari banyak aksi kriminal sekaligus, sebagai contoh, penyuapan, penipuan, perjudian, hingga pencucian uang. Sehingga, bisa dipahami jika racketeering merupakan praktik ilegal yang tak boleh diremehkan dan dipandang sebelah mata.
Lalu, seperti apa sih sebenarnya istilah racketeering ini, termasuk jenis dan juga contoh praktiknya di dunia nyata? Untuk lebih jelasnya seputar apa itu racketeering, simak penjelasannya yuk!
Apa Itu Racketeering?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, istilah racketeering mengacu pada aksi kejahatan pemerasan yang dilakukan pada tingkat federal atau negara bagian. Istilah ini juga bisa merujuk pada aksi menyalahi hukum agar bisa mendapatkan operasi bisnis via cara ilegal. Contohnya adalah menjalankan sebuah bisnis yang memiliki sumber pemasukan secara ilegal, ataupun menggunakan operasi usaha tertentu untuk melakukan aksi ilegal.
Selain itu, aksi pemerasan atau racketeering federal mencakup tindakan penyuapan, penipuan, perjudian, hingga pencucian uang. Bahkan, tidak sedikit kejahatan ekonomi dan keuangan dilakukan sebagai praktik dari racketeering. Misalnya, menghalangi proses mencapai keadilan ataupun penyelidikan kriminal, pembunuhan, hingga eksploitasi anak secara seksual.
Pada tingkat state atau negara bagian, praktik racketeering mencakup tindakan seperti penculikan, perjudian, pembunuhan, pembakaran. Selain itu, aksi perampokan, pemerasan, penyuapan, dan berurusan dengan aksi cabul serta narkoba juga termasuk pada pemerasan tingkat state ini.
Mengacu dari aturan federal Amerika Serikat, menjadi hal yang menyalahi hukum untuk mengontrol atau menjalankan sebuah bisnis melalui tindakan kriminal, atau mendapatkan pemasukan dari aksi kriminal tersebut. Tidak hanya itu, turut serta melakukan tindakan ilegal, walaupun tidak secara langsung, juga bisa membuat seseorang berurusan dengan hukum dan dijerat dengan pasal yang berlaku.
Bagaimana Racketeering Dipraktikkan?
Grup atau perusahaan yang terorganisir bisa menjalankan sebuah bisnis ilegal, yang bisa dikenal dengan sebutan “racket”. Grup yang sudah terorganisir juga bisa mengalihkan uang atau dana dari sebuah bisnis legal dan digunakan pada aktivitas ilegal atau menyalahi hukum yang berlaku.
Racketeering bisa terjadi dengan berbagai jenis. Secara historis, oknum racketeering utamanya berfungsi pada industri yang terlihat jelas ilegal. Beberapa contohnya adalah prostitusi, perdagangan narkoba, human trafficking, penjualan senjata ilegal, hingga pemalsuan.
Beragam Jenis Praktik Racketeering
Praktik racketeering memiliki berbagai bentuk dan jenis, antara lain:
Tindakan ini terjadi saat peretas memasukkan malware pada komputer korbannya dan memblokir segala akses terhadap perangkat maupun data yang ada di dalamnya. Peretas ini kemudian akan memeras korbannya untuk membayar sejumlah uang guna mengembalikan akses terhadap komputernya.
Entitas kriminal yang mengancam untuk melakukan kekerasan atau kerusakan pada sebuah bisnis atau individu kecuali mereka membayar biaya proteksi dengan nominal tertentu.
Tindakan ini dianggap racketeering saat seseorang secara ilegal ditahan dan penculiknya setuju untuk membebaskannya dengan membayar uang sejumlah tertentu.
Oknum yang bertindak sebagai intermediasi atau perantara untuk membeli barang curian dari pencuri dengan harga yang rendah. Kemudian, mereka menjualnya kembali pada pembeli lain untuk mendapatkan keuntungan.
Aktivitas memproduksi, menyelundupkan, dan menjual obat-obatan terlarang pada publik.
Menjalankan aktivitas judi ilegal, seperti kasino, card rooms, dan sports group yang tak terdaftar secara hukum di mana pihak pemiliknya berusaha untuk meraih keuntungan sebesar mungkin.
Selain yang telah dijelaskan di atas, perserikatan pekerja juga kerap dilaporkan menjadi target dari tindakan racketeering. Grup kriminal biasanya menggunakan serikat pekerja untuk memeras uang dari perusahaan atau kontraktor. Di kasus lainnya, grup kriminal ini juga menggunakan peran serikat pekerja untuk mengontrol karyawannya dan menyalahi aturan hukum yang berlaku.
Tidak hanya itu, pada kasus tertentu, racketeering juga bisa terjadi dan dilakukan oleh korporasi. Contohnya adalah saat manufaktur obat menyuap dokter untuk memberi resep obat berlebihan pada pasien untuk meningkatkan keuntungan. Aksi pemerasan ini juga bisa terjadi pada aktivitas pinjaman dengan cara pemberi kredit menipu peminjam untuk mengambil utang dengan beban cicilan melebihi kemampuan bayar.
Tentang Racketeer Influenced & Corrupt Organization atau RICO
Guna memenangkan kolusi ilegal serta pengambilan keuntungan dengan cara pemerasan, pemerintah Amerika Serikat memperkenalkan sebuah Undang-Undang RICO atau Racketeer Influenced & Corrupt Organization Acts. UU yang berlaku sejak tahun 1970 ini mengizinkan lembaga hukum untuk memberi tuntutan pada individu maupun kelompok yang terbukti terlibat tindakan racketeering.