Pria kelahiran Oktober 1994 ini merupakan seorang sarjana teknik geologi Institut Teknologi Bandung (ITB). Tapi, pada akhir-akhir masa pendidikannya, Rizky Arief sudah memupuk cita-cita sebagai seorang pengusaha setelah menyaksikan senior-seniornya bertumbangan di industri tambang akibat terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Bro Rizky Arief mengawali bisnis sejak ia lulus kuliah di ITB pada tahun 2017, ia mengawali bisnis pertamanya dengan menjual produk sepatu dan bisnis keduanya adalah menjadi konsultan bisnis dan marketing.
Setelah Bro Rizky Arief mengalami kegagalan dengan dua bisnis sebelumnya yang ia jalankan. Setelah itu ia melihat peluang bisnis baru yaitu bisnis parfum. Karena Bro Rizky Arief melihat masyarakat Indonesia sangat kesulitan mendapatkan parfum dengan harga terjangkau namun memiliki kualitas yang tak kalah dengan produk luar. Setelah ia telusuri, ia pun menemukan bahwa harga parfum mahal karena jalur distribusi yang panjang.
Nah, karena itu Bro Rizky Arief mulai membuat produk parfum dengan brand HMNS yang kini bisa dengan mudah kita temukan di berbagai macam store baik online maupun offline.
Siapa sangka jika parfum lokal HMNS yang kini menjadi brand parfum nomor satu di Indonesia tersebut, dulunya Rizky Arief hanya bermodalkan uang kurang dari Rp 10 Juta saja.
Namun Bro Rizky Arief memiliki tekad yang kuat untuk produknya bisa dikenal luas oleh masyarakat. Hal tersebut terbukti ketika pada bulan Agustus 2021 tercatat parfum HMNS dalam waktu 15 hari saja mampu menjual lebih dari 1 Juta parfum di e-commerce..
Wah, keren ya, Sisters? Mau tahu lebih jauh soal bisnisnya dan bagaimana Bro Rizky Arief menjalani bisnisnya yang sekarang? Simak obrolan Sisternet dengannya berikut ini yuk!
Q: Boleh dong diceritakan, siapa, sih sosok Rizky Arief Dwi itu?
A: Sosok Rizky itu, bisa dibilang ada dua sisi. Yang pertama itu Rizky sebagai builder dan storymaker. Untuk sisi Rizky yang ini, saya sering explore crazy ideas, dimana gue bisa menurunkan ini jadi sebuah strategi bisnis, produk baru, bahkan new start-up. Saya seneng banget mewujudkan crazy ideas into reality. Ini gua kategorikan sebagai satu sisi sendiri, karena saya merasa mentransfer crazy ideas jadi story yang exciting, itu sangat menyenangkan. Saya juga suka untuk membangun dan memupuk ide ini jadi sesuatu yang sebelumnya orang-orang tidak lihat, menjadi sesuatu yang bisa appreciate, dengan manfaat yang bisa dirasakan.
Yang kedua itu Rizky sebagai mentor dan adviser. Karena saya suka banget mengajar, ketemu dengan founders yang antusias, tentang apa yang mereka kerjakan. Untuk founders seperti ini, saya suka jadi mentor mereka. Beberapa kali, ketika saya menemukan passion yang dimiliki founders akan startup mereka, apa yang mereka cita-citakan untuk bisnis mereka itu inspiring, saya bakal invest ke startup yang mereka punya.
Q: Apa yang membuat Bro Rizky terjun ke dunia entrepreneurship?
A: Well, sebenernya nggak pernah ngira kalau suatu hari masuk ke dunia entrepreneurship. Dari dulu selalu ngerasa kalau career path bakal jadi professional, nggak ada bayangan jadi seorang entrepreneur, karena dari dulu tidak ada interest aja.
Tapi satu waktu, saya harus memilih jalan sebagai entrepreneur. Dimana saat itu, apa yang saya cita-citakan sebagai professional path saya tidak bisa diusahakan, tidak bisa diperjuangkan; saya merasa bahwa ketika saya menjadi seorang entrepreneur, ada impact yang lebih yang bisa saya lakukan, dibandingkan jika gue ngelanjutin karir di bidang professional. Saya merasa ada tanggung jawab, beban, yang very challenging, sesuatu yang saya suka banget; mikirin bagaimana caranya kita bisa bikin company ini survive, gimana ngegaji orang setiap bulan dan orang ini punya passion di kerjaannya. Lalu menularkan visi dan mimpi saya ke tim, dan juga customers. Dan juga impact yang nggak langsung terasa di sekitar kita. Impact ke kesejahteraan vendor, ke industry, impact kita kemana-mana. There’s something about the impact of being an entrepreneur, yang sangat menyenangkan buat saya.
Q: Boleh diceritakan mengapa Bro Rizky secara spesifik memilih menjalani bisnis ini?
A: Saya selalu tertarik dengan suatu industri yang kondisinya lagi stagnan. Saya nggak pernah suka industry yang sedang jadi tren; pertama, ketika itu sudah jadi tren, then it’s already too late. Karena sudah ada entity business yang sudah established disana. Trend itu kan climax, setelah itu hanya akan going down. Kenapa saya akhirnya memilih bisnis parfum; saat saya mulai di 2019, there’s nothing about this industry yang orang tuh paham, nggak ada pemain yang signifikan. Ketika saya melihat kalau industry ini stagnan, saya jadi tertarik untuk melihat apa yang bisa saya lakukan untuk industri ini. Pada saat itu, kita merasa bahwa; ‘oh, begini seharusnya, ada brand perfume yang bisa menggebrak stigma orang terhadap parfum lokal’. So, we started HMNS in 2019 dengan mimpi bahwa orang Indonesia harus bisa melihat bahwa brand parfum Indonesia itu a thing of quality, yang mereka bisa coba sebagai alternatif.
Q: Bicara mengenai bisnis, menurut Bro Rizky, apa perbedaan inovatif dan kreatif dalam sebuah bisnis dan bagaimana cara mengimplementasikannya?
A: Perbedaan inovatif dan kreatif itu menurut gue, there’s just too many followers in this industry right now; ketika sebuah ide bisnis datang dari apa yang works in the market; I don’t think that would lead to a good innovation. Karena, again, it’s just copying the same stuff, and nothing new to offer in such market/area. Dan kalau kita ngomongin tentang sesuatu yang inovatif dan kreatif, itu harusnya kitab isa mikir dari sisi yang lebih jauh, kemudian bagaimana kita akan membawa ini ke dalam relevansi yang sesuai, supaya ada prosesnya, untuk kemudian mengembangkan ide bisnisnya. Misalkan, kita punya visi bisnis seperti apa, kita juga harus mikirin tangga untuk kesananya itu seperti apa. Ketika gue punya something; an idea, a vision, I have to humble down myself first. Oke, saya maunya kesana, udah ada visinya. Tapi first step-nya apa? Apakah ini masih relevan dan masih bisa diterima orang-orang, sebelum kita mulai naikin tangga demi tangganya untuk mencapai visi yang sebelumnya kita punya.
Q: Apa saja yang harus dipersiapkan ketika membuat inovasi produk agar permintaan pasar tetap meningkat dan sesuai segmentasi?
A: Of course, experiment. A highly intense, and extensive experiment phase. Karena kita nggak tau apakah ada yang siap menyerap produk atau ide yang kita buat. brand Jadi harus sangat eksperimental; dan ketika bereksperimen kita harus coba launch, execute, dan lihat feedback. Based on that feedback, in such scenario, baru kitab isa menyesuaikan inovasi kita, tapi juga nggak jauh dari apa yang dibutuhkan oleh market. Don’t just spend time in developing product by yourself; you have to include the market, your customers, untuk bisa mengerti apa yang mereka mau, dan adaptasi plus improve dari sana. Sampai akhirnya ketemu produk yang market butuhkan.
Q: Bagaimana cara membangun brand agar produk selalu terjaga dan disukai konsumen?
A: Kalau ngomong soal brand, menurut saya sekarang eranya brand itu sebagai manusia, nggak hanya sebagai entitas perusahaan. Brand harus punya mimpi, harus punya karakter dan visi, harus punya sesuatu yang dia benci, sesuatu yang dia suka bahkan cintai; sesuatu yang diusahakan; dan orang, terutama customers, market, harus bisa melihat apa yang ini perjuangkan. Ketika kita berhasil mentransfer value itu kedalam komunikasi, marketing, produk, ke semua lini di brand kita, maka kita akan membangun brand yang punya followers, bukan cuma followers di sosmed, tapi orang-orang yang sudah mengikuti perjalanan brand ini, dan membuat sebuah transaksi lebih dari sekedar transaksi saja, karena orang-orang ini adalah yang sudah support brand dari awal, and along the way. Orang-orang yang believe in our vision in the first place. Kalau untuk ngomongin gimana supaya produknya selalu terjaga, harus make sure that this vision, this value, sampaikan ke semua lini yang ada di perusahaan kita, sehingga mereka juga sadar betapa pentingnya untuk membuat produk yang standarnya sesuai dengan yang kita mau. Karena perspektif dari customers, sudah punya persepsi yang sedemikian rupa, sehingga kita tidak ingin punya produk yang tidak bisa live up to customers expectation.
Q: Bagaimana strategi brand lokal untuk bertahan menghadapi tantangan resesi ekonomi di 2023?
A: Seperti dengan semua gejolak dan perubahan sebelumnya; kita harus jadi really crazy adaptive untuk segala situasi, karena tidak ada yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi, behaviour shifting yang akan terjadi; we have to be really aware, we have to be really agile untuk bisa mengikuti kemudian adaptasinya akan seperti apa. Misalkan seperti situasi covid kemarin, everything needs to be online, then we have to adapt. Hanya karena satu situasi working, bukan berarti akan terus seperti ini, jadi kita harus belajar untuk beradaptasi.
Q: Pesan untuk para Sister yang sedang menjalani bisnis sendiri…
A: I think for all the entrepreneurs out there, you guys are superheroes; karena saya tahu kalau ini tidak mudah, saya tahu susahnya seperti apa, semua stress dan struggle yang dijalani seperti ada. Don’t give up yet, you guys are doing the extra miles, doing what most people choose to not do. It is hard to achieve your dream, but it’s worth fighting for.
Nah, seru kan ngobrol bareng Bro Rizky Arief? Sisters, selalu nantikan kisah-kisah inspiratif dari Man of The Month pilihan Sisternet berikutnya dengan mengunduh aplikasi Sisternet melalui link ini: https://linktr.ee/sisternet. Yuk, kita sama-sama menuju perempuan Indonesia #JadiLebihBaik !