Hai Sisters! Tanggal 8 Maret setiap tahunnya dirayakan sebagai Hari Perempuan Internasional di berbagai negara di seluruh dunia. Hari Perempuan Internasional 2023 mengusung tema "DigitALL: Innovation and technology for gender equality" atau "DigitALL: Inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender". Tema tersebut akan berfokus pada peran teknologi dan pendidikan digital secara global bagi kaum perempuan.
Hari Perempuan Internasional di beberapa negara dirayakan sebagai bentuk protes tentang ketidaksetaraan gender dan berbagai masalah yang dialami perempuan.
Namun, ada yang dimanfaatkan untuk merayakan pencapaian perempuan dan mempromosikan kesetaraan gender. Perayaan tersebut ditandai sebagai perjuangan perempuan dalam berpartisipasi di bidang politik dan dunia kerja.
Dari hak untuk memilih, menjadi pemimpin, hingga hak untuk mendapatkan upah yang setara. Berikut fakta menarik seputar Hari Perempuan Internasional, seperti melansir dari Mentalfloss.
1. Ditemukan di Amerika Serikat
Hari Perempuan Internasional pertama kali ditemukan di Amerika Serikat (AS). Pada 28 Februari 1909, Partai Sosialis Amerika mengadakan Hari Perempuan Nasional di hari Minggu terakhir di bulan Februari. Ini untuk memperingati pemogokan pabrik garmen oleh kelompok perempuan tahun sebelumnya.
Clara Zetkin, pemimpin komunis Jerman untuk Partai Sosialis Demokrat, mengusulkan ide tersebut pada Konferensi Internasional Wanita Sosialis di Eropa tahun 1910 dan menjadi Hari Perempuan Internasional. Sehingga dapat dirayakan di seluruh dunia pada waktu yang sama.
Di Austria, Jerman, Denmark, dan Swiss pada 19 Maret 1911, lebih dari satu juta orang berdemonstrasi untuk memperjuangkan hak-hak perempuan. Itu menjadi perayaan pertama untuk Hari Perempuan Internasional. Lalu, pada 8 Maret 1914 di Berlin, kelompok perempuan berdemonstrasi menuntut hak untuk memilih.
2. Jadi Hari Libur Resmi
Setiap 8 Maret tiap tahunnya, di beberapa negara telah dijadikan sebagai hari libur resmi untuk memperingati Hari Perempuan Internasional.
Negara-negara yang meresmikannya yakni Rusia, Mongolia, Laos, Kamboja, Armenia, Georgia, Armenia, Belarusia, Ukraina, Uganda, Afghanistan, Kuba dan Vietnam.
3. Gabung dengan Hari Ibu
Di beberapa negara, Hari Perempuan Internasional juga digabungkan dengan Hari Ibu sebagai hari penghargaan bagi perempuan. Negara yang menggabungkan kedua hari itu yaitu Albania, Serbia, Uzbekistan, dan Makedonia.
Di Serbia, anak-anak dapat memberikan pidato kepada ibunya. Sedangkan, di Albania setangkai bunga mimosa diberikan sebagai hadiah untuk para ibu.
4. Diresmikan PBB
Pada 8 Maret 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merayakan Hari Perempuan Internasional untuk pertama kalinya. Sejak saat itu, setiap tahunnya PBB menjadi sponsor utama acara tersebut.
Kini, PBB telah mendorong lebih banyak negara di seluruh dunia untuk merayakan Hari Perempuan Internasinal.
5. Memiliki Tema Resmi Setiap Tahun
Pada Hari Perempuan Internasional tahun 1996, PBB menciptakan tema resmi yaitu "Celebrating the Past, Planning for the Future." Tahun 1997, tema itu berganti menjadi "Women at the Peace Table" dan tahun 1998 "Women and Human Rights." Lalu di tahun 2020, tema yang ditetapkan yakni "Let's all be each for equal."
Tema itu terus berubah sampai saat ini. Hari Perempuan Internasional 2023 mengusung tema "DigitALL: Innovation and technology for gender equality" atau "DigitALL: Inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender". Tema tersebut akan berfokus pada peran teknologi dan pendidikan digital secara global bagi kaum perempuan.