Hai Sisters! Proses pemilihan jurusan bagi setiap mahasiswa berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang masuk jurusan tertentu karena memang suka dengan bidang ilmu tersebut, ada juga yang memilih jurusan tertentu karena dipaksa oleh orang tuannya, mungkin ada juga orang yang memilih jurusan tertentu karena nama jurusannya terdengar keren.
Tapi pernahkah kamu merasakan ‘salah jurusan kuliah’? Well, kalau pertanyaan itu pernah muncul di benakmu, berarti minat kamu sekarang berbeda dengan jurusan yang kamu ambil ketika masuk kuliah dulu. Lalu apa yang bisa dilakukan ketika hal tersebut sudah terjadi dan kamu terlanjur ‘melenceng’ dari jurusan yang kamu minati? Tapi jangan salah, kini hanya sedikit juga sarjana yang memiliki pekerjaan sesuai dengan jurusan kuliah mereka. Jadi kamu tak usah khawatir, karena ada 5 langkah yang bisa kamu lakukan jika kamu merasa salah jurusan. Simak di bawah ini, ya!
Judulnya juga salah jurusan, wajar kalau kamu sering merasa tidak semangat kuliah. Semakin mendekati tingkat akhir, alih-alih berpikir untuk semakin ingin menyelesaikan pendidikan kamu justru sering berkhayal untuk memulai semuanya dari awal lagi.
Saat sudah begini, kamu harus benar-benar berpikir rasional. Tanyakan ke dirimu sendiri, apakah yakin kamu punya energi untuk mengulang semuanya dari awal? Untuk duduk satu angkatan dengan orang-orang yang usianya 2-3 tahun lebih muda dari kamu? Untuk lulus di usia 25 atau 26 tahun, sementara kebanyakan lowongan buat fresh graduates punya batas maksimal usia pelamar? Kamu sudah melangkah jauh sekali. Kalau harus ulang dari awal lagi, lalu usaha kamu sejauh ini akan sia-sia, Sisters.
Hal yang lebih penting dari asal universitas dan jurusan yang kamu ambil adalah skill alias kemampuan. Untuk ini, kamu tidak hanya harus memiliki pengalaman, tapi juga membuktikan bahwa kamu memiliki strength di bidang tersebut. Jika kamu sudah memiliki beberapa pengalaman di dunia kerja baik itu ketika kamu magang di sebuah perusahaan atau dalam sebuah kepanitiaan acara, saat mencari pekerjaan cobalah highlight pencapaian-pencapaian kamu di pengalaman kamu tersebut. Misalnya, saat menjadi bagian dari Divisi Publikasi, kamu berhasil mendatangkan ribuan pengunjung ke suatu acara dengan memanfaatkan media sosial. Skill ini akan jauh lebih dilihat oleh perusahaan dibandingkan latar belakang pendidikan kamu, lho.
Sisters, poin ini tidak boleh dilupakan. Jika bidang yang ingin kamu tekuni bukan makanan sehari-hari kamu di bangku perkuliahan, otomatis kamu harus memiliki inisiatif untuk mengembangkan jejaring di luar kampus. Misalnya, kamu bisa mengikuti berbagai meetup, workshop, atau kompetisi yang berhubungan dengan bidang yang kamu sukai. Hal ini akan mempertemukan kamu dengan teman-teman maupun mentor di bidang tersebut, sehingga kamu bisa belajar serta mendapatkan akses ke berbagai kesempatan dari mereka, Sisters. Lagipula, banyak teman dan banyak berbagi cerita bisa membuatmu tetap semangat, lho!
Misalnya begini, kalau kamu mahasiswa jurusan akuntansi yang sebenarnya punya minat di bidang menulis. Sembari menulis artikel untuk pekerjaan freelance, kamu bisa juga mengaplikasikan ilmu akuntansi kamu dengan menyusun pembukuan dan memaksimalkan cashflow fee hasil pekerjaan freelance-mu, Sisters. Freelancer yang sukses juga butuh manajemen cashflow yang baik, bukan? Jadi selagi belum mampu menyewa akuntan sendiri, kamu bisa memanfaatkan ilmu akuntansi kamu untuk urusan ini.
Memang, sih, tidak mudah jadi mahasiswa yang merasa salah jurusan. Tapi, bukan berarti kamu harus putus asa. Pintu karirmu masih lebar terbuka lebar! Yang pasti, salah jurusan bukan alasan kamu bisa malas-malasan. Tetap semangat, ya!