Kamu pasti sering dengar pepatah diam adalah emas, Sisters. Ada saatnya pepatah ini berlaku. Tapi, menurut saya kadang kita terperangkap dalam pikiran kita sendiri dan memilih diam, padahal di saat diam itu bukanlah emas. Apakah kita memilih diam karena diam itu emas? Atau karena cuek? Karena apati? Karena gengsi?
Ada beberapa skenario yang menurut saya, diam adalah emas tidak berlaku, Sisters.
Menurut saya, pepatah yang satu ini benar. Kalau pas traveling kita nyasar, tidak salah memang bila ingin berusaha sendiri mencari jalan yang benar, toh sudah ada bantuan GPS dan peta. Kita harus bisa mandiri! Tapi tidak salah juga untuk bertanya dan meminta bantuan orang lain.
Begitu pula dalam kehidupan, Sisters. Kalau kamu punya masalah, tiada salahnya berusaha sendirian, tapi kalau sudah tidak sanggup, kenapa harus malu untuk bertanya dan menerima bantuan orang lain? Bila diam saja tidak menyelesaikan masalahmu, kenapa tidak mencoba bicara?
Bedakan antara malu bertanya atau bicara karena gengsi ya, Sisters. Misalnya kamu malu bertanya karena takut terdengar bodoh. Menurut saya, itu konyol. Kamu tidak bisa maju hanya karena gengsi atau sungkan. Seperti kata Kak Didi Mudita saat Inspire Day, 16 April 2016 lalu, kamu nggak bisa jadi keren dengan gengsi, sungkan atau pamrih. Jadi ketika kamu berpikir diam adalah emas, coba pikirkan kenapa kamu memilih diam, apakah karena gengsi, sungkan, atau pamrih? Coba kamu pertimbangkan pula pepatah malu bertanya sesat di jalan.
Kedengaran heroik, ya? Sebenarnya sederhana saja. Kalau kamu di-bully, apakah diam-mu menjadi emas? Tidak. Kamu harus stand up. Ini bukan demi kebaikan kamu saja, tapi demi kebaikan yang mem-bully kamu! Supaya dia sadar bahwa yang dia lakukan adalah tindakan bully. Terkadang seseorang tidak sadar mereka sedang mem-bully orang lain loh. Hal ini terjadi karena yang dia lakukan itu dianggap sesuatu yang wajar terjadi.
Misalnya fat-shaming atau meledek orang yang bertubuh besar. Terdengar biasa saja, kan? Kita nyeletuk: "eh kamu gendutan" pada temanmu yang senang makan atau "ih kamu kok kurusan padahal kan aku yang diet!" pada temanmu yang ingin menaikkan berat badan karena terlalu kurus. Hal seperti ini sering terjadi dan dianggap sudah normal, padahal hal ini termasuk verbal bullying, walaupun pada tingkat yang paling minimal. Terkadang verbal bullying seperti ini terjadi tanpa niat melakukannya, tapi jangan kamu diamkan terus-terusan, speak up, ya!
Contoh lainnya, ketika ada seseorang mengalami kekerasan fisik atau kekerasan seksual, kamu harus speak up! Diam adalah emas, bisa membantu juga sih, tapi diamnya hanya untuk mengamati situasi agar tidak gegabah dan judgmental. Bukan diam selamanya. Jangan sampai kamu angkat bicara tapi tidak membaca situasi dan kondisi, malah memperburuk situasi.
Diam adalah emas, betul. Tapi diam seperti apa yang menjadi emas, kamu harus tahu ya, Sisters! Punya cerita tentang pepatah satu ini, Sisters? Bagi di Cerita Sister yaaa!
Ilustrasi: Pixabay