Halo sisters, saya Puji F. Susanti, biasa dipanggil Puji, saya senang sekali bisa menjadi bagian dari sisterhood di sisternet ini. Pada awal mula sebelum memulai bisnis Rempah Karsa, saya adalah fasilitator bersertifikat untuk UMKM. Selama hampir dua tahun, sejak 2016, saya melakukan pemberdayaan perempuan untuk merintis bisnis dan pemilik usaha untuk go digital. Dorongan dalam diri saya untuk memulai usaha adalah karena saya ingin bisa memberikan contoh pada puanpreneur binaan saya. Di sisi lain saya sadar bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Sehingga nanti di kemudian hari, saya tidak hanya membagikan ilmu dan teori bisnis dan strategi marketing, namun juga membagikan pengalaman real sebagai pengusaha.
Akhirnya pada tahun 2018 saya merintis usaha pertama saya yang bernama Jamu Bu Puji. Awalnya kami memproduksi jamu siap minum dalam botol yang dijual melalui kanal-kanal loka pasar dan aplikasi. Jamu dari kata Djampi Oesada, bermakna doa dan harapan untuk keselamatan atau kesehatan. Saya yang awalnya membuat jamu berdasarkan pada pengalaman umum, mulai belajar tentang tanaman jamu dan pengobatan tradisional lebih dalam. Saya berkenalan dengan Paguyuban Dokter Pengembang Jamu serta bergabung dalam Paguyuban Pengusaha Jamu di tingkat Regional dan Nasional. Perkenalan saya dengan beberapa ahli dan komunitas membantu saya menemukan kepercayaan diri untuk membuka kelas-kelas Jamu. Saya semakin terpanggil untuk membagikan pengetahuan saya tentang bagaimana mengolah jamu, memahami jenis-jenis, dan mengetahui manfaatnya.
Saya membranding ulang jenama menjadi Rempah Karsa pada tahun 2020. Rempah Karsa telah membuat 17 varian jamu segar siap minum hingga kini. Namun karena masa simpan jamu ready to drink hanya dua puluh empat jam, saya dan tim mencoba berinovasi agar bisa membuat minuman rempah dan jamu yang lebih tahan lama. Dengan inovasi produk Sirup Rempah yang terinspirasi cita rasa wedang rempah dan jamu, kami menyasar target pasar masyarakat modern yang menginginkan kemudahan dan kepraktisan. Rempah Karsa juga memproduksi Tisane (tea without Camelia sinensis, teh tanpa daun teh, teh yang berasal dari akar rimpang, batang, akar, bunga, serta biji tanaman) dan juga rempah-rempah bubuk. Seluruh produk kami dibuat alami tanpa bahan pengawet kimiawi, tanpa perasa tambahan, maupun pewarna sintetis. Kami percaya bahwa kebaikan dari alam harus bersinergi dengan cara pengolahan bahan rempah yang baik dan menghindari zat-zat tambahan yang beresiko bagi manusia.
Model bisnis yang kami jalani adalah business to costumer melalui loka pasar dan aplikasi resto online, serta business to business yaitu dengan menyuplai beberapa resto dan café. Produk-produk Rempah karsa juga tersedia di beberapa retail atau toko organik yang tersebar di Jabodetabek, Jogja, Solo, pulau Sumatra serta Bali.
Tahun lalu Rempah Karsa mengikuti Dubai Expo dan awal tahun ini beberapa produk Rempah Karsa dipamerkan di Sarinah Trading House. Adanya permintaan produk Tisane Rempah dalam jumlah hand carry ke Eropa mendorong semangat bagi kami untuk terus mengibarkan spirit Indonesia Spices up the World. Tentu saja harapan kami untuk ekspor sangat besar. Sesuai filosofi Rempah Karsa; kehendak kuat untuk melestarikan Rempah Nusantara, kami memiliki mimpi mewartakan hingga tingkat global. Rempah adalah satu komoditas yang bisa merepresentasikan Indonesia di mata dunia.
Saat ini Rempah karsa masih merupakan bisnis Boothstrap, di mana modal keseluruhan merupakan kepemilikan pribadi. Namun dari sisi managemen keuangan, kami telah memiliki pembukuan kas perusahaan dan memisahkan keuangan pribadi dengan bisnis. Dengan mengalisa costumer jurney; dari aware, appeal, ask, act, hingga advocate, kami mempelajari bagaimana pelanggan kami setiap pada produk Rempah karsa. Melalui gaya story telling jugalah Rempah Karsa semakin menyentuh hati masyarakat, dan ini merupakan satu unique selling point kami.
Meskipun masih terbilang bisnis kecil, kami berkomitmen membangun bisnis yang tidak hanya fokus pada prosperty, namun juga people, dan planet. Kami mengkampanyekan reuse dan recycle sehingga pelanggan bisa mengembalikan botol kaca kepada kami. Kami juga memberdayakan beberapa petani rempah, mengolah lahan tidur menjadi lahan produktif di Setu Patok Cirebon, serta bekerja sama dengan komunitas warga petani pala di Fakfak, Papua.
Dalam perjalanannya, Rempah karsa belajar bersetia pada ethical business yang peduli pada masyarakat, alam, serta kemanusiaan. Pada awal pandemi, kami membuat bungkusan paket bahan pangan mentah untuk warga sekitar workshop yang terdampak. kami juga pernah berkolaborasi dengan satu komunitas refugee (pengungsi) untuk membuat paket bundling product yang mana keuntungan dari penjualannya disumbangkan untuk para pengungsi perempuan untuk modal berwirausaha.
Saya sangat senang menjadi bagian dari sisterhood di sisternet ini. Berbagi kisah dan membaca pengalaman sisters mampu memperkaya insight pemahaman saya tentang bisnis. Melalui pembacaan demi pembacaan kita bisa merangkum pemahaman menjadi pengetahuan yang berharga. Saya pribadi seolah sedang melakukan perjalanan demi perjalanan menyimak tulisan-tulisan inspiratif di sisternet ini. Saya pernah mendengar seorang mentor berkata, "The journey is the reward." Betul. Perjalanan dan pengalaman adalah hadiah itu sendiri. Kita di sini merangkum pengalaman dan merengkuhnya sebagai hadiah atau hal berharga yang tak ternilai.
Rempah Karsa adalah pengalaman perjalanan saya, pun juga hadiah paling berharga dari perjalanan ini.
#KMP2023