"Kau harus bergerak. Jika kau tak bisa berlari, berjalanlah. Bila tak sanggup melangkah, berteriaklah. Panggil. Katakan. Tuliskan. Sebab ketika kau tak sanggup melakukan apa-apa lagi, hatimu harus terus berdoa. Pikrianmu harus terus berputar. Kau tak boleh berhenti." – Fahd Pahdepie –
Barangkali kita tidak selalu bisa menjadi pemenang, pada setiap kompetisi. Tetapi, kita selalu bisa jadi juara untuk diri kita sendiri, untuk keluarga kita, dan melakukan yang terbaik yang bisa dan kita mampu. Aku harus mengatakan kepada diriku sendiri, "bahwa aku bisa, aku mampu menyekolahkan adikku," pada usiaku yang menginjak ke delapan belas tahun.
Mungkin lingkungan teman sekolahku yang membentukku demikian, karena beberapa siswa-siswi di sekolahku bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi berkat salah satu keluarga mereka mengadu nasib ke luar negeri. Kini tiba giliranku, untuk melakukan hal yang sama. Kemudian aku menyembunyikan rapat-rapat keinginanku untuk bisa kuliah.
Harus kuakui sebagian besar penduduk Indonesia, masih berada di ambang kemiskinan, minimnya pendidikan, dan melakukan pekerjaan apa saja asal tetap bisa melanjutkan hidup. Kesempatan menjadi tenaga kerja Indonesia, menjadi pilihanku pada saat itu karena iming-iming gaji yang lebih tinggi. Aku akan bisa menyisihkan gajiku untuk sekolah adiku, dan juga untuk diriku sendiri. Entah jadi apapun nanti, yang aku tahu bahwa, aku harus menjadi yang terbaik.
Walaupun sering kali kabar tentang pekerja migran, selalu masuk di berita dan jadi headline yang membuat nyali menciut. Baik tentang kekerasan majikan, dan perlakuan yang semena-mena aku tetap berpikiran positif. Bahwa pilihan yang kita ambil, akan ada risikonya. Aku tidak sendirian, masih banyak perempuan lain diberbagai pelosok Indonesia yang memiliki harapan serupa denganku. Memiliki masa depan yang lebih baik, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk keluarga tercinta. Maka aku berkata pada diriku, untuk jangan takut.
Di Hong Kong Aku Mengenal Dunia Literasi
Enam tahun berada di Hong Kong, membuatku bisa menyekolahkan adik dari jenjang SMP sampai dengan SMA, sungguh rasanya lega sekali adikku bisa menempuh pendidikan. Di Hong Kong sendiri, aku jarang memiliki hari libur. Karena majikanku lebih suka pembantu rumah tangganya, di rumah saja dan tidak berkumpul dengan orang asing. Sekalipun dari asal negara yang sama, Indonesia.
Beruntunglah aku memiliki teman-teman yang baik, mereka gemar meminjami aku buku untuk dibaca. Dari sana kecintaanku membaca terpompa, aku sering melahap buku dan juga sesekali mengakses internet. Banyak orang yang mengupload hasil tulisannya di facebook, hal tersebut memotivasiku untuk juga melakukan hal yang sama. Aku belajar menulis dari internet, untunglah ada Google, yang membuat pengetahuanku bertambah. Luar biasa, dunia bisa diakses dengan genggaman jari dan aku mulai memelajari dunia literasi.
Dalam waktu satu tahun, aku sudah bisa menulis novel dan tidak menyangka novelku diterima penerbit mayor. MasyaAllah, ketelatenanku berlatih menulis membuahkan karya. Waktu-waktu istirahat malam yang seharusnya aku gunakan untuk tidur, kulakukan untuk belajar menulis. Kepulanganku ke Indonesia, disambut dengan terbit-terbitnya novelku. Bahkan memoar yang kutuliskan tentang pengalaman di negeri Hong Kong, juga terbit dan menjadi salah satu kenangan bahwa aku pernah tinggal dan mengais rejeki di sana.
Tuhan, Maha luar biasa bukan? Dalam menciptakan skenarionya? Seringkali kita merasa hidup kita nggak jelas, dan nggak menemukan arah, tapi siapa yang menyangka perjalanan menemukan jati diri bukan sekadar menyelesaikan satu masalah ke masalah lain. Bukan pula tentang prestasi, tetapi bagaimana kita meraih kebahagiaan hidup dengan menjalani. Dengan merayakan segala hal yang diberikan oleh-Nya, baik peristiwa besar atau peristiwa kecil, yang perlu kita lakukan adalah dengan sepenuh hati menjalaninya dan mensyukuri.
Perjalanan Memulai Usaha di Mulai dari Meja Kerja
Atas ajakan seorang kawan, aku bergabung dengan Oemah Sedekah sembari menunggu panggilan kerja. Tidak disangka bergabungnya dengan Oemah Sedekah, membawaku mengenal banyak donatur-donatur handal. Aku belajar banyak dari mereka, untuk membantu sesama, menjadi relawan untuk meraih surga. Banyak kegiatan sosial dan program yang dijalankan, dari memberikan bantuan kepada dhuafa, yayasan yatim piatu, kejar seribu paket sekolah, bagi nasi bungkus, Jumat bersih sampah, dan lain sebagainya. Yang intinya sebagian rejeki dari kita, adalah milik mereka. Dari Oemah Sedekah pula, aku diajak bergabung di sebuah perusahaan digital marketing. Karena kemampuan menulis yang kumiliki. Aku mendapatkan kesempatan bekerja menjadi content writer, untuk mengisi artikel di website.
Perusahaan yang berkecimpung dibidang franchise minuman cokelat ini, membuatku mengenal hal-hal baru dalam dunia online. Ternyata ada banyak hal yang bisa dipelajari. Aku juga mendapatkan tugas untuk mengupload produk dagangan, ke marketplace yang ada. Dari sinilah aku mengenal reseller dan dropshiper.
Ternyata menjadi reseller maupun dropshiper memiliki kendala kehabisan barang, yang membuatku malas untuk menjual lagi. Maka aku memutar otak, melihat ke sekeliling apa yang bisa dijual. Peluang menjual hijab menjadi pilihan, tapi lagi-lagi daganganku harus berebut dengan reseller lainnya yang memiliki budget berlebih. Aku tidak lagi berjualan online, tapi lebih memilih mengerjakan jasa menulis artikel online sembari mencari peluang lain untuk dijual.
Bertemu Jodoh dan Membangun Usaha Bersama
Agustus 2017, aku menikah dan otomatis harus hijrah mengikuti suami. Karena anak bontot, suami diamanahi untuk menjaga orang tuanya. Awalnya saya masih bisa wara-wiri untuk mendapatkan pekerjaan liputan di luar. Tapi makin ke sini dua mertua mulai sakit-sakitan. Keluar masuk rumah sakit, dan mengalami struk ringan akibat penyakit komplikasi. Emak tidak bisa ditinggal barang sebentar, karena harus diurusi keperluannya. Demikian juga bapak mertua, yang sudah mulai tidak bisa melakukan apa-apa.
Kami memutar otak agar terus bisa berkarya, menghasilkan pendapatan tanpa perlu ke luar rumah, sembari mengawasi orang tua. Keahlian menulis saya kuasai, sementara suami lebih pandai menjahit. Akhirnya kami memutuskan untuk berkolaborasi, menciptakan sebuah karya. Pertama menciptakan pouch kecil-kecilan, setelah iseng mengunggah ke media sosial banyak yang berminat, dan justru memberikan request produk.
Beberapa teman blogger buku, dan bookstagram meminta untuk dibuatkan booksleeve (kantong buku). Akhirnya kami browsing seperti apa, kami membuat polanya, dan mencari tahu bahan apa saja yang dibutuhkan. Percobaan pertama belum sempurna, kami masih harus cari formula ukuran yang pas. Sampai akhirnya benar-benar sukses pengerjaannya, dengan penambahan di sana-sini. Dari mulai bahan katun, merambah ke bahan kanvas, serta bahan waterprof.
Maret 2019, Indonesia digebrak dengan adanya virus Covid-19 dan pandemi kemudian melanda. Dengan beberapa komunitas blogger kami berkolaborasi untuk membuat masker, di mana saat ini masker adalah hal yang paling penting untuk melindungi diri sebagai protokol kesehatan. Setiap mendapat DP kami berburu bahan pembuatan, jarak tempuh satu jaman dari rumah membuat kami harus menghabiskan waktu lama-lama di jalan.
Kualitas produk juga kami cari yang benar-benar tidak mengecewakan. Kalau di kota tetangga tidak ada bahan yang kami cari, karena harus berebut juga dengan konveksi mau tidak mau kami harus berkendara ke kota provinsi. Jarak tempuh pulang pergi sembilan jam, terkadang membuat kami kelelahan. Belum lagi kalau kulaannya masih skala sedikit-sedikit, kadang nggak cucuk tenaganya karena modal masih minim. Namun hal tersebut nggak membuat kami menyerah, inilah proses untuk menjadi sukses. Selalu hal tersebut kami tanamkan dalam hati.
Pernah juga kami berekspansi coba-coba ikutan program flash sale sebuah marketplace. Kami mencoba produk rumah tangga untuk dijual, tempat cetak martabak, panci, dan juga gelas mama-papa. Ada kurang lebih seratus lebih orderan yang menumpuk, setelah dikirim ternyata gelas mama-papa tersebut pecah semua karena salah packaging. Kami harus membeli, mengganti, mengirim, dan memulai dari awal lagi. Berburu dari pasar satu ke pasar lainnya, untunglah semangat kami tak kendur karena harus bertanggungjawab dengan amanah yang dipercayakan konsumen yang telah membeli.
Membangun Strategi Aset Digital Produk Usaha
Di Indonesia sendiri mayoritas pengguna internet, menghabiskan waktu selama 8 jam per hari. Hal ini membuktikan bahwa, sepertiga hidupnya melibatkan eksistensi internet. Menurut databoks.katadata penduduk Indonesia tersebut memiliki rentang usia 16-64 tahun, berselancar di internet pada semua perangkatnya. Dan media sosial menempati urutan kedua rata-rata diakses hampir 4 jam, Youtube dan Whatsapp mendapat prosentase 88% dan 84%, sisanya digunakan untuk menonton televisi, streaming musik, dan konsol game. Nah, sekarang kalau disuruh memilih misalnya ketika bepergian kalian ketinggalan dompet atau handphonenya, mana yang akan kalian pilih untuk diambil duluan? Nggak usah jauh-jauh wes, kalau kalian bangun tidur apa yang kalian ambil lebih dulu? Handphone atau air minum? Hehehhe ...
Lantas apa hubungannya dengan dunia digital marketing? Untuk pebisnis dan pelaku usaha UMKM tentu sangat penting, karena kita perlu terhubung dengan pengguna internet agar bisa memasarkan produk dan jasa yang dimiliki. Semakin sering seseorang mengakses internet, peluang akan semakin besar. Maka, mulai bangun dan kelola aset digital marketing merupakan solusi untuk berpromosi.
Aset adalah apapun yang dapat menghasilkan uang, dengan atau tanpa kita bekerja. Aset juga merupakan sumber ekonomi, atau nilai suatu kekayaan. Bagaimana dengan aset digital? Gampangya gini, seorang youtuber pasti memiliki banyak unggahan video di channel akunnya, benar? Video tersebut bisa dinamakan aset digital yang dia punya. Aset digital bisa menghasilkan uang bila didaftarkan ke Google Ads. Kalau 1 video aja setiap harinya bisa menghasilkan 50 ribu dari iklan, berapa banyak duit dihasilkan dari 100 video setiap harinya?
Bikin video nggak harus dengan properti mahal, semua dimulai dari yang sederhana bahkan bisa tanpa modal dengan memanfaatkan apa yang kita punya. Tetapi yang dibutuhkan di sini adalah, waktu, komitmen, dan konsisten. Lantas bagaimana untuk seorang pebisnis, entreprenuer, atau calon pengusaha dalam aktivitas memasarkan produk di ranah digital? Pun dalam membangun aset digitalnya? Harus dimulai dari mana? Hal ini yang sedang aku terapkan dalam membangun marketing strategi.
Bangun Kerajaan Bisnismu dengan memersiapkan hal berikut: membangun website, membangun blog, membangun landing page, dan optimalisasi trafik dengan SEO dan SEM.
Perusahaan, UMKM, e-commerce, B2B Marketplace, dan apapun yang sedang dibangun di internet termasuk bisnis online harus memiliki website. Karena semua kehidupan sekarang sudah beralih ke ditigal, suka atau tidak suka anda harus melakukannya. Jika tidak, ya siap-siap ketinggalan gerbong.
Membuat website bukanlah perkara yang sulit, jika anda pemula yang sedang ingin membangun usaha tidak masalah jika membangun terlebih dahulu dengan blog. Toh blog dan website ini sama-sama pentingnya. Beberapa manfaat dalam membangun website adalah, anda langsung bisa berinteraksi dengan pembeli tanpa batas waktu, kepercayaan pelanggan akan terbangun dengan adanya website bisnis, bisa menjangkau market lebih luas lagi, dan bisa menjadi portal informasi untuk pelanggan.
Jangan lupa juga sertakan landing page yang tepat sasaran. Landing page, merupakan salah satu halaman yang ada di website, yang dirancang khusus untuk mengarahkan user ke arah yang spesifik. Contohnya setelah customer service memberikan tombol CTA (call to action) kepada pembeli untuk mengisi formulir transaksi, mereka akan menuju landing page tersebut dan mengisi data. Data tersebut yang akan disimpan sebagai basis data, untuk memroses pembelian atau pemasaran berkelanjutan.
Website, blog, dan landing page ini adalah kesatuan yang harus dioptimasi agar trafiknya meningkat. Dengan cara apa? Bisa melakukan penerapan SEO (Search Engine Optimization) gratisan atau juga menggunakan SEM (Search Engine Marketing) yang berbayar melalui pelayanan Google Ads.
Mengapa trafik penting? karena tanpa pengunjung, itu artinya kita tidak akan mendapatkan pembeli. Kebalikannya, jika pengunjung ramai, kemungkinan orang membeli produk yang ditawarkan besar. Ibarat biaya sewa bangunan yang ramai dan yang sepi pasti berbeda, karena jumlah pengunjung yang ramai sangat berpengaruh dalam sebuah bisnis.
Bangun Hubungan Melalui Media Sosial Sebagai berikut: Membangun Media Sosial (Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, Twitter, Fanpage, dan lain sebagainya), Optimalisasi trafik dengan SMO dan SMM
Media sosial tidak lepas dari kehidupan kita saat ini. Kita justru lebih sering berinteraksi di media sosial, ketimbang dengan dunia nyata. Media sosial merupakan media/platform untuk bersosialisasi satu sama lain, yang dilakukan secara online. Platform mana saja yang disebut media sosial?
Kini, media sosial tidak hanya tempat bersilaturahmi, tapi berubah menjadi interaksi bisnis juga. Jika awalnya kita kesulitan mendapatkan respon dari sebuah perusahaan terkait produknya, sekarang kita bisa dengan mudah terhubung langsung secara online.
Bagaimana membangun media sosial yang sukses? Mulailah dengan menarik perhatian target marketmu, dengan membuat konten yang unik dan sesuai tren. Konten bisa berbentuk apapun, gambar, artikel, kata mutiara, meme, yang jelas mampu membangun interaksi dan komunikasi langsung dengan pelanggan. Ajak mereka juga untuk merespon langsung, seperti membagikan pemikiran mereka, memberikan komentar, atau like. Syukur-syukur kedekatan terbangun dengan baik dan saatnya membangun trafik pengunjung.
Trafik tidak bisa dibangun dalam semalam, tetapi membutuhkan proses. Butuh taktik yang tepat dalam membangun hubungan. Tidak hanya hubungan dengan manusianya, tetapi juga dengan kebutuhannya. PR besar bagi pebisnis agar membungkus iklan sedemikian rupa, agar tidak terlihat seperti sedang menjual. Inilah yang disebut dengan SMO (Sosial Media Optimization), interaksi yang dibangun dengan alami. Sementara SMM adalah Sosial Media Marketing, kita perlu membayar platform periklanan yang populuer yakni Google Ads.
Menggunakan Email Marketing
Email (Elektronik Mail) adalah media untuk mengirim surat yang dilakukan secara online, asal bisa terkoneksi dengan internet. Banyak fungsi yang dimiliki oleh email, ibarat kata email ini merupakan ID card kita untuk bisa mengakses atau berjejaring sosial. Email bisa digunakan untuk akses masuk facebook, twitter, instagram, dan lain-lain. Email juga bisa digunakan untuk mengirim file, baik itu video, foto, maupun dokumen ke semua orang.
Mengapa email marketing menjadi penting untuk aset digital? Ini karena email merupakan cara yang paling efektif, untuk membangun koneksi antara kita sebagai pemilik produk dengan pelanggan. Kelebihannya email akan secara otomatis, mengirimkan updetan terbaru dari konten yang kita buat. Bisa dikatakan email merupakan media, untuk berkomunikasi dengan pelanggan lebih personal.
Disadari atau tidak ketika mengunjungi sebuah website, misalnya website jualan. Kalian bisa mendapatkan kode voucher sekian persen, tetapi harus memasukan email/registrasi. Tidak hanya mendapatkan kode voucher, bahkan sering kali diberikan akses gratis selama sebulan agar bisa mengakses sebuah website premium. Itu artinya perusahaan tersebut sedang mengumpulkan email, untuk database perusahaan. Biasanya orang-orang yang bersedia memasukan email, adalah merkea yang sudah tertarik dan setia mendengar informasi dari perusahaan anda. Kebanyakan anggota email list (database) cenderung akan membeli produk.
Mengumpulkan Leads/database
Leads merupakan sebutan dari calon pelanggan. Mereka belum membeli, tetapi mereka sudah tertarik dengan bisnis yang anda punyai. Dari mana kita tahu? Dari cara mereka menghubungi atau meminta informasi lebih banyak, dengan cara sukarela. Seperti memberikan nama, alamt email dengan cuma-cuma agar mereka tidak ketinggalan info terbaru yang sedang dipromosikan. Leads memiliki potensi yang besar untuk diprospek jadi pelanggan.
Membangun Conversion
Dalam mendatangkan trafik untuk aset digital yang dimiliki, konten dan iklan saja tidak cukup. Anda membutuhkan yang namanya Conversion. Conversion ini merupakan cara untuk mengubah pengunjung menjadi pelanggan, maupun calon pelanggan. Pada tahap ini kita akan belajar membuat pengunjung tertarik melihat, memelajari dan juga membeli produk yang kita pasarkan. Ataupun jasa yang kita tawarkan.
Biasanya conversion paling sering dilakukan oleh perusahaan business-to-business (B2B) karena lebih sering melakukan penawaran. Sementara untuk perusahaan retail atau business-to-consumen (B2C) lebih mencakup ke penjualan. Nah, conversion ini bisa diukur berdasarkan data, bukan perkiraan. Dua jenis conversion yang paling penting, untuk aset digital ialah leads dan sales. Di sinilah kita mulai menata retargeting.
Membangun Engagement
Manusia adalah makhluk sosial, yang perlu berinteraksi satu dengan yang lain. Sebagai jasa penyedia produk atau layanan, anda perlu mengajak leads untuk berinteraksi. Hal ini berguna untuk membangun engagement. Contohnya diri kita sendiri, ketika akan memutuskan membeli produk apakah langsung memutuskan membeli saat itu juga? Beberapa ada, tetapi kebanyakan akan mempertimbangkan lebih dahulu.
Kalau skala konvensional biasanya akan memasang iklan dibanyak tempat-tempat strategis, sehingga siapapun dapat melihat dengan jelas. Tidak beda dengan era digital, iklan yang dipasang akan memenuhi laman-laman media yang kita akses biasanya dan iklan tersebut relevan dengan apa yang sedang kita cari. Jika iklan sudah jalan, yang perlu dijaga adalah soal engagementnya.
Sebagai contoh kita melirik prusahaan Apple, setiap kali mereka mengeluarkan produk, selalu habis terjual dalam peluncurannya. Padahal seperti yang kita tahu, Apple memliki harga yang terbilang tidak murah. Mengapa bisa terjadi? Bukan pula karena produknya paling canggih, tetapi engagement yang dibangun dimasyarakat sangat kuat. Tipsnya kita perlu memerhatikan segmen pelanggan yang ada di database. Mereka termasuk pelanggan yang mana. Apakah pelanggan tetap, pembeli pertama, atau calon pelanggan. Karena dalam membangun engagement tiga segmen pelanggan tersebut akan mendukung awareness.
Membangun Super Team
Aset digital pada 6 tahap di atas, apabila sudah segementation dan sudah terbagi secara spesifik pengelompokannya akan lebih efisien. Ditambah jika sudah mengalirkan pundi-pundi rupiah yang menggunung. Maka, saatnya anda mulai membangun super team karena anda bukan superman. Seperti bagian customer service sendiri, finance sendiri, produksi, promosi, dan lain sebagainya. Saatnya anda menerapkan strategi-strategi lain, agar aset digital anda semakin memberikan peluang yang besar.
Dengan #ModalPintar Aku Ingin Merangkul yang Dekat dan Menjangkau yang Jauh
“Jika kau ingin mengubah dunia, pulanglah ke rumah dan cintai keluargamu”
– Bunda Teresa –
Sering kali kita memiliki mimpi yang besar, tapi lupa pada hal kecil di sekeliling. Banyak sudah contohnya orang-orang yang besar, bisa hancur hanya karena permasalahan yag kecil. Maka banyak contoh tersebut jangan sampai membuat, kita dan keluarga jadi berantakan. Karena sesuatu yang sederhana bisa berawal dari rumah.
Pernah pada bulan April 2019, saat pesanan masker membludak, aku dan suami tidak bisa mengatasi sendirian. Di hari yang bersamaan emak masuk rumah sakit. Apa yang saya pilih? Meninggalkan pesanan masker dan lebih memilih untuk merawat orang tua terlebih dahulu, kemudian memikirkan cara orderan tersebut bisa selesai. Bersyukur kami dikelilingi orang-orang yang berkecimpung di bidang sama, menjahit. Tetangga kanan dan kiri semuanya menjahit, kakak ipar juga menjahit. Kami memasrahkan masker kepada mereka, tentu saja disertai contoh dan kualitas poduk yang sudah jadi.
Sayangnya tidak semua memuaskan hasilnya, kami harus menjahit ulang. Untunglah masih ada banyak bahan yang tersisa, jadi bisa dikerjakan segera dan tidak perlu kulakan lagi. Tujuanku mengikuti program #ModalPintar ini selain untuk mengembangkan usaha, juga ingin mengajak orang di sekitar rumah memiliki ketrampilan menjahit yang bagus. Aku ingin memberikan pelatihan, bagaimana membuat karya selain baju sekalipun dari perca. Perca bukan hanya kain sisa, tapi juga bisa dibuat sebuah karya yang memiliki nilai ekonomis. Jadi tidak banyak yang dibuang limbahnya, menjaga lingkungan masih dan akan selalu jadi tanggung jawab kita, right?
InsyaAllah dua puluh lima juta cukup untuk menginisiasi ide. Karena aku harus menambahkan halaman depan sebagai tempat workshop, mesin jahit, mesin obras, mesin potong, dan setidaknya ada satu laptop yang bisa dipakai bersama untuk membekali mereka dalam berjualan online menggunakan internet. Ohya, aku juga butuh untuk membeli banyak bahan kain yang gulungan besar, tidak lagi membeli meteran yang butuh bolak-balik pergi.
Mengapa saya layak mendapatkan #ModalPintar? Mungkin ini satu langkah kecilku untuk menjadi bermanfaat, untuk keluarga, lingkungan, dan orang-orang yang mempercayakan amanah kepadaku. Dunia mungkin banyak menjanjikan hal-hal besar untuk kita, tapi semua itu diawali dari langkah kecil yang dimulai dari rumah. Salam.