Halo Sisters!
2016, 6 tahun lalu, aku pernah merasa di fase bingung sekali. Butuh pemasukan yang bisa menunjang penghidupan diri sendiri juga keluarga.
Kenalin, namaku Anis. Seorang anak perempuan yang berusaha melakukan lebih walau kadang ada failednya. Melakukan lebih berani dan buang gengsi untuk jualan, melakukan lebih ikhlas untuk ga punya waktu main dengan teman seumuran. Kegiatanku sejak sekolah memang jualan, apapun yang bisa jadi cuan aku jual.
"Ga malu?" Tentu saja tidak, kenapa harus malu kalo yang dilakukan itu menghasilkan dan buat kita bisa mandiri.
Yups, kebetulan 6 tahun yang lalu, aku ketemu om (adik ibu) yang saat itu pengusaha jamur tiram. Melihat penjualan jamur tiram yang hanya dijual dipasar dengan harga rendah, aku jadi kepikiran untuk naikin nilai ekonomisnya.
Bermodalkan sok tahu masak dan google, aku coba buat jamur tiram krispy, hasilnya? Gosong, pahit dan bentuknya sangat acak-acakan?. Aku ga berhenti dengan hasil pertama, dicoba lagi kedua, ketiga, ke empat, tapi nyatanya emang belum bisa jadi jamur crispy kayak di youtube atau google, kalo dipikir, bakatku tuh emang dagang bukan masak.
Suatu hari aku di bertemu ibu-ibu UMKM, yang emang jago sekali dalam hal masak, apalagi buat crispy, sangat bisa. Setelah dievaluasi, ternyata penyebab gosongnya jamur tiram crispy buatanku adalah tidak di diamku dulu semalam setelah penggorengan pertama. Setelah itu, dicoba lagi sesuai tips and trik yang dikasih, dan alhamdulillah berhasil.
Karena emnng modalnya belum seberapa banyak, akhirnya kemasan jamur crispy dari kantong plastik bening dan stiker. Mulai buat story di bbm (pada waktu itu), dengan sistem PO dan reseller.
Sengaja banget buat sistem PO, supaya bisa ngecover modal yang udah kepake untuk produksi.
Aku hubungi teman-teman SMA, teman komunitas dan lain lain untuk di closingkan jadi reseller. Ada 10 orang yang bersedia dan alhamdulillah awal launching langsung sold out 500 pcs.
Diawal-awal produk masih aman dan diterima market, cuma di pertengahan, dapet komplain, kalo produknya pait dan gosong. Penjualan bulan-bulan berikutnya naik turun secara omset. Akhirnya, memutuskan untuk jual offline setiap hari minggu di CFD.
Singkat cerita, ditahun 2018 aku bertemu mas Saptuari (seorang tokoh juga penulis buku tentang hutang), disitu aku kasih produk jamur crispy.
Tidaaak disangka, Mas Saptuari suka banget sama produknya, dan berniat untuk kerjasama buat brand sendiri dengan produk tetep jamur crispy.
Mas Saptuari nyampein kalo pengen punya produk yang nanti bisa sekalian sharing tentang hutang dan nagih hutang, karena emang spesialisasi beliau disitu. Akhirnya tercetuslah nama 'JALU' Jamur Lunas, dengan nama varian rasa yang unik ?
- Jamur Lunas Spicy HuhHah (ditagih debtcollector)
- Jamur Lunas Barbeque (ditagih mantan)
- Jamur Lunas Sambal Balado (ditagih rentenir)
- Jamur Lunas Sate Ayam (ditagih pinjol)
- Jamur Lunas Ayam Bakar (ditagih temen)
- Jamur Lunas Original (ditagih tetangga)
Saat launching awal bersama mas saptuari, dalam sebulan bisa sold out 20.000 pcs dengan sistem distribusi reseller. Ga nyangka banget, kaget dan terharu.
Dibalik ribuan pcs ini, ada beberapa hal ketidaksiapan yang lumayan menegangkan, maklum kala itu baru pertama kalinya kolaborasi dengan tokoh nasional. Ketidaksiapannya yaitu belum buat nomer rekening syariah sesuai permintaan tokoh, padahal itu sudah h-2 launching. Namun, lagi-lagi ditolong sama Allah, hari itu buat rekening, langsung jadi.
Berkat produk Jalu ini, alhamdulillah perlahan bisa memulihkan keadaan ekonomi keluarga, bantu biayain sekolah adik, bantu tetangga untuk dapet pekerjaan, disisi lain juga bisa kasih kesempatan ibu untuk berpengahasilan, sebab bagian produksi jamur crispynya ibu langsung yang pegang.
Namun, namanya bisnis, dinamikanya luar biasa, seru dan menantang tapi menegangkan. Kadang ada aja yang refund, tim keluar masuk, biaya produksi bengkak, bahan pokok naik atau lebih serunya lagi, jamur tiramnya tidak tumbuh.
Ditahun ke-6 nya Jalu ini, aku pengen banget rebranding produk aku agar bisnis yang kujalani saat ini sustain dan dampaknya nanti aku tetap bisa bantu tetangga untuk dapet pemasukan.
Saat ini pengen banget belajar lebih sistem distribusi offline seperti perusahaan-perusahaan besar pada umumnya, namun semua ini butuh ilmu dan tambahan modal yang tidak sedikit pastinya.
Targetku di tahun ini, minimal bisa closing 20.000 pcs lagi dalam sebulan, dengan cara leveling-up bisnis jalu.
Dengan target-target yang ada, aku sadar banget kalo butuh biaya yang lumayan. Maka dari itu aku ikut program sisternet kompetisi modal 2023 #KMP2023 ini. Semoga aku bisa jadi salah satu pemenangnya. Dengan modal itu aku bisa mengupgrade bisnisku, rinciannya begini :
- Beli alat sealer (3.600.000)
- Penambahan alat-alat produksi yang butuh diganti karena sudah lama sekali (kompor, wajan) 2.500.000
- Spinner peniris minyak (2.200.000)
- Beli kemasan jalu 7.000.000
- Kamera untuk take foto dan video, sebab selama ini hanya pakai hp (4.999.000)
- Biaya iklan FB (2.000.000)
- Perbaikan tempat untuk konten, selama ini pakai gudang (2.500.000)
Total biayanya ada 24.799.000.
Aku sangat ingin bisnis ini terus sustain dan berkembang, supaya meluas manfaatnya, sebab produk jalu bukan hanya sekedar produk, tapi ada nilai sharing dan edukasi tentang hutangnya disana.