Sisters, belakangan ini sedang marak diberitakan mengenai penyakit ginjal akut pada anak yang sangat mengkhawatirkan, terutama bagi orang tua.
Sebenarnya, apa sih penyebab utama gagal ginjal akut pada anak?
Dilansir dari situs alodokter, secara umum, ada beberapa kondisi atau penyakit yang dapat memicu gagal ginjal akut, antara lain gangguan aliran darah ke ginjal, penyumbatan di sepanjang saluran kemih yang bisa disebabkan oleh batu ginjal, efek samping konsumsi obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan toksisitas pada ginjal, glomerulonefritis atau peradangan pada saluran ginjal, dan infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 juga dicurigai menjadi penyebab gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak yang saat ini terjadi.
Namun, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, gagal ginjal akut pada anak tidak berkaitan dengan COVID-19. Gagal ginjal akut pada anak di Indonesia tidak hanya dialami oleh anak-anak yang pernah terinfeksi COVID-19 atau memiliki gangguan ginjal bawaan sebelumnya.
Sejauh ini, IDAI juga telah menelusuri kemungkinan penyebab lain gagal ginjal akut pada anak berupa penggunaan obat-obatan tertentu yang terkontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol. Namun, obat-obatan tersebut tidak diproduksi dan tidak beredar di Indonesia, serta tidak terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Republik Indonesia.
Oleh karena itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap penyebab pasti gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak yang tengah terjadi di Indonesia.
Lalu, apa saja gejalanya?
Gagal ginjal akut pada anak dapat dikenal dari tanda atau gejala yang dialami oleh anak. Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala gagal ginjal akut progresif atipikal: menurunnya frekuensi buang air kecil dan volume urine yang lebih sedikit, penumpukan cairan sehingga menyebabkan pembengkakan di tungkai, pergelangan, atau punggung kaki, demam, nyeri perut, sesak napas, lelah, lesu, dan tampak pucat, gangguan irama jantung, nyeri dada, kejang atau koma pada kondisi yang serius.
Sementara itu, pada kondisi gagal ginjal akut pada anak yang penyebabnya masih misterius ditemukan juga gejala lain berupa: jumlah urine berkurang atau bahkan sama sekali tidak kencing selama 6–8 jam saat siang hari, warna urine pekat atau kecokelatan, diare, batuk, pilek, dan muntah.
Bagaimana pengobatannya?
Pengobatan gagal ginjal akut tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa pengobatan yang bisa diberikan oleh dokter adalah:
1. Cairan infus
Jika gagal ginjal akut disebabkan oleh kekurangan cairan dalam darah, dokter mungkin merekomendasikan pemberian cairan melalui infus.
2. Obat-obatan
Berikut ini adalah obat-obatan yang dapat diberikan oleh dokter untuk mengobati gagal ginjal akut:
- Diuretik untuk mengatasi kelebihan cairan
- Fenoldopam untuk meningkatkan aliran darah di ginjal sehingga akan menambah produksi urine.
- Obat untuk mengontrol kalium dan fosfor guna mencegah akumulasi mineral tersebut di dalam darah
- Fomepizole, jika gagal ginjal akut disebabkan oleh keracunan etilen glikol atau dietilen glikol
- Dialisis
Jika kerusakan ginjal yang dialami cukup parah, anak yang menderita gagal ginjal akut memerlukan hemodialisis atau cuci darah. Ini adalah prosedur untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak sampai ginjal pulih kembali.
Selama pemulihan, dokter juga mungkin merekomendasikan diet atau pola makan khusus untuk mengurangi beban ginjal. Pola makan tersebut dilakukan dengan membatasi konsumsi makanan yang tinggi akan fosfor, kalium, dan garam.
Jika anak mengalami gejala yang mengarah pada gagal ginjal akut, jangan menunda untuk segera memeriksakannya ke dokter, ya, Sisters. Pengobatan yang dilakukan sejak dini dapat mencegah komplikasi yang bahkan berujung dengan transplantasi ginjal.
Semoga kita semua sehat-sehat selalu, ya.