Bismillah dulu, sebelum ngajak pembaca berimajinasi dengan ceritaku kali ini, hehe. Hai, aku Hestu Subhika Garindi, nama panggungku (asik ada nama panggung hehe) Hestu Sugar yang mana "Sugar" itu singkatan dari "Subhika Garindi", kalau yang baru mengenalku mengira nama asliku memang Sugar bukan sekedar singkatan, mungkin karena mereka hanya mengenalku via instagram @hestusugar. Biasanya teman-teman memanggilku Ibuk Etu, lantaran diusiaku 28 tahun ini Allah jadikan aku ibu dari 2 putra dan putri kecilku, benar-benar my new era selama mereka hadir, banyak yang perlu diperjuangkan, salah satunya perjuanganku di Abah Aqiqah ini untuk menabung masa depan gemilang bagi anak-anakku ini.
Yap, ini dia Abah Aqiqah, salah satu dari sekian perhelatan usahaku dibantu suami tentunya, yang sudah terjalankan selama sekitar 2 tahun lamanya, dengan perdramaannya yang menguras pikiran, tenaga serta perasaan. Waaah kalau kuceritakan semua bisa mengalahkan drakor yang hanya 16 episode. Bahkan sempat ada cerita hampir kena keroyok warga sekampung lantaran terlambat antar pesanan sesuai jadwal, karena tim catering kelupaan jadwal Aqiqah saat itu. Huuuu takuuut dan pahiiiit rasanya kalau diingat, namun jadi tamparan berharga buat aku.
Mungkin kali ini aku akan coba mengisahkan layaknya sepotong pizza dengan beragam rasa, jadi nggak kekenyangan dan nggak kurang juga, hehe.
Berani ambil nyali untuk membangun usaha baru memang menguji adrenalin ya,
"Duh, jadi ga ini?"
"Yakin nih kita bisa jalanin ini semua?"
"Gimana kalau begini begitu?"
Perasaan ragu dan kurang yakin biasa hadir ditengah proses membangun usaha baru.
Ingat dulu, aku akhirnya beranikan diri untuk membuka usaha ini, karena saat itu suami masih belum bekerja lagi setelah resign dari maskapai penerbangan dibawah BUMN. Alasan resignnya memang saat itu kondisi perusahaan sedang tidak stabil juga, mau memaksakan suami bekerja disana namun kasihan melihatnya setiap hari ada saja masalah yang menumpuk. Saat itu, aku notabene ibu rumah tangga tanpa ngantor, jadi untuk biaya sehari-hari sangat mengandalkan dari penghasilan bulanan suami. Awalanya masih santai, karena sempat dapat pesangon juga, namun yang namanya tabungan kalau ga ada pemasukan yaaa lama-lama habis ya, buuuun... hmmm
Kami coba peruntungan dari yang kami bisa, mulai dari usaha jasa Desain Grafis, Privat Akuntansi, Sewa Tenda Camping sampai Reseller makanan frozen yang dibuat oleh sahabatku. Semua usaha sudah dicoba, tapi karena semua dirintis bersamaan, kami hanya mengandalkan the power of sosmed. Membuat Instagram dari masing-masing produk, membuat Google Maps, sampai blog-blog yang berkaitan dengan usaha saat itu supaya bisa naik produk kami di Google. Dan itu semua bukan perkara mudah, setiap hari menunggu orderan yang tidak pasti, cukup melatih kesabaran dan kepercayaan bahwa Allah tak akan membiarkan hamba-Nya tidak makan di hari itu, pasti rejeki itu selalu ada.
Namun, kadang rasa sedih, capek, baper itu hadir. Hingga aku dikejutkan dengan kehamilan anak keduaku. Kala itu Ramadhan 2019, aku bersyukur karena akan hadir satu anggota baru lagi di keluarga kecil kami, apalagi ketika usia kandungan 4 bulan mencoba USG 4D dan sudah terlihat monasnya, tanda bahwa anak kedua kami laki-laki, sudah diidamkan suamiku, karena anak pertama kami perempuan. Namun di sisi lain dengan kondisi ekonomiku saat ini, aku belum siap hamil lagi, galau dan bingung namun bahagia, duh rasanya benar-benar campur aduk sekali.
Mulai saat itu kami mulai mencari lagi, usaha apa yang keuntungannya lumayan dengan sekali pesanan namun harganya tetap wajar. Dapat tawaran Reseller Aqiqah dari teman, karena kebetulan teman-temanku dan suami beberapa buka jasa Aqiqah sendiri, dari 1 kambing kami bisa dapat komisi 100ribu. Tetapi terkadang kami tidak bisa mendapat banyak komisi, ada banyak potongan komisi yang sebelumnya tidak ada dalam perjanjian Reseller. Sampai akhirnya tiba-tiba ada salah satu sahabat kami pengusaha Aqiqah juga bercerita tentang cara membuka usaha Aqiqah sendiri. Poin terpentingnya ada kenalan peternak kambing yang amanah dan tim catering yang enak dan juga amanah.
Dari situ mulai atur strategi, mencari peternak yang bisa diajak bekerja sama dan tim catering yang enak juga amanah untuk usaha bersama dalam jangka waktu yang lama. Alhamdulillah kedua poin utama sudah terpenuhi dalam waktu singkat. Selain itu juga aku buat logo dan nama yang pas, buat list harga, bentuk packaging dan promo apa yang bisa masuk ke kalangan orangtua. Karena niat awal membangun usaha Aqiqah ini selain untuk perbaikan penghasilanku juga untuk membantu orang-orang yang membutuhkan jasa Aqiqah praktis mulai dari pemotongan, pengemasan, pengantaran, yang semua sudah dalam paket Aqiqah lengkap dengan harga yang aman bagi kantong mereka.
Tercetuslah nama "Abah Aqiqah", karena suamiku dipanggil Abah oleh anak-anakku, jadi coba sekalian dijadikan brand usaha Aqiqah, sepertinya lebih terlihat meyakinkan ketimbang pakai nama "Ibu Hestu Aqiqah" atau "Sugar Aqiqah" hihihi. Jadi aku buat instagramnya agar kami bisa dikenal di sosmed, dengan nama akun @abahaqiqah.tng, karena kami domisili di Kota Tangerang, jadi "tng" menjadi kode untuk lokasi kami. Dan pelengkapnya alamat kami di Google Maps dengan nama yang mudah dicari Aqiqah Murah Tangerang.
Tawaran yang kami berikan kepada customer adalah 2 Paket Aqiqah, yakni; (1) Paket Hemat, sudah include 50 box nasi, sertifikat, kartu ucapan, risalah aqiqah, souvenir, gratis biaya pengantaran wilayah Tangerang Raya. (2) Paket Value, sudah mendapat 100 box nasi, sertifikat, kartu ucapan, risalah aqiqah, gratis biaya pengantaran wilayah Tangerang Raya dan mendapat gratis snack 100 pcs.
Ternyata membuka usaha tidak bisa langsung berudul pesanan, lalu Siapakah pemesan pertama usaha Abah Aqiqah? Yap, aku sendiri ketika anakku lahir. Dikelahiran anak kedua kami, saat itu juga aku bersemangat untuk memaksakan pesan duluan. Iyaa, "memaksakan", terkadang usaha itu perlu dipaksa, supaya keraguan dan kekhawatiran itu sirna. Belajar bagaimana percaya dengan peternak dan belajar juga untuk menjadikan sahabatku pembuat makanan frozen bisa amanah membuat masakan olahan kambing yang enak dan nagih di lidah. Violaaa, ternyata semua berjalan lancar dan masakan sahabatku ini benar-benar enak bangeeeet, keluarga dan tamu semua suka, karena sahabatku ini terniat kursus langsung ke tukang sate langganannya yang dagingnya empuk walau sudah dibakar lama. Alhamdulillah..
Sampai disini selang beberapa bulan, ada pesanan datang dari seseorang yang memang mencari jasa Aqiqah di sosmed kami. Betapa senangnya hatiku ini, seperti karya baru akan rilis, hehe. Lagi-lagi karena usaha rintisan itu selalu ada perjuangannya, bertepatan dengan masuknya wabah Covid-19, akhirnya yang memesan pun memundurkan waktu Aqiqah anaknya sampai waktu yang tidak bisa diprediksi. Persiapan masih 30%, seperti cetak mencetak dan lain-lainnya, ternyata harus terkubur karena ketidak pastian ini.
Pesanan tak kunjung datang di masa Pandemi, rasanya sudah pasrah, segala macam promosi sudah kami tawarkan, bahkan sampai melewatkan beberapa promo harga, mulai dari promosi gratis snack, lalu potongan harga 5%, potongan 10%, promosi program Aqiqah berbagi dengan anak yatim selama pandemi, sampai promosi gratis 30 box nasi pun tak laku dimasa awal pandemi. Semua masih dalam keadaan takut dan khawatir.
Sampai masyarakat mulai jenuh, mulai berani membuat acara-acara keluarga, disitulah ada 1 pesanan masuk. Dag dig dug dapat pesanan di masa pandemi, tapi ini pesanan pertama yang sangat ditunggu-tunggu. Oke, bismillah yuk..
1 pesanan, 2 pesanan dalam seminggu sampai 5 pesanan dalam seminggu menjadi penyemangatku menjalankan usaha ini. Jika sedang ramai atau musim liburan seperti bulan Syawal ini, pemesan bisa bergerombol datang dan omzet perbulan kami bisa mencapai 40 juta. Tetapi jika sedang sepi, omzet kami hanya sekitar 15 juta saja.
Alhamdulillah usaha ini sudah memberi dampak positif bagi ibu-ibu rumah tangga di sekitaran rumah sahabatku yang kujadikan tempat catering. Ibu-ibu itu diberdayakan dan sangat senang jika ada pesanan datang, mereka bisa mengantongi rupiah untuk tambahan perekonomian mereka.
Tantangan yang aku rasakan akhir-akhir ini, harga bahan makanan melonjak, sedangkan aku masih belum merubah harga lama, jadi keuntungan yang aku dapat pun sangat jauh dari biasanya. Jujur, saat ini aku butuh saran, butuh support, butuh banyak motivasi dan ilmu segar untuk membangkitkan diriku dalam mengembangkan usahaku ini. Apalagi aku ada cita-cita bisa membuka cabang Abah Aqiqah di daerah Bogor dan Bekasi untuk melebarkan sayap.
Seperti angin segar, tempo hari sahabatku di Ibu Profesional Regional Tangkot, mba Deksa mengirimkan pesan pribadi kepadaku, mengajak aku untuk ikut #Sispreneur atau Program Inkubasi Bisnis W20 Sispreneur dari Sisternet ini. Awalnya aku berpikir apakah bisa aku ikut ini? Namun dikuatkan oleh suamiku untuk ikut serta. Supaya bisa mengembangkan usahaku dan lebih banyak ilmu baru lagi. Suamiku berkata penuh semangat sambil memegang kedua pipiku kencang,
"Ibu ini kesempatan, ibu harus punya ilmu baru, harus punya pengalaman baru. Ibu harus ikut ini.. harus ikuuuttt.. okeh!!"
Dengan spontan aku bilang "wookeehhh", terbawa suasana, hahaha.
Restu sudah dikantongi, semangat sudah mulai menggerayangi diriku, untuk itu aku sangat berharap bisa mendapatkan pembinaan dalam bisnisku ini, agar aku semakin termotivasi. Serta bisa mendapatkan kesempatan menjadi salah satu pemenang dalam kompetisi ini, supaya kedepan aku mampu mengembangkan sayapku, membuka cabang di daerah Bogor dan Bekasi. Agar Abah Aqiqah bisa memberikan manfaat yang lebih besar lagi untuk semuanya. In syaa Allah..