Bismillah.
Halo.. Kenalkan namaku Ayu, diumurku yang ke 35 ini aku sedang merintis bisnis kecilku yang ku beri nama "Hidangan Pangeran". "Mengapa kuberi nama ini?" Ini ceritaku, aku memiliki dua anak yang berbeda, satu gampang sekali makannya dan satu lagi sedikit pemilih. Tapi kalau sudah dibuatkan Soto Banjar semuanya langsung berebut, karena itu Hidangan Pangeran yang di maksud disini adalah hidangan untuk para pangeran hatiku ini, alias anak - anakku. Hidangan Pangeran juga memiliki filosofi masakan rumah yang dibuat dengan sepenuh hati untuk keluarga.
Aku mulai belajar memasak masakan khas Kalimantan sejak tahun 2018. Asal mulanya karena permintaan suami yang rindu dengan makanan kampung halamannya, sedang kami saat ini tinggal di Kota Tangerang Selatan.
Setelah bertanya kesana kemari dan melalui proses trial and error, pada tahun 2019, aku mulai berhasil menyempurnakan resep soto banjar versiku dan memberanikan diri menjualnya untuk para tetangga di dalam komplek.
Alhamdulillah,orderan pertamaku mendapat sambutan hangat. Respon positif dari mereka membuatku semakin bersemangat untuk belajar mencoba menu - menu lainnya.
Di tahun berikutnya aku berhasil membuat Bingka Kentang dan Bingka Kelapa Muda khas Banjar yang menurutku dan beberapa orang Banjar yang aku kenal, sudah mirip sekali dengan Bingka yang ada di Banjar sana.
"Kok bisa sih rasanya udah Banjar banget?" Begitu kata mereka
Sebenarnya selama usia SD - SMA aku habiskan sebagian besar di berbagai kota di Kalimantan seperti Banjarmasin, Balikpapan, Tarakan dan Samarinda.
Kebetulan juga suamiku orang Banjar (Mertua dari Samarinda dan Banjarmasin) jadi untuk selera makanan khas Banjar kami berdua memiliki kemiripan.
Aku ingin sekali memiliki kedai makanan khas Bajar di kota ini. Selain untuk mengobati rindu orang - orang Banjar, kedai ini juga ingin memperkenalkan makanan khas Banjar ke masyarakat luas, bahwa tidak hanya Soto Banjar saja lho yang bisa dinikmati.
Namun, berhubung anak - anakku masih kecil ( Sulung 8 tahun dan bungsu 4 tahun) aku merasa belum bisa ngehandle sendiri dan membagi waktu. Akhirnya cita - cita untuk membuat kedai aku pending dulu.
Tahun lalu, terinsipirasi dari pengalaman tante yang berjualan roti gembong (roti khas Kutai, Kalimantan Timur), akuuntuk membuka booth kecil semi container di dekat rumahku.
Alhamdulillah respon roti gembong inipun juga sangat baik dan sudah ada penggemarnya sendiri.
Sebagian dari hasil usaha ini pun aku sisihkan untuk pendidikan anak yatim dan dhuafa di sekolah sekitar tempat tinggalku. Masih belum besar dan banyak, namun aku harap kedepannya makin banyak anak - anak yang bisa aku bantu. Aku juga ingin usahaku semakin berkembang sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan.
Kini mimpiku ada dua, mengembangkan usaha dan membantu mereka. Doakan aku ya..
Dan aku kini mengikuti ajang kompetisi #sispreneur ini bertujuan untuk membantuku menggapai mimpi.
IG @hidanganpangeran