Halo, namaku Anvi Febrianti Syafei namun biasa dipanggil cukup dengan Anvi. Sekitar sepuluh tahun yang lalu, dalam rangka business trip ketika masih menjadi karyawan, aku menginap di salah satu hotel berbintang di Jakarta. Hotel tersebut ternyata memberikan fasilitas berupa evening cocktail dimana para customer yang menginap dapat menikmati sajian snack atau beberapa makanan ringan seperti mini burger, mini sandwich, termasuk di dalamnya adalah panna cotta. Awalnya tentu aku tidak mengetahui kalau dessert ini bernama panna cotta, dan asalnya dari Italia.. Voila! Teksturnya sendiri menyerupai puding tetapi rasanya jauh lebih lembut dan creamy dan biasa disajikan dalam porsi yang irit menggunakan gelas yang sangat kecil bernama shooter glass.
Setelah pertama kali bertemu dan merasakan panna cotta tersebut ternyata aku tidak bisa berhenti memikirkannya alias jatuh cinta hehe.. aku kemudian coba browse di Google maupun Youtube tentang apa itu panna cotta dan bagaimana cara membuatnya. Ternyata dessert ini terbuat dari kombinasi antara bahan-bahan premium seperti krim, gelatin sapi, dan sedikit susu. Hmm.. pantas saja rasanya super creamy dan bikin ketagihan. Akhirnya aku coba praktekkan deh beberapa resep dan tutorial untuk membuat dessert ini. Setelah beberapa kali proses trial and error akhirnya aku berhasil membuat sendiri dengan rasa yang tidak kalah enak dari buatan hotel lho.. Senangnya lagi suami dan orang tua juga approved hehe..
Setelah aku memutuskan resign karena harus mengikuti suami merantau keluar kota, singkat cerita, akhirnya aku pun mencoba untuk berani berjualan panna cotta di bulan Agustus tahun 2020. Aku ingin banyak orang di sekitarku bisa mencoba panna cotta buatanku, karena di sekitar tempatku tinggal, yakni Kabupaten Bandung, belum banyak yang menjual dessert ini. Dan meskipun terbuat dari bahan-bahan yang premium namun harganya tidak menguras kantong karena harapanku panna cotta ini dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Aku juga hanya menggunakan bahan yang halal dan fresh, plus tanpa 4P alias pewarna, pengawet, perisa, dan pemanis sintetis sehingga konsumen pun bisa ngemil tanpa merasa khawatir. Last but not least, aku juga ingin ikut membantu perekonomian keluarga kecilku tentunya.
Menurut survey yang dilakukan oleh Mondelez International berjudul The State of Snacking tahun 2020 diperoleh bahwa 60% orang Indonesia lebih banyak ngemil selama pandemi dibandingkan sebelumnya dan sebanyak 64% menganggap bahwa ngemil berperan penting selama pandemi karena memberikan banyak manfaat di antaranya ialah dapat meningkatkan mood dan meningkatkan kebersamaan dengan orang lain/keluarga. Karena itulah aku yakin bahwa produkku sangat berpotensi besar untuk diterima dengan baik oleh masyarakat Bandung dan Indonesia (ke depannya) sehingga aku berharap bahwa bisnis ini kelak bisa menjadi besar dan berkelanjutan sehingga dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi orang lain juga.
Alhamdulillah.. setelah aku melakukan beberapa strategi pemasaran seperti memasang IG ads, memberikan free tester ke lingkungan terdekatku, seperti teman, tetangga, saudara, dan juga endorse ke beberapa influencer atau food vlogger lokal aku pun mendapat respon yang cukup positif. Dari awal memulai bisnis hingga Mei 2022 total volume penjualanku sudah mencapai 3100-an cup, dimana hingga akhir 2021 aku berhasil menjual panna cotta sekitar 1700-an cup. Aku juga berusaha memberikan promo-promo menarik seperti subsidi atau bahkan gratis ongkir, diskon pembelian, hingga giveaway agar dapat meningkatkan awareness masyarakat terhadap brand-ku serta tentunya menarik lebih banyak pembeli. Dan yang paling memberikan pengaruh terhadap peningkatan jumlah transaksi usahaku sendiri ialah IG ads serta lingkungan terdekatku yang secara tidak langsung sudah menjadi spokeperson dari brand-ku.
Hanya saja yang menjadi tantanganku saat ini adalah aku masih menggunakan sistem penjualan pre-order (PO) dengan waktu pengerjaan 2-3 hari sampai produk ready to deliver. Hal ini dikarenakan terbatasnya resource atau sumber daya manusia yang terlibat di usahaku. Sekarang ini aku hanya dibantu oleh suami yang memiliki peran untuk mengurus bagian pembukuan, keuangan, dan pemasaran. Alhamdulillah beliau memiliki pengalaman yang cukup mumpuni di bidang bisnis/entrepreneurship sehingga diharapkan usahaku nantinya bisa maju dan berkembang berkat ilmu kewirausahaan yang beliau miliki. Oleh karena terbatasnya resource itulah rencanaku dalam waktu dekat adalah untuk merekrut 1 Asisten Dapur dan 1 Staf Keuangan supaya nantinya aku dapat meningkatkan volume dan kapasitas produksi serta menyediakan produk yang ready stock setiap hari dan aku juga bisa mendaftar ke layanan kurir online seperti Shopee Food, GoFood, dan GrabFood. Aku juga berencana untuk melakukan titip jual atau konsinyasi ke beberapa gerai/swalayan besar seperti Toserba Griya.
Tujuanku mengikuti Kompetisi #Sispreneur dari Sisternet ini sendiri ialah agar bisa mengembangkan bisnisku #JadiLebihBaik dengan cara meningkatkan promosi/marketing sehingga aku bisa lebih meningkatkan awareness masyarakat terhadap brand-ku. Selain itu, seperti yang aku ceritakan sebelumnya, aku juga ingin merekrut 2 orang karyawan baru untuk meningkatkan volume produksi sehingga aku bisa menyediakan produk yang ready stock setiap hari dan juga memperbanyak distribution channel atau channel penjualan karena saat ini aku masih berjualan 100% via online (Media Sosial, E-commerce, dan Marketplace) seperti Instagram, WhatsApp, Tokopedia, Shopee, LummoShop, dan TokoTalk. Oleh karena itu, aku juga berencana untuk berjualan secara offline melalui konsinyasi atau titip jual seperti yang aku jelaskan sebelumnya. Aku sangat berharap Sisternet berkenan memilih aku untuk memenangkan Kompetisi #Sispreneur karena modal ini akan sangat berguna untuk merealisasikan rencana-rencana bisnisku ke depan :)
Dan berikut ini adalah estimasi modal yang dibutuhkan untuk keperluan pengembangan bisnisku selama 1 tahun ke depan,
Legalitas usaha* (HAKI, PiRT, BPOM, PT) : IDR 20.000.000
Rekrutmen karyawan : IDR 50.000.000
Promosi/marketing : IDR 50.000.000
Sehingga totalnya menjadi IDR 120.000.000 (IDR 120 juta)
*di luar NIB karena sudah ada