Banyak yang bilang kalau harta yang paling berharga adalah keluarga. Semua orang mengharapkan bisa mempunyai keluarga yang bahagia penuh dengan kasih sayang. Begitupun dengan aku, tidak pernah terbayangkan di dalam pikiranku bahwa aku akan menjadi salah satu anak dari keluarga broken home. Terbersit di benakku, aku tidak akan mempunyai masa depan.
Hai Sisters, perkenalkan, namaku Dian Fitriyani, biasa dipanggil Dhianfy. Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Pada tahun 2015, aku sempat berkuliah di jurusan Bisnis Manajemen. Namun, perkuliahan itu hanya kujalani tidak lebih dari satu tahun. Aku memilih mengundurkan diri karena saat itu kondisi keluargaku semakin memburuk. Rumah yang dulu kuanggap surga, pelan-pelan berubah menjadi neraka.
Pada tahun 2018, aku mulai yakin bahwa orangtuaku akan bercerai. Di sinilah aku memutuskan untuk menjadi anak yang memiliki penghasilan sendiri agar tidak menggantungkan hidupku pada salah satu dari mereka.
Hingga pada suatu malam, aku iseng membeli satu box salad buah, memfotonya dan tanpa sengaja memberi caption "coming soon" di akun Instagramku. Tidak membutuhkan waktu lama, beberapa teman mulai merespon dan berkomentar, "wah kamu mau jualan salad buah? Aku suka salad buah. Kalau dijual aku mau beli yaa. "Berkat komentar itu, seketika ide untuk jualan muncul disertai semangat baru untuk memulai bisnis salad buah. Aku akhirnya memutuskan untuk melangkahkan langkah pertamaku melalui platform online.
Kemudian, bulan maret 2018 untuk pertama kalinya aku membuka PO salad buah dengan nama Spesial Salad Simo. Kenapa nama yang kupilih itu? Yaa karena rumahku di Jalan Simo. Its just a simple reason. Pertama kali open PO aku mendapat order 7pcs. Bagiku yang baru saja memulai berjualan, itu sudah jumlah banyak. Rasanya aku senang sekali waktu itu. Itu juga kali pertama aku memasarkan produk salad buah yang aku buat. Akhirnya, delapan cup makanan simpel itu selesai aku buat, tujuh untuk pelanggan dan satu untuk aku coba sendiri hehe. Proses produksi selalu aku lakukan dengan hati hati dan perasaan yang campur aduk. Takut salad yang aku racik kurang enak di lidah pelanggan. Takut mereka tidak menyukainya dan tidak kembali membeli produkku.
Namun, berkat tekad kuat dan keadaanku saat itu, aku meyakinkan diri bahwa aku punya kemampuan untuk menjalankan bisnis ini. Setelah beberapa lama berjalan, aku tak mengira respon yang aku dapat begitu baik. Aku bahkan sempat meloncat kegirangan mendengar testimoni yang diberikan. Hal ini menjadi bahan bakar semangat yang mendorongku untuk terus melanjutkan bisnis kecilku.
Setelah hari itu, aku semakin rajin melakukan promosi di media sosial. Sedikit demi sedikit aku mulai menyebarluaskan produkku. Makin lama jumlah yang kuproduksi makin banyak. Semakin sibuk pula aku berkutat dengan dunia baruku itu. Aku senang meskipun harus bekerja sendiri. Mulai dari membalas chat, membeli bahan, memproduksi, hingga mengirimkan salad buah selalu aku lakukan sendiri.
Lalu, bagaimana kondisi keluargaku? Saat itu hanya tinggal selangkah lagi mereka mengajukan berkas perceraian. Yah, suasana terus memburuk. H-1 mereka berangkat ke pengadilan, aku masih mencoba mengajak berbicara di ruang keluarga. Isak tangisku yang dari lama aku tahan akhirnya pecah."Ayah, mama ga sakno aku ta? Aku lagi merintis usaha. Aku butuh support kalian buat ngelewatin hambatan. Paling nggak, kalau aku jatuh masih ada ayah dan mama buat bantuin aku. Kalau kalian cerai, aku mau minta bantuan siapa?"
Mungkin berkat obrolan itu akhirnya mereka memutuskan menunda untuk berangkat ke pengadilan. Sejak hari itu mama akhirnya mulai membantuku di bagian produksi. Aku terus meningkatkan kuantitas produksi dan terus berinovasi mengeluarkan salad buah dengan rasa yang berbeda dari yang lainnya.
Dulu, Spesial Salad Simo baru memiliki 4 varian rasa dengan 3 macam ukuran yang bisa dinikmati para pelanggan. Seiring bertambahnya hari, semakin ramai pula orderan yang masuk. Tanpa disangka-sangka, aku mendapat tawaran dari Dinas Sosial untuk mengikuti event "Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan" secara gratis. Event ini merupakan bazar yang mengumpulkan para pebisnis di seluruh jalan Tunjungan. Event tahunan yang sangat meriah di Surabaya. Kesempatan emas pun tak kusia-siakan. Dalam kurun waktu 3 jam 200 cup salad terjual ludes, bahkan kurang.
Pesanan yang masuk setiap harinya semakin banyak seiring dengan membaiknya hubungan di keluargaku. Tak lama setelah bazar Tunjungan, ayahku memberikan aku hadiah berupa sebuah outlet untuk aku berjualan offline. Aku dibantu oleh beberapa orang yang sebagian diantaranya memiliki nasib dengan background keluarga yang sama denganku, broken home. Kami pun saling menyemangati satu sama lain selayaknya keluarga. Sejak saat itu kami bisa saling bersinergi untuk memajukan Spesial Salad Simo.
Spesial Salad Simo benar-benar menjadi anugerah untukku. Penjualan salad buahku semakin hari semakin meningkat semenjak aku mempunyai offline store. Hingga akhirnya 2019 aku bisa membuka cabang kedua dan ketiga. Setiap hari aku terus berinovasi mengeluarkan produk-produk baru agar pelanggan tidak bosan untuk mampir ke lapakku. Saat ini produk Spesial Salad Simo memiliki 9 varian rasa dengan berbagai macam ukuran yang bisa dipesan. Betapa senangnya aku melihat bisnisku bertumbuh pesat dan orangtuaku kembali rukun seperti sedia kala. Orangtuaku juga senang melihat progres bisnisku yang semakin berkembang.
Baru saja aku menikmati bisnis yang sedang meroket, tiba-tiba Covid-19 datang. Tak kusangka pandemi itu berdampak sangat besar pada bisnisku. Cabang kedua dan cabang ketiga Spesial Salad Simo harus tutup karna tidak bisa kupertahankan. Biaya pengeluaran sewa outlet dan operasional yang tidak berjalan sebanding dengan pemasukan membuat aku harus mengikhlaskannya. Beruntungnya, masih ada outlet pertama yang bisa aku pertahankan hingga sekarang.
Seiring dengan perjalanan bisnisku selama ini, aku merasa #ModalPintar 2022 adalah hal yang sangat tepat untuk aku dapatkan. Aku ingin membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya, merangkul para muda-mudi diluar sana yang menjadi korban dari keluarga yang broken home dengan menjadi bagian dari keluarga Spesial Salad Simo.
Kemudian, aku juga ingin membuat legalitas merek usahaku agar para pelanggan tidak khawatir dan merasa aman ketika mengkonsumsi produk Spesial Salad Simo. Lebih dari itu, aku juga ingin membuka kembali cabang offline store yang sempat tutup karna pandemi. Aku berharap bisnis yang kujalani bisa bermanfaat dan bernilai positif bagi keluargaku dan banyak orang di sekitar.