Hi Sister !
Semua berawal dari curhatan teman teman di salah satu komunitas perempuan di Malang. Saya mulai ide kecil ini, dengan keinginan membantu orang lain yang membutuhkan.
Saya Leni Asmawati, seorang ibu rumah tangga dengan 3 anak saat ini,sebelumnya saya bekerja dengan profesi sebagai Bidan di salah satu Rumah Sakit Ibu dan Anak di Malang. Namun sejak menikah,suami ingin saya full time mom. Kemudian kami pindah ke Pasuruan. Banyak yang bilang "kenapa dirumah saja, ga bosan ya?" , "Kenapa harus resign dari Rumah Sakit?", "Lebih enak jadi pegawai, daripada usaha dirumah". Melalui artikel ini,saya ingin berbagi tentang apa yang menjadi tujuan saya nantinya.
Saya memiliki keinginan yang kuat tentang hal yang harus dicapai,dengan kebiasaan sebelumnya memiliki income sendiri,membuat saya berpikir harus memulai hal baru,dengan melatih skill baru. Saya suka melihat acara baking lewat YouTube, atau bahkan baca baca buku resep lalu membuat adonan kue yang bisa langsung saya praktekan otodidak dirumah, setiap waktu. Walau untuk beberapa kesempatan saya lebih memilih untuk mengikuti baking demo secara langsung di beberapa toko bahan kue setempat demi mengasah ilmu baking dari chef chef profesional yang menjadi mentornya.
Sampai di tahun 2020, saat scrolling Facebook, saya membaca info tentang pembinaan komunitas UKM khusus perempuan yang berkegiatan di Malang. Setelah berunding dengan suami, saya langsung join dan masuk ke dalam komunitas tersebut. Kami saling mengenal satu sama lain dan saat mereka tahu, latar belakang saya sebagai seorang bidan, beberapa teman mulai curhat dan bertanya tentang keluarga, saudara atau bahkan temannya, yang memiliki permasalahan intoleransi Gluten,disertai muncul gejala gejala kesehatan yang mengkhawatirkan,seperti sering sakit kepala,begah,diare, kadang konstipasi,dll. Dan ternyata saat itu, hanya sebagian orang saja yang berjualan olahan pangan bebas gluten, itupun dijual dengan harga rata rata cukup mahal.
Darisitulah muncul ide untuk mulai membuat olahan pangan Gluten Free dan dijadikan bisnis. Setelah saya cari tahu tentang apa yang bisa didapatkan di Pasuruan (terutama di daerah Kabupaten Pasuruan,karena saya tinggal di Gempol-Kabupaten Pasuruan) saya mulai melihat potensi Tepung Singkong yang diproduksi oleh Pabrik Tepung Mocaf Lokal di Paserpan Kab. Pasuruan. Saya juga berpikir, pastinya banyak warga lokal yang bergantung sebagai karyawan dengan mata pencaharian sebagai petani singkong yang bekerja disitu. Disisi lain, disekitar rumah saya banyak warga yang menanam pohon pisang, sehingga saat panen, buah pisang sangat melimpah. Ditambah beberapa pengusaha UKM Tapai (singkong yang difermentasi) yang membuka usahanya dan tinggal disekitar sini.
Hingga lahirlah produk pertama saya dengan brand iKi BOLU, dengan bahasan: iKi (bahasa Jawa, artinya: ini), dan Bolu artinya kue bolu. Karena saya ingin membuat olahan sesuai passion saya yaitu baking terutama membuat kue bolu. Namun kali ini Gluten Free, sebagai alternatif cemilan bebas terigu dengan tekstur kue bolu yang selama ini dikenal empuk. Sebagai bahan utamanya saya pilih Tepung Mocaf Lokal yang banyak mengandung serat, dan Low Glikemik Indeks, aman untuk dikonsumsi oleh anak anak dan orang dewasa dengan intoleransi Gluten. Dan secara tidak langsung saya ingin membantu meningkatkan kesejahteraan petani singkong lokal lewat produk tepung mocaf yang diproduksi oleh Pabrik tepung mocaf setempat. Dengan varian unggulan yaitu Bolu Pisang dan Bolu Tape Gluten Free, sebagai upaya saya juga untuk membantu petani pisang dan pengusaha tapai setempat dengan membeli hasil panen pisang dan produk tapai yang berkualitas bagus.
IKI BOLU hadir dengan konsep packaging yang sederhana,dibuat dari bahan paper kraft yang ramah lingkungan, dengan tas kain spunbond, bertujuan untuk mengurangi limbah sampah plastik, di dalam kemasannya saya selipkan cerita tentang dukungan IKI BOLU untuk Pemerintah dalam Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional. Memang, belum bisa berkonstribusi secara besar, namun setidaknya saya berpikir melalui brand lokal IKI BOLU ini, saya sudah mulai melakukan langkah kecil. pengenalan IKI BOLU mulai dilakukan lewat postingan postingan di Instagram, dan endorsment dengan microinfluencer lokal untuk terus dukung produk lokal terutama yang berbasis kuliner dari bahan lokal, demi keberlangsungan hidup petani dan pengusaha lokal.
Namun di tahun yang sama virus Covid 19 mulai merebak dan banyak pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk dampak yang dirasakan bagi semua pemilik usaha UKM. Penjualan iKi Bolupun mulai merosot tajam, banyak mengalami penurunan, karena dampak skala ekonomi yang kritis bagi sebagian besar masyarakat. Walau begitu saya tetap yakin, masyarakat justru lebih concern tentang makanan yang dikonsumsi, karena terkait juga dengan kondisi kesehatan tertentu sebagian orang. Masuk di moment Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri saya mencoba membuat Hampers Sehat iKi BOLU, dan Alhamdulillah mendapat respon positif terutama dari jajaran polres Sidoarjo dan Bandara Juanda untuk dijadikan bingkisan sehat. Sebagian hasil penjualan IKI BOLU saat itu saya sisihkan untuk pembelian APD Nakes di beberapa tempat yang membutuhkan. Memang belum seberapa, tapi setidaknya saya ingin berkontribusi lewat hal kecil yang bisa saya lakukan dengan brand ini. Ketika ada kompetisipun iKi Bolu ikut aktif, tujuannya agar Iki Bolu bisa lebih dikenal dan menambah relasi, sebagai contoh event Healthypreneur yang pernah diadakan oleh Tepung Mocaf Ladang Lima sebagai brand lokal, Alhamdulillah Iki bolu terpilih sebagai juara favorit. Selang 3 bulan pihak Femina menghubungi saya untuk di wawancarai terkait awal mula produk Iki Bolu lahir.
Sejak itu, Alhamdulillah banyak yang menanyakan dan ingin membeli kue Iki Bolu untuk dikirim ke luar kota. Saya pikir kenapa tidak dimulai dengan marketplace?, Akhirnya mulai membuat toko online di beberapa marketplace, dengan tujuan agar orang orang lebih mudah untuk mendapatkan produk IKI BOLU. Ibarat gayung bersambut respon masyarakat semakin baik dan meluas hingga saat ini. Pengiriman iKi Bolu lebih didominasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Bahkan, saya pernah mengirim produk Iki Bolu hingga ke Hongkong.
Awal Januari 2022, Kunjungan UKM dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan, datang berkunjung ke tempat produksi saya. Alhamdulillah, beliau semua mendukung penuh upaya saya untuk memajukan brand iKi Bolu kedepannya, dengan menjadikan iKi Bolu sebagai salah satu brand unggulan UKM kabupaten Pasuruan.
Mendengar kompetisi Modal Pintar dari Sisternet, saya tertarik sekali untuk join karena tentu saja, saya ingin agar lebih dikenal banyak orang, bukan hanya dari produknya saja namun juga upaya yang ada dibaliknya. Saya ingin mengembangkan skala bisnis ini menjadi lebih besar. Saya ingin mempunyai toko offline sendiri, sehingga saya bisa berbuat lebih banyak didalamnya, dari membuat projects produk baru dengan varian baru yang bisa ditampilkan di galeri toko. Untuk kedepannya, saya juga ingin merangkul dan berkolaborasi dengan beberapa brand UKM untuk kemajuan UKM yang lebih baik mulai dari sekitar wilayah kab. Pasuruan hingga berkembang lebih luas. Selain itu, saya juga ingin hire karyawan yang berkompeten sebagai tim kami, sehingga lewat brand ini bisa memberi pekerjaan bagi orang lain.
Dan jika saya dipercaya untuk mendapatkan modal dari kompetisi #ModalPintar, saya ingin menghasilkan produk yang bisa memberikan social impact yang baik bagi masyarakat. Karena bisnis ini saya mulai berdasarkan harapan untuk membawa sesuatu yang berbeda dan kehidupan yang lebih baik bagi siapapun yang terlibat di dalamnya.