Instagram @praspera_souvenir bersama co-founder, Carissa
Halo sisters!
Namaku, Carissa, seorang mahasiswa semester 3 jurusan Bisnis, sekaligus co-founder dari Praspera Souvenir. Aku akan menceritakan bagaimana langkah kecil kami menjadi sebuah langkah besar bagi pengrajin dan UMKM lokal bersama dengan Praspera Souvenir. Berdiri sejak 2018 saat kelas 2 SMA, inilah perjalanan dan mimpi kecil kami untuk memberdayakan produk kerajinan lokal hingga akhirnya tidak terduga dapat mengekspor kerajinan tersebut ke pasar internasional.
Cerita kami bersama Praspera Souvenir berlayar awalnya dari sebuah keresahan. Beberapa masalah sedang menerpa negara Indonesia, negara yang begitu kaya atas sumber dayanya. Di antaranya ialah sumber daya manusia dan bahan baku. Kekayaan yang melimpah ini menjadikan Indonesia cukup unggul dalam industri kreatif, terutama dalam kerajinan tangan. Namun, gerakan aksi nyata dalam mengapresiasi nilai karya tangan UMKM tersebut masihlah minim. Pertama, kebanyakan nilai kerajinan tangan pengrajin dan UMKM kurang dihargai oleh masyarakat modern dalam pembelian. Kedua, kebanyakan pengrajin dan UMKM lokal memiliki keterbatasan modal, sehingga keahlian yang mereka miliki terbatasi oleh minimnya pengetahuan akan bagaimana menjual hasil produknya, inovasi dan ide kreatif untuk kerajinannya serta kapasitas pengerjaannya. Padahal, dilansir dari data BI 2018 terdapat 8,2 juta unit UMKM di subsektor industri kreatif.
Pada tahun 2019 lalu, aku terhenyak mendengar telepon dari ayahnya. Beliau bercerita tentang beratnya kisah anak buah kesayangannya dulu, Widodo, yang mengalami kesulitan finansial ketika menjalani profesi pengrajin kerajinan kayu. Kemahirannya dalam bidang perkayuan ternyata tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, karena beratnya persaingan sehingga orderannya jauh lebih sepi. Padahal, talentanya untuk menciptakan kerajinan kayu sangatlah apik. Setelah ditelusuri, ternyata banyak pula pengrajin kerajinan kayu yang mengalami hal yang sama. Tergerus oleh persaingan komersil, sehingga perlahan-lahan eksistensi mereka memudar.
Pengrajin kayu kami, Pak Widodo, dalam produksi kayu
Bukan hanya itu, Carissa juga tidak sengaja menemukan UMKM rumahan lokal yang memproduksi bantal ketika sedang menjelajahi Bekasi pada tahun 2018. Ia mengunjungi tempat tersebut dan mengamatinya. Ia menyaksikan para penjahit rumahan yang sedang menjahit bantal satu demi satu dengan sangat teliti. Sembari berbincang dengan pemilik UMKM tersebut, ia menceritakan bahwa kebanyakan penjahit rumahan lokal di daerah itu sepi penjualannya. Maka dari itu, ia merekrut mereka untuk memberikan pekerjaan agar tetap dapat menyambung hidup.
Setelah mendengar dan menyaksikan kedua fenomena tersebut, kami bertekad untuk melestarikan karya tangan dari para pengrajin dan UMKM rumahan lokal tersebut lewat bisnis souvenirnya. Walaupun langkah yang diambil mungkin terlihat kecil, tetapi kami ingin dapat berkontribusi pada lingkungan dengan menyalurkan kemahiran para pengrajin dan UMKM lokal tersebut menjadi bentuk souvenir yang dapat dinikmati oleh orang dan anak Indonesia.
Lewat bisnis Praspera Souvenir, kami memiliki aspirasi untuk melestarikan produk-produk lokal melalui souvenir-souvenir acara yang menarik, unik, berkualitas dan dapat berkontribusi pada pertumbuhan industri kreatif lokal pula. Memberdayakan dan memberikan lapangan pekerjaan bagi pengrajin lokal, agar mendorong kebangkitan dan kesadaran masyarakat modern bahwa nyatanya produk lokal banyak yang berkualitas baik pula. Praspera Souvenir bukan hanya membawa kebahagiaan bagi para pembelinya, tetapi dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Jenis usaha kami berfokus pada industri kreatif, khususnya merancang produk souvenir acara berkualitas dengan berbagai desain, model, warna, manfaat dan bahan baku yang menarik dan menyenangkan. Produk kami dapat dicustom pula sesuai dengan permintaan pembeli. Variasi produk dan bahan baku yang kami tawarkan terdapat kayu, bantal, kain dan botol tumbler. Kami mendesain produk tersebut dengan menjalin kerjasama bersama para UMKM dan pengrajin rumahan lokal yang memiliki keahlian apik dalam membuat kerajinan, tetapi terbatas pada segi modal dan pengetahuan berjualan. Diharapkan, kerja sama tersebut dapat mendorong para UMKM dan pengrajin lokal yang bergerak di industri kreatif untuk lebih bersemangat dan dapat berkembang menjadi lebih besar agar dapat membuka lapangan pekerjaan bagi sumber daya manusia lainnya.
Produk Praspera Souvenir (Souvenir Kayu, Botol, dan Bantal) serta beberapa klien kami (BCA, Fullerton dan Astra)
Tidak kusangka, bisnis yang kami rintis sejak SMA ini berbuah baik. Pada tahun pertama dan kedua, kami bertumbuh hingga meraih omset Rp50 juta perbulannya. Bukan hanya itu, saat ini kami telah menggandeng 7 mitra pengrajin dan UMKM dari area Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bandung. Bahkan, karya pengrajin kami bahkan telah menarik area Jerman dan Singapura. Kami mengekspor produk papan nama kayu ke dua negara itu. Sungguh merupakan suatu kebahagiaan bagi kami untuk membawa karya pengrajin lokal ke pasar internasional.
Pada tahun 2019, kami memutuskan untuk membangun workshop produksi di area Tangerang. Melihat pengrajin kayu memiliki kemampuan yang apik, tetapi keterbatasan modal, kami memberikan sistem pinjam mesin. Sehingga, mesin dapat dibawa pulang dan pengerjaan kerajinan dapat dikerjakan dari rumah. Hal ini guna membantu memberikan kesempatan bagi para pengrajin kayu untuk dapat produktif dengan modal yang terbatas.
Workshop Produksi Praspera Souvenir
Namun, datanglah pandemi Covid-19 yang berdampak berat bagi perekonomian Indonesia. Pandemi ini juga menjadi sebuah pukulan berat bagi bisnis souvenir, terutama kami, karena omset turun drastis hingga 95%. Dari angka omset Rp50-70 juta per bulan, di kondisi sekarang untuk mendapatkan omset Rp10 juta saja sudah merupakan hal yang baik bagi kami. Hal ini dikarenakan pembatasan jarak dari pemerintah, hingga akhirnya frekuensi acara berkurang. Bukan hanya frekuensi acara yang berkurang, tetapi jumlah kuantitas pemesanan juga berkurang karena tamu yang datang dibatasi. Kami yang dahulu terbiasa menerima orderan minimal 36 pcs per pemesanan (bahkan tidak jarang sampai 70-100 pcs), secara drastis orang maksimal paling tinggi selama pandemi hanya 70 pcs. Semuanya memesan di rentang 1-36 pcs. Dampak ini secara signifikan memengaruhi kondisi keuangan kami. Guna menutup biaya operasional dan karyawan, kami terpaksa menguras tabungan agar tetap berjalan. Dengan berat hati, kerja sama dengan mitra juga berkurang secara signifikan, karena berkurangnya orderan souvenir. Kami pun melakukan diversifikasi, ke produk retail (gift) seperti papan nama satuan dan custom bantal.
Dibalik beratnya pandemi, Tuhan memberikan berkat dengan caranya sendiri. Tidak kami sangka, justru kami berkesempatan untuk mengekspor lagi papan nama kayu ke Jerman. Kami juga berkesempatan memenangkan kompetisi pendanaan modal dari Kemdikbud Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2021 dan BINUS Innovative Youngpreneur Day Business Pitching Competition.
Produk papan nama kayu yang diekspor ke Jerman
Praspera Souvenir memenangkan kompetisi pendanaan Kemdikbud Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2021
Sekarang, berjalan ke tahun ke-4 kami berjualan secara online, kami telah memiliki 23,1 ribu followers di Instagram. Selain itu, kami juga telah mengirimkan ke-34 provinsi di seluruh Indonesia, menjalin kerjasama dengan lebih dari 40 korporat di Indonesia seperti BCA, Mandiri, BTPN, BPJS Kesehatan, Young Living, Daihatsu, Citibank, Hotel Amaris, dan masih banyak lagi. Bahkan, mengekspor sampai ke Jerman dan Singapura.
Pengiriman 600 pcs botol tumbler ke klien kami
Tujuan kami mengikuti #KompetisiModalPintar Sisternet ialah ingin mengembangkan Praspera Souvenir agar bertumbuh lebih baik dan menjangkau lebih banyak lagi pasar kerajinan pengrajin lokal. Sehingga, dapat lebih besar lagi berkontribusi positif pada karya lokal. Untuk meraih lebih banyak lagi pasar, kami ingin sekali memiliki website agar terlihat lebih profesional untuk kalangan pasar lokal dan internasional. Selain itu, memberikan pelayanan yang lebih baik lagi melalui workshop yang berfungsi sekaligus showroom kecil agar konsumen pribadi maupun korporat yang ingin datang langsung. Tentu saja, diperlukan biaya untuk merenovasi hal tersebut. Juga, biaya marketing agar meraih dan menjangkau lebih banyak lagi pembeli. Estimasi dana yang diperlukan ialah Rp25 juta untuk meraih hal tersebut.
Selain itu, kami juga ingin scale up bisnis kami agar lebih up to date dan memperkuat branding kami. Meraih lebih banyak pengetahuan dan relasi agar dapat meningkatkan pertumbuhan pada jangka panjang. Dari segi pemasaran, juga ingin meningkatkannya melalui Instagram dan TikTok agar lebih menarik pembeli dan dikenal oleh lebih banyak orang. Karena kalau bukan kita yang menghargai karya pengrajin lokal, lantas siapa lagi? Mari kita bersama-sama melestarikan dan berkontribusi lokal melalui industri souvenir bersama Praspera Souvenir!