Dari Hobby ku menjadi Sumber Penghasilanku
Hai Sisters!
Salam kenal semua, perkenalkan aku dengan Ajeng. Asal Jakarta, dan usiaku kini 34 tahun. Aku adalah seorang perempuan yang dahulunya berkarier dan seorang istri, dan ibu 1 anak perempuan yang kini duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Kegiatanku sejak lulus SMA di tahun 2003 lalu sudah mengharuskan aku bekerja sekaligus kuliah. Mungkin bagi sebagian orang, itu hal yang biasa, berkerja dan kuliah, tapi tidak dengan aku.
Sebagai seorang anak pertama dan mempunyai 5 orang adik dibawah ku, aku sejak kecil sudah harus mewajibkan diriku sebagai contoh bagi adik-adikku, dan juga tentunya mandiri agar tidak merepotkan orang tuaku. Karena, di keluarga, saat itu yang bekerja sendiri adalah Almarhumah Ibuku. Dan ayahku, membantu ibuku menjaga adik-adik dan bekerja serabut tak tentu.
Karena dorongan dan kebutuhan hidup itu, aku sejak SMP sudah berjualan buku LKS, menjadi messenger copy dan catatan sampai menjual karya puisi / cerpen ku ke beberapa redaksi majalah, bahkan menjadi nanny panggilan di beberapa rumah kompleks. So klise ya... hahaha tapi itulah hidup... Tiada perjuangan tanpa pengorbanan, bukan. Dan aku menikmati peranku, sebagai seorang anak, seorang kakak yang harus bisa menjadi contoh baik untuk adik-adikku.
Aku sudah mulai bekerja sejak lulus SMA, iyaaa kuliah sambil bekerja. Sejak 2003 hingga 2008, aku bekerja mulai dari Resepsionis Rumah Sakit, Kasir hingga menjadi Staff Membership di Sport Klub, kemudian menjadi seorang Asistant Manager di salah satu Retail Indonesia. Sembari menjalankan bisnis bersama suamiku dan beberapa temanku.
Tahun 2019, aku berkesempatan mendapat ujian terberat dalam hidup karena aku tertipu oleh kolegaku sendiri, dengan kisaran angka kerugian hampir mendekati 1M, tidak hanya kehilangan bisnis, ruko kerja, bahkan karyawan-karyawan yang akhirnya tidak ada pekerjaan, karena aku bangkrut. Saat itu, aku hanya mampu terus bersyukur ada suamiku yang selalu menenangkanku dan memberikan aku kekuatan.
Aku harus kerja, aku harus menghasilkan, bagaimana jika anakku tidak bisa melanjutkan sekolah ditempatnya sekarang, bagaimana dia makan esok, bagaimana dengan cicilan rumah dan nasib 2 adikku yang masih sekolah.
Aku harus memutar otak memikirkan semuanya, dan aku yang dahulu hobi makan takoyaki, belajar untuk membuatnya. Aku mati-matian meracik bumbu sehingga otentik dengan takoyaki di Jepang yang pernah kucoba. Akhirnya berhasil, aku mendapat kepercayaan suamiku untuk berdagang.
Aku berdagang di dalam rumah, kutawarkan melalui status wa, status Instagram story, bahkan aku sering memberikan cuma-cuma ke beberapa tetanggaku dan juga teman-teman suamiku, alhamdulilah mereka suka dan suka repeat order! Selain takoyaki, aku juga menjual khas Jepang lainnya seperti Okonomiyaki, dan Bento Frozen. Alhamdulilah aku menemukan passion-ku kembali.
Aku bangkit, dengan tidak adanya semua harta dan tabungan tersisa, aku memberanikan diri meminjam kepada kepada CC dan KTA, yang tidak disangka disetujui, padahal aku tidak bekerja. Alhamdulilah, Allah Maha Baik. Aku mendapatkan bantuan total 35 juta dengan syarat cicilan tiap bulan.
Dengan uang tersebut, dan beberapa tambahan pinjaman lainnya, aku menyewa outlet kecil yang berada di salah satu mal di daerah Cinere, Depok. Bismillah, aku membuka outlet pertamaku di bulan Februari 2020. Nama TAKOYAKI ICHI, diberikan oleh suamiku, dan kami berharap kami bisa menjadi takoyaki nomor satu seperti namanya.
Respon dari para pelanggan kami cukup sangat diluar dugaan, kami menjadi favorit pelanggan. Alhamdulilah. Salah satu yang membuat produkku sangat diminati oleh semua kalangan, adalah karena aku menamakan produkku dengan hal hal yang beraroma Jepang, seperti nama tokoh kartun / anime Jepang, nama kota di Jepang, hingga nama tokoh Saint Seiya, dan kartun legendaris kesayanganku, Doraemon dan Sailormoon.
Kebahagiaan kami berlangsung 1 bulan, di bulan Maret 2020, Covid datang di Depok, kami drop. Harus menutup outlet kami hingga bulan Juli. Selama bulan tersebut kami tutup,aku kembali merenung, harus bagaimana, ada nasib karyawan kami, ada nasib keluarga kami, tapi aku nggak putus asa, semua menghadapi badai Covid 19 ini, semua menghadapi badai yang sama, meski berbeda ujian di tiap kapal yang kita naiki.
Aku bangkit kembali, aku pinjam uang untuk membeli smartphone android lagi guna mendaftarkan usaha takoyaki-ku dari dalam rumah, yaaa aku mendaftar aplikasi makanan dari dalam rumah. Dari 2, hanya 1 yang diproses cepat. Dari Maret, hanya beberapa orderan, aku kembali berfikir, harus seperti apa agar orang bisa tetap membeli makananku.
Yang ada di pikiran ku saat itu, adalah pelanggan tetap tahu brand-ku baik-baik saja, dan mereka tetap bisa membeli makananku. Aku berfikir memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh pelanggan. Saat itu, hand sanitizer sangat mahal dan masker sangat langka. Aku sendiri dirumah bahkan tidak punya masker medis.
Tapi, kembali aku meminjam uang kepada adikku, untuk membeli hand sanitizer didalam jerigen (5L) dan membeli seratus botol kecil. Iya, aku berikan hand sanitzer dengan cuma-cuma ke setiap pelanggan yang membeli produkku. Dan, aku menciptakan inovasi minuman sehat yaitu susu segar murni dengan campuran aneka buah segar pilihan. Aku juga menerapkan kartu suhu di atas box paper makananku agar setiap customer-ku tahu, suhu dari yang memasak, mengecek, bahkan yang mengantar makanan nya hinga sampai di tangan pelangganku.
Mindset ku kala itu hanya berfikir : jajan murah, sehat, dan higienis. Karena meski pandemi mendera, orang pasti mau tetap jajan dengan sehat dan tentunya tetap murah. Lebih dari itu, bonus hand sanitizer tentu menggiurkan agar mereka terus repeat order. Bahkan salah satu artis komedi yang berdomisili di daerah Cinere, tidak disangka membeli dengan online dan dengan bangga dia mengatakan bahwa packaging-ku membuat dia safety dan higienis.
Alhamdulilah, cerita tentang berjuang dan bertahan ku ini terdengar hingga media online, aku diwawancara dan memberikan kisah inspiratif bagi para pelaku UMKM.
https://kumparan.com/kumparanfood/kiat-umkm-kuliner-berjuang-hadapi-pandemi-covid-19-1tGvWVRezAM
https://bebas.kompas.id/baca/ekonomi/2020/04/22/umkm-bertahan-dalam-pandemi-dengan-inovasi/
https://marketeers.com/agar-bisnis-makanan-tetap-lancar-di-era-physical-distancing/
https://technologue.id/kiat-umkm-manfaatkan-layanan-online-hadapi-covid-19/amp/
https://gadgetdiva.id/life/9717-mitra-umkm-gofood/amp/
https://www.itworks.id/27337/ini-kiat-umkm-kuliner-manfaatkan-layanan-online-hadapi-covid-19.html
Perjuanganku berbuah manis, KOMPASsebagai salah satu media cetak bahan bacaan ku sejak kecil bahkan mewawancarai aku dan dari ceritaku itu sangat cukup mengangkat brand-ku di daerah Depok. Semuanya pelan pelan menjadi warna pelangi. Langitku kembali biru, dan dunia ku menjadi bertambah riang, harapanku terkabul, impianku pelan pelan menjadi nyata.
Awal Agustus 2020, outlet di mal Cinere kembali buka, dan hingga kini outlet masih buka dengan mengikuti jam buka sesuai peraturan mal. Sampai dengan detik ini, aku masih memberikan complimentary berupa masker dan minuman sehat sebagai bentuk apresiasi ku terhadap semua pelangganku, tak tekecuali driver online yang mendapat beberapa bonus karena telah menjadi perantara makanan ku yang menjaga amanah makanan produkku agar diterima dengan baik di tangan pelangganku.
Produk makanan ku yang tadinya hanya dikenal oleh customer mal secara offline, bertambah ke customer online dan sekarang sudah ada di 2 platform online food, cukup membantu ku untuk menopang hidup ku dan keluarga sehari-hari, bahkan aku bisa membuka jalur rezeki dengan lapangan pekerjaan untuk 4 karyawan dengan background pendidikan sangat minim dan tinggal dirumahku. Tapi mereka memiliki semangat kerja yang tinggi dan mau lebih baik.
Hingga kini jujur saja, 2 smartphone yang ku miliki sebagai aset untuk aplikasi makanan online belum lunas tapi berbekal dengan 2 smartphone tersebut, aku masih sangat bersyukur karena masih bisa berjualan meski dari rumah sembari menjaga anak perempuanku sekolah daring dan meracik bumbu serta menyiapkan bahan dagangan.
Aku termasuk orang yang mau terus belajar dan terlalu rajin mengikuti webinar, pelatihan online dan bahkan workshop online yang terkait apapun demi manajemen usaha dan pengembangan bisnisku. Kemudian aku pun tergabung dalam komunitas dan juga grup demi menjaring silahturahmi dan relasi antar pelaku UMKM. Alhamdulilah, sertifikat demi sertifikat aku terima dan semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi aku kedepannya dan lingkungan di sekitarku.
Berkecimpung di dunia jasa kemudian Kuliner bahkan sampai sidejob sana sini, ternyata memang passion-ku yang tak pernah bisa berpangku tangan. Aku mau capek, aku mau repot, aku mau berusaha, karena aku butuh diriku bermanfaat di dunia ini, selama aku hidup dan aku sehat, maka aku pasti mampu menjalaninya.
Sekarang, setelah 1 tahun berlalu, sejak aku memulai berjualan, aku tahu rasanya tinggi dan rendah. Aku belajar untuk terus bertahan di masa masa seperti ini, aku tahu kita semua mengalami badai yang sama, hanya berbeda di kapal yang kita naiki, buatku menyerah bukanlah Pilihan. Tuhan memberikanku sehat, memberiku akal, bahwa inovasi dan perubahan untuk lebih baik selalu menjadi jalan, dan tentunya dengan banyak relasi dan teman-teman, ini merupakan kerjasama demi kemajuan bersama, karena selalu ada jalan bagi kita yang mau berusaha.
Strategi dalam berjualan selalu menjadi tolak ukur ku dalam setiap rencana ku di setiap awal bulan sebelumnya, dari planning kemudian action plan hingga eksekusi di lapangan selalu aku monitoring agar setiap produk yang ku jual memenuhi standar CHSE, standar operasional yang sudah aku terapkan sejak awal aku membuka usaha ini. Tidak pernah ada ingin, aku mengecewakan satu pelangganku, karena mereka lah yang menaruh besar terhadap perkembangan usaha makananku ini.
Aku selalu terbuka untuk menjalin komunikasi dengan pelanggan, nomor telepon hingga DM selalu menjadi kesempatanku berinteraksi dengan mereka. Mereka adalah juri dari setiap produkku. Hingga kini, takoyaki dan okonomiyaki selalu menjadi favorit karena aku memantau nama customer yang repeat order. Believe or not, dalam 1 hari pernah 1 customer membeli hingga 4x, dan pernah selama 1 minggu berturut-turut memesan hingga 6 hari. Terima kasih pelangganku, kalian menghargai setiap proses juangku untuk bisa memberikan yang terbaik untuk kalian.
Tujuanku mengikuti Modal Pintar dari Sisternet ini adalah, aku ingin sekali mengembangkan usahaku agar pastinya bisa lebih baik dan lebih besar lagi. Aku ingin membuka offline store di daerah pinggir Jakarta Selatan yang tentu nya pasti akan memerlukan tambahan biaya untuk merenovasinya, mengembangkan inovasi menu lainnya. Selain itu aku juga ingin memberikan yang terbaik bagi para pelanggan setia ku yang menemani dari nol hingga kini dengan menghasilkan foto-foto produkku yang dengan menggunakan kamera atau food stylish, bukan dengan referensi foto dari customer ataupun media lain hehehe.... semoga #ModalPintar dapat menjadi jalanku juga untuk mewujudkan impianku.
Aku sangat ingin sukses menjadi seorang yang berusaha dan menjadikan ini menjadi sebuah ladang pahala bagi aku dan tentunya penghasilan yang bisa aku berikan untuk membantu perekonomian keluarga ku, adik adikku, karyawan karyawanku, dan lingkungan sosial lainnya. Karena bagiku, berjuang itu tidak melulu harus hanya dengan berdoa, tetapi berusaha lebih keras dan lebih berani mewujudkannya itu akan menjadi ikhtiar terbaik yang akan merubah semua jalan di depan kita menjadi lebih terang. Aku berterima kasih kepada Almarhumah Ibuku, karena mampu mengajarkan aku menjadi pribadi yang tidak putus asa, mudah menyerah, dan tidak cengeng. Aku kuat, aku kuat, dan harus selalu kuat. Jalanku masih sangat panjang, ada banyak hati yang yang harus aku bahagiakan dan muliakan.