Hai Sisters!!
Perkenalkan namaku Erlinda. Sekarang kesibukanku adalah menjadi istri sekaligus partner kerja suamiku dalam mengurus bisnis keluarganya. Kami berdua sedang fokus mengembangkan usaha keluarga suamiku yang bernama Depot Bu Ima.
Depot Bu Ima adalah usaha di bidang kuliner yang berdiri sejak tahun 1995. Didirikan oleh Ayah dan Ibu Mertuaku yang awalnya hanya membuka lapak di depan rumah lamanya. Kemudian selang beberapa bulan, Ayah dan Ibu pindah jualan di depan rumah orang hanya bedanya di pinggir jalan raya diharapkan akan lebih banyak orang yang tau. Lalu kala itu, ada seseorang baik hati memperbolehkan rukonya untuk di tempati sampai sekarang. Di Jl Jawa No 24 GKB, Gresik inilah nama Depot Bu Ima lahir dengan menjual 35 macam masakan setiap harinya. Dari Depot Bu Ima inilah akhirnya Ayah dan Ibu mertuaku bisa menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang universitas.

(Depot Bu Ima - Gresik)
Di tahun 2016, saat suamiku sudah lulus kuliah dan sudah waktunya meneruskan perjuangan orangtuanya, inilah babak baru Depot Bu Ima dimulai. Bermodalkan tekad yang kuat dan keyakinan bahwa Depot Bu Ima akan lebih berkembang, akhirnya membuka cabang pertama kami di Surabaya tepatnya di Jl Karang Empat Besar No 49 dengan menyewa tempat yang tidak besar dan hanya fokus menjual Nasi Pecel Khas Madiun dan Nasi Krawu Khas Gresik. Tak disangka animo masyarakat kepada kami sangatlah besar. Pendapatan selalu naik setiap bulan. Bahkan pesanan nasi krawu kotak dan nasi pecel kotak kami juga selalu meningkat setiap bulan.

(Depot Bu Ima - Cabang Pertama)
Dari pendapatan yang dihasilkan oleh cabang pertama kami, kami tabung hingga akhirnya di tahun 2018, lahirlah cabang kedua kami di Surabaya tepatnya di Jl Genteng Bandar I No 2 Surabaya dengan menjual makanan yang sama yaitu Nasi Pecel Khas Madiun dan Nasi Krawu Khas Gresik. Ternyata saat awal membuka, animo masyarakat tidak seheboh kala pembukaan cabang pertama kami dulu. Cabang kedua kali ini baru di bulan ke 7 omset bisa dikatakan sedikit stabil dan lumayan. Saya dan suami tetap tidak mau berpuas diri, kita berdua berupaya keras agar cabang kedua kami ini lebih di kenal orang karena posisinya di pusat kota Surabaya. Syukur Alhamdulillah, upaya kami membuahkan hasil setelah melewati bulan ke-7, pendapatan cabang kedua kami terus meningkat begitu pesanan nasi kotak pun semakin banyak.

(Depot Bu Ima - Cabang Kedua)
Uang pendapatan kedua cabang kami ini, kami tabung hingga akhirnya kami di Januari 2020 membuka cabang ketiga kami di Surabaya. Baru sebulan kami membuka, di bulan kedua kami harus bertarung dengan keadaan karena Covid-19 hadir. Seluruh rencana dan harapan kami luntur. Kami berputar otak agar bagaimana semua karyawan masih tetap bekerja hingga akhirnya kami dengan berat hati harus PHK karyawan karena keadaan ini. Tak hanya itu ternyata Covid-19 terus berlanjut hingga pemerintah tidak memperbolehkan makan di tempat. Saya dan suami harus lebih memutar otak lagi supaya pelanggan masih bisa makan menikmati sajian kami dan omset kami masih tetap di batas aman. Dari mulai takeaway, dine in car hingga mengoptimalkan pembelian ojek makanan online kami lakukan. Kami juga memaksimalkan lagi branding di Instagram, Reels dan Tiktok. Hingga akhirnya, kami sedikit bernafas lega saat pemerintah sedikit melonggarkan peraturan ketatnya. Lalu di Oktober 2020, kami memutuskan membuka keran rezeki kami lagi dengan melahirkan cabang ke-4 kami di Surabaya. Pembukaan kali ini penuh rasa deg deg an tapi harus tetap yakin karena kami pikir, kami harus beradaptasi cepat dengan keadaan, karena tidak ada yang tahu Covid-19 ini akan kapan selesai.

(Instagram & Tiktok Depot Bu Ima)
Cabang ke-3 dan ke-4 kami ini, kami jalani dengan sangat berat Karena banyak sekali tantangan. Namun itu semua tidak membuat saya dan suami menyerah. Di Desember 2020 saya dan suami memutuskan untuk memindahkan cabang pertama kami ke tempat yang kami tempati sekarang di Jl Karang Empat Besar No 37 Surabaya. Alhamdulillah, pelanggan kami merespons positif atas kepindahan kami karena tempatnya lebih luas.
Di tahun 2021 kemarin ini akhirnya kami harus kehilangan 2 cabang yaitu cabang ke-3 dan ke-4 kami karena Pandemi Covid-19 yang tidak bisa di pungkiri berdampak sekali pada usaha kami. Namun kami tidak menyerah untuk berputar otak lagi agar Depot Bu Ima terus berkembang. Hingga akhirnya di awal tahun ini kami memutuskan untuk membuka cabang pertama kami di Sidoarjo tepatnya di Jl Raya Bandara Juanda No 9.
Menjual makanan daerah itu memang tidak semudah yang orang melihat. Apalagi pesaing sangat banyak sekali. Ini yang membuat saya dan suami berpikir keras untuk selalu berinovasi sekreatif mungkin agar bisa terus berkembang. Kami selalu berharap, kami bisa menjaga Depot Bu Ima agar terus tumbuh dan berkembang serta semakin di kenal oleh semua kalangan. Semakin banyak orang yang tau dan suka akan produk kami.
Tujuanku mengikuti #Kompetisimodalpintar dari sisternet ini adalah, aku ingin sekali lebih mengembangkan usahaku ini menjadi lebih baik dan lebih besar lagi. Aku ingin Depot Bu Ima ada di kota kota lain seperti Sidoarjo dan Malang yang tentunya akan memerlukan tambahan dana untuk sewa dan peralatan yang di butuhkan lainnya. Selain itu aku juga ingin membuat produk yang kami jual di Depot Bu Ima bisa di kemas dengan kemasan yang ciamik, praktis dibawa kemana mana, bisa di order melalui marketing place, dan bisa masuk toko toko retail bahkan supermarket. Tujuannya agar produk kami lebih bisa dikenal banyak orang. Tapi saya juga sadar diri kalau itu membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Aku sangat ingin menjadikan Depot Bu Ima ini ladang penghasilan untuk membantu perekonomian keluarga. Karena pada faktanya, masih banyak orang yang meremehkan penjual nasi pecel di depan rumah/di pinggir jalan. Mereka tak menyadari bahwa dari yang awalnya jualan pecel di depan rumah, hidup kami dan keluarga tercukupi sampai sekarang lho!