Sisters, para kaum hawa selalu membawa semangat dan perjuangan Kartini lewat berbagai macam karya dan usaha. Diantaranya adalah dengan menjadi pebisnis handal yang namanya sudah tidak perlu diperhitungkan lagi.
Langkah mereka terbukti berhasil mengharumkan nama bangsa serta menjadi inspirasi dan tolok ukur bagi cita-cita mulia para perempuan muda. Pelan tapi pasti, sepak terjang para srikandi ini tak hentinya memacu semangat para perempuan untuk turut membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Penasaran siapa saja mereka? Intip, yuk!
Gitta Amelia (Founder EverHaus)
source: tinkerlust.com
Setelah lulus dari Wharton School di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 2017, Gitta Amelia memulai EverHaus, sebuah perusahaan modal ventura dengan modal awal USD5 juta yang berfokus pada Indonesia. Dia sebelumnya memulai Think Nusantara, sebuah publikasi online untuk anak muda Indonesia untuk memperdebatkan perkembangan holistik negara ini.
Ellen Nio
sumber foto: instagram/ellennio
Ellen merupakan seorang rekanan di Patamar Capital, dana bantuan hampir 40 juta dolar Amerika. Di antara tugasnya sebagai investment associate, ia mempelopori inisiatif perusahaan untuk berinvestasi dalam startup yang dipimpin oleh wanita di Indonesia dan juga Filipina melalui dana sebesar 2 juta dolar Amerika dan program peningkatan kapasitas berdurasi selama empat bulan. Ellen juga memimpin SheVC Indonesia, sebuah platform untuk diskusi terbuka dan kesempatan mentoring bagi calon kapitalis ventura wanita. Sebelum Patamar, Ellen merupakan kepala staff untuk inisiatif Jakarta Smart City, dimana ia melaporkan langsung ke Gubernur Jakarta.
Sabrina & Elena Bensawan
sumber foto: idntimes.com
Saab Shares Indonesia didirikan oleh Sabrina dan Elena Bensawan untuk menyediakan akomodasi, pendidikan paruh waktu dan akses ke perawatan kesehatan untuk anak-anak yang kurang mampu dan keluarga berpenghasilan rendah.
Denica Flesch
sumber foto: instagram/denicaflesch
Denica Flesch adalah seorang ekonom terlatih dan juga pendiri dari SukkhaCitta, sebuah perusahaan sosial yang bertujuan untuk melestarikan 5 kerajinan warisan Indonesia mulai dari Ikat, Sidan, Batik, Sulaman, dan pewarna alami. Bisnis yang didirikan oleh Denica ini membantu mendukung pengrajin pedesaan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Flores, dan Kalimantan. Setiap item pakaian dihargai dengan upah layak bagi pengrajin di balik item jadi tersebut serta setiap kain bersumber secara etis. Sebelum SukkhaCitta, Denica merupakan seorang konsultan dalam program pembangunan sosial di Bank Dunia.
Windy Natriavi
sumber foto: kenangan.com
Setelah beberapa tahun di Go-Jek dan McKinsey, Windy Natriavi menemukan bisnis baru. Pada 2017, ia mendirikan AwanTunai, sebuah startup fintech yang menyediakan modal kerja untuk pedagang mikro dan pinjaman bagi mereka yang tidak memiliki rekening bank. AwanTunai telah memberikan pinjaman modal kerja kepada 3.000 pedagang mikro. Baru-baru ini memperoleh pendanaan USD4,3 juta dari Insignia Ventures Partners dan investor lainnya.
Inspiring banget, kan, Sisters?