Sisters, mungkin ada beberapa di antara kamu yang beranggapan bahwa pailit berarti sama dengan bangkrut. Padahal, kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda, lho.
Dilansir dari Wikipedia Indonesia, Pailit atau Kepailitan (dari bahasa Perancis: "failite" dalam bahasa Indonesia berarti kemacetan dalam pembayaran) merupakan suatu proses di mana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini adalah pengadilan niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar utangnya, Harta debitur dapat dibagikan kepada para kreditur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Jadi, bisa dikatakan bahwa pailit itu belum tentu bangkrut, ya.
Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab pailit, yakni tidak mampu membayar utang. perusahaan lambat dalam melakukan inovasi atau berhenti berinovasi ketika melakukan bisnis, tidak mampu mengetahui kebutuhan konsumen sehingga tidak bisa memberikan layanan atau produk yang diterima dan dicari di market, menetapkan harga terlalu tinggi pada produk yang ditawarkan di pasar dengan kualitas yang kurang baik sehingga membuatnya tak laku dijual ke konsumen, dan lain sebagainya.
Nah, untuk mencegah risiko bisnismu mengalami pailit, ada beberapa tips yang perlu dilakukan, Sisters. Apa saja?
1. Melakukan Evaluasi Bisnis
Apabila perusahaan sudah merasa tidak mengalami kemajuan pada bisnisnya, bahkan mengalami kemunduran, bisa langsung melakukan evaluasi bisnis untuk mencegah terjadinya pailit.
Dalam melakukan evaluasi bisnis sebaiknya pengecekan dilakukan secara menyeluruh tentang penyebab ketidakmajuan bisnis tersebut.
Mencari penyebab dari ketidakmajuan bisnis ini bisa menjadi salah satu jalan untuk mencegah bisnis yang stagnan. Umumnya beberapa penyebab ini dapat karena produk yang ditawarkan kurang sesuai, layanan yang kurang memuaskan, hingga harga dan kualitasnya yang kurang baik.
2. Mempertimbangkan Ide dari Karyawan
Ini perlu dilakukan karena karyawan dapat memberikan solusi untuk mengembangkan performa perusahaan. Solusi dari karyawan ini bisa berupa strategi penjualan yang baru atau inovasi produk yang dapat menyelamatkan kondisi keuangan perusahaan.
Agar dapat memunculkan ide ini, kamu sebagai pemimpin perusahaan dapat memulainya dengan sering mengadakan diskusi atau brainstorming untuk mencari cara meningkatkan performa bisnis perusahaan.
3. Meminta Pendapat dari Profesional
Meminta pendapat dari para profesional dapat memberikan sebuah perspektif baru dari sisi luar perusahaan. Perspektif baru ini sangat penting dalam melihat suatu masalah bisnis untuk dicari keputusan yang tepat. Apabila beruntung, para profesional akan menawarkan bantuan finansial untuk menyelamatkan keuangan perusahaan. Hal inilah yang menjadi salah satu pentingnya memiliki banyak relasi yang potensial dalam menjalankan bisnis.
4. Meningkatkan Pelayanan Kepada Konsumen
Konsumen merupakan faktor penting dalam kelancaran suatu bisnis. Dari melakukan peningkatan pelayanan terhadap pelanggan, kamu akan mendapatkan berbagai feedback terkait bisnismu. Feedback ini akan memunculkan ide baru dalam melanjutkan bisnis agar tidak mengalami suatu masalah.
Feedback dari konsumen juga diperlukan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, bisnis dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pasar dan akan menuai banyak profit.
5. Meningkatkan Efisiensi
Efisiensi ini bisa dalam bentuk pengurangan biaya operasional yang kurang memberikan dampak pada keberlangsungan bisnismu.
Untuk menghindari bangkrut atau pailit, salah satu hal yang perlu kamu lakukan sebagai pemimpin perusahaan adalah memastikan arus kas perusahaanmu terkendali dan tidak memiliki utang berlebih.
Lakukan pembukuan secara rinci pada setiap pengeluaran, pemasukan, aset dan pelaporan atau penghitungan pajak. Sebisa mungkin hindarilah pembukuan secara manual, ya. Pembukuan secara manual tidak hanya memakan waktu, melainkan rentan pada kesalahan pencatatan yang berpotensi perusahaan mengalami kerugian, Sisters.