Hi Sisters!
Maraknya perkembangan teknologi terutama di era sosial media saat ini menuntut kita harus bisa bergerak dengan fleksibel mengikuti perubahan tren yang serba cepat. Sehingga membuat kita sebagai pengguna tidak terlepas dari isu kecemasan maupun yang sering kita kenal yaitu adanya perasaan Fear Of Missing Out (FOMO).
Fenomena inipun tidak luput di dalam dunia kecantikan, sosial media membuat kita lebih mudah untuk membandingkan diri sendiri dengan kecantikan orang lain sehingga standar kecantikan yang terlalu ‘sempurna’ terbentuk dari media-media dan influencer. Berdasarkan survei yang dilakukan di sosial media, masyarakat Indonesia identik ingin mempunyai wajah berbentuk V-shape, putih, langsing, tinggi, dan rambut panjang agar merasa diterima oleh masyarakat. Standar kecantikan ini akhirnya membentuk society berlomba-lomba menghalalkan segala cara untuk menjadi cantik sesuai standar kecantikan sempurna tersebut.
Akibat dari kecemasan ini pun dapat berujung sangat berbahaya jika tidak ada yang menyuarakan dengan lantang tentang Natural of Beauty maupun The Diverse of Beauty. Hal terburuk yang bisa terjadi yaitu dapat menyebabkan depresi yang berkepanjangan dan berkurangnya kepercayaan diri karena merasa dirinya berbeda dengan lainnya. Isu-isu seperti ini, membuat saya, Divanda Gitadesiani tergerak untuk mendirikan Klei & Clay, natural beauty & wellness brand pada tahun 2017.
Awal mulanya karena saya pernah terjun di dunia modeling yang banyak tekanan akan beauty & body shaming sehingga membuat saya sempat depresi dan merasa gagal menjadi perempuan cantik sesungguhnya. Memutuskan keluar dari lingkaran model, rasa kecemasan karena terlahir dengan warna kulit medium dan wajah Indonesia membuat saya mempertanyakan apa arti kecantikan sesungguhnya? Mengapa tagline yang ada di media tidak sesuai dengan kenyataan. Apakah cantik harus selalu langsing, putih, dan mempunyai wajah blasteran?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini membuat saya stress dan munculah jerawat di seluruh wajah, dan tidak ada satupun obat yang bisa menyembuhkan jerawat secara berkepanjangan. Setelah mencoba banyak hal, ternyata untuk menyembuhkan jerawat harus ada perpaduan antara kesehatan mental dan juga perawatan dari luar. Saat itupun, saya memutuskan untuk melatih meditasi dan ketenangan jiwa lalu mengambil sekolah Organic Skincare Formulation di Formula Botanica, United Kingdom, agar dapat memformulasi produk skincare natural untuk saya sendiri.
“I believe healthy skin comes from a healthy mind”
Ya, sebuah quote yang selalu saya katakan di setiap aspek wawancara perkenalan Klei & Clay.
Jadi, apa sih yang membuat Klei & Clay berbeda dengan brand lokal skincare natural lainnya? Dari pertama berdiri di tahun 2017, Klei & Clay selalu mempunyai purpose untuk menjadi beauty sister bagi followers Klei & Clay agar terus percaya diri, bisa bangkit dari keterpurukan stres maupun depresi, dan tidak perlu membandingkan kecantikan diri sendiri dengan orang lain karena #BedaItuCantik.
Bermodal dengan uang tabungan dan ilmu saya untuk memformulasi produk skincare natural, saya mencoba untuk memproduksi 2 produk andalan Klei & Clay terlebih dahulu, yaitu: Acne! Face Oil dan Rosanium Face Oil yang sukses terjual hingga 6.000 pcs di pasaran pada tahun 2019 sebelum memutuskan untuk rebranding packaging, upgrade formula, dan logo. Sayangnya, momen rebranding ini bertepatan dengan pandemik yang membuat penjualan Klei & Clay yang seharusnya meningkat namun menurun drastis karena adanya perubahan customer behaviour dalam berbelanja. Walau berat, saya harus berani untuk memberhentikan karyawan dan kembali berjualan produk kecantikan natural ini sendirian. Berat, namun ini yang harus saya lakukan agar bisa bertahan.
Beratnya persaingan industri kecantikan lokal saat ini, membuat Klei & Clay harus menaikkan biaya marketing dengan ROI tidak sebesar pada tahun 2019. Banyak strategi marketing yang tidak mencapai target di tahun 2020, walaupun sebelumnya cukup berhasil dengan strategi yang sama. Dan hal ini membuat saya harus memeras otak bagaimana caranya untuk mendapatkan modal untuk memproduksi produk lainnya sehingga customer akan kembali dengan Klei & Clay.
Sempat putus asa karena kekurangan modal untuk biaya produksi produk baru dan biaya marketing yang meningkat, saya berencana untuk menutup bisnis ini karena merasa sudah melakukan yang terbaik namun hasilnya masih kurang cukup. Akan tetapi semesta berkata lain, ada beberapa loyal customer yang juga tergabung dalam komunitas Klei & Clay, yaitu: Klei Circle mengirim pesan kepada saya untuk selalu kuat dan tabah dalam menjalankan bisnis ini, karena dia adalah pembeli setia Klei & Clay dari tahun 2017.
Kembali kepada intensi awal, selain untuk mendapatkan profit, saya ingin menginspirasi masyarakat akan pentingnya kesehatan mental di dunia kecantikan melalui produk skincare natural. Maka dari itu, saya ingin mengikuti program #ModalPintar dari Sisternet untuk menambah ilmu berbisnis dari mentor-mentor yang memang berpengalaman dalam merintis usahanya. Jika menang juara 1, uang tunai sebesar Rp45.000.000 akan saya gunakan untuk hiring team yang dapat membantu saya dalam mengelola bisnis dan juga untuk produksi rangkaian produk skincare natural lainnya.
Saya harap artikel ini bisa membuat diri saya masuk ke dalam top 25 untuk mengikuti program inkubasi #ModalPintar #BeraniNaikKelas. Sehingga saya akan terus melanjutkan misi untuk membantu meningkatkan awareness kepada masyarakat akan pentingnya untuk mencintai diri sendiri apa adanya melalui Klei & Clay.