Hai Sisters!
Kenalan dulu, yuk. Saya Waya Komala. Seorang istri dan ibu dua anak yang kini beranjak remaja. Selain mengerjakan pekerjaan rumah tangga, saya juga seorang pelaku usaha kecil yang memproduksi pernak-pernik perlengkapan newborn photography. Sebuah usaha yang saya rintis sejak pertengahan tahun 2019 lalu, yang saya beri nama Ayko Projects.
Sebenarnya, Ayko Projects adalah sebuah jawaban dari pencarian saya selama bertahun-tahun. Saya sudah mencoba memproduksi berbagai produk seperti, mukena, baju anak, tas, boneka custom dan lainnya, tapi dengan nama yang berbeda.
Mencoba mengerjakan berbagai jenis produk, membuat saya mendapatkan banyak pelajaran. Ya, kadang idealis saja tidak cukup. Kita harus tetap realistis. Misalnya tidak memaksakan diri untuk tetap bertahan di satu jenis pekerjaan. Apalagi jika situasi tidak memungkinkan.
Seperti ketika saya memproduksi mukena. Modal yang diperlukan cukup banyak. Sementara tenaga saya sangat terbatas untuk bisa mengejar target. Padahal. kalau saya mengerjakannya terlalu lama, otomatis balik modalnya juga lama. Jadi, sayang banget, kan..
Selain itu. kendala yang muncul juga dari hal-hal yang tak terduga. Misalnya, dari segi kenyamanan di rumah. Saat itu anak-anak saya masih kecil dan saya tidak memiliki ruang khusus untuk menjahit. Bisa dibayangkan bagaimana saya bekerja mengurai bermeter-meter kain, menggunting dan menjahitnya. Sementara saat itu anak-anak masih butuh perhatian.
Yah, pokoknya banyak banget drama. Akhirnya saya menyerah. Meski menjahit mukena adalah sebuah ikhtiar dan berharap pahala, saya harus berkompromi untuk melepaskannya. Jangan sampai, mimpi dan keinginan saya untuk menjadi wirausaha yang sukses, membuat saya merebut wilayah dan waktu bermain anak saya. Seperti kata Ibu saya, masa anak-anak itu hanya sebentar. Tanpa kita sadari, waktu akan cepat sekali berlalu.
Ayko Projects dan Dukungan Seorang Sahabat
Seiring berjalannya waktu, saya terus mencari jenis produk yang sesuai untuk saya kerjakan. Alhamdulillah, dengan latar belakang pendidikan sekolah kejuruan, membuat saya cukup leluasa untuk membuat produk yang berhubungan dengan kain, gunting dan mesin jahit. Setiap hari, suara mesin jahit saya selalu menjadi irama yang menyemarakkan rumah. Beruntung, anak-anak sekarang sudah mandiri, saya jadi bebas menentukan waktu kerja sendiri. Mengejar mimpi yang tadinya sempat terhenti.
Suatu hari, sahabat saya Noe yang berprofesi sebagai seorang newborn photographer, mengajak saya untuk melirik bisnis pembuatan pernak-pernik foto bayi. Tak henti-hentinya Noe meyakinkan saya untuk mantap terjun ke bisnis ini. Dan saya pun langsung jatuh hati.
Pertimbangan saya, pengerjaannya tidak memakan waktu lama. Selain itu, bidang usaha ini insya Allah akan dapat bertahan lama. Bayi bayi mungil akan terus lahir ke dunia. Momen kelahirannya akan menjadi sejarah di sepanjang hidupnya kelak. Dan hasil karya saya akan abadi dalam jepretan kamera sang fotografer. Sungguh kebahagiaan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.
Tak terhitung lagi kalimat yang selalu ia ucapkan setiap kali kami mengakhiri obrolan di whatsapp. "Semangat, ya.. Mbak!"
Sebuah kalimat yang membuat saya selalu termotivasi dan yakin kalau saya bisa mewujudkan apa yang selama ini saya inginkan.
Berkat dukungan Noe, saya mulai membuat bantal-bantal dan berbagai keperluan lainnya. Alhamdulillah, sejak saat itu pesanan terus berdatangan. Lucunya, karena semua dikerjakan sendiri, saya jadi kesulitan untuk mengurus postingan di social media. Yang sering terjadi, ketika paket sudah dikirim, saya baru sadar kalau saya belum sempat memotretnya. Yah, begitulah. Tidak semua hal berjalan sesuai rencana.
Sama halnya seperti ketika Pandemi datang menerpa. Semua rencana jadi berantakan. Beberapa saat, produksi saya terhenti. Bersyukur saya bisa cepat beralih ke produksi masker kain. Dan karena permintaan masker terus meningkat, saya dan suami saling bahu membahu untuk memenuhi pesanan yang masuk.
Sekarang, permintaan masker kain sudah berkurang. Namun keterlibatan usaha kecil saya dalam proses pembuatannya akan menjadi sejarah, bahwa kita pernah sama-sama berjuang untuk bertahan.
Saya pun kembali berkonsentrasi penuh untuk mengembangkan usaha properti foto bayi, meski pandemi masih membayangi.
Mengikuti Kompetisi #ModalPintar
Kalau dipikir-pikir, modal yang saya gunakan untuk usaha saat ini, benar-benar seadanya. Untungnya, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat bantal atau baju bayi bisa dibeli dalam jumlah sedikit. Tidak sebanyak ketika saya membuat mukena. Jadi, kalau hanya sekadar membuat beberapa potong, saya masih bisa menyisihkan dari hasil penjualan.
Tapi yang jadi dilema, kalau saya tidak meningkatkan modal, tentunya usaha saya akan berjalan lambat. Saya harus mencari cara untuk mendapatkan modal, agar usaha saya bisa berkembang lebih cepat.
Itulah sebabnya saya mengikuti kompetisi #ModalPintar yang digelar oleh Sisternet X Bank OCBC NISP. Modal dan hadiah yang diberikan untuk juara 1, 2 dan 3 nya, benar-benar bisa mengubah masa depan. Saya membayangkan, dengan hadiah sebesar 25 juta, banyak banget yang bisa dilakukan. Saya bisa membeli mesin neci untuk menghasilkan jahitan pinggir yang rapi. Memperbaiki mesin obras saya yang mulai bermasalah.
Membeli kamera untuk mendapatkan hasil foto yang tidak melenceng dari warna aslinya, membeli peralatan penunjang seperti gunting yang bagus dan berkualitas, agar tangan saya tidak sakit sehabis menggunting banyak bahan. Membeli perlengkapan untuk membuat baju bayi dengan banyak variasi. Membayar biaya iklan di Instagram agar penjualan meningkat pesat. Dan mengalokasikan dana untuk membayar kelas digital marketing dan instagram agar postingan feednya tampil lebih baik. Jika memungkinkan, saya akan merekrut seseorang untuk mengoptimalkan branding di social media.
Saya pikir, seiring tanggung jawab yang semakin besar, saya harus mendelegasikan pekerjaan dengan memberdayakan orang-orang yang ada di sekitar. Saya akan mengajak tetangga untuk membantu proses produksi. Dengan begitu, saya bisa menciptakan lapangan kerja untuk mereka yang saat ini memang membutuhkan penghasilan.
Semoga kompetisi #ModalPintar ini dapat menjadi pembuka rejeki bagi pelaku usaha kecil seperti saya, kecil di saat ini, lalu berproses menjadi besar dan bermanfaat bagi sesama. Semoga..