Namaku Weny. Aku adalah seorang perempuan yang berkarier dan juga sebagai seorang istri. Kegiatanku sejak lulus kuliah tahun 2007 yang lalu adalah menjadi seorang guru honorer di salah satu SMK di Jakarta sekaligus bekerja menjadi MUA (Makeup Artis).
Sekitar akhir tahun 2011 lalu, aku memutuskan untuk resign menjadi guru honorer dikarenakan aku harus mengurus suami dan anak-anak. Walaupun rasanya berat hati melepas pekerjaanku, tapi aku menccoba untuk ikhlas. Setelah itu aku mulai fokus mengurus anak dan mencoba mulai merintis usaha jasa MUA.
Sedikit demi sedikit dari penghasilan sebagai perias, aku mulai menabung untuk membeli baju-baju pengantin yang bisa aku sewakan dan juga mencoba membangun WO (Wedding Organizer). Alhamdulillah, akhirnya aku punya kesibukan dan income tambahan untuk keluarga. Hobi yang aku tekuni hingga menjadi profesi ini menurun dari ibuku yang juga seorang perias pengantin tradisional. Beliau juga banyak memberikan ide-ide dan ilmu dalam berbagai macam riasan adat tradisional.
Namun, awal Maret lalu saat pandemi Covid-19 melanda, aku mulai sepi orderan merias untuk wedding karena di wilayah Jabodetabek tidak diperbolehkan untuk melaksanakan acara wedding di gedung maupun di rumah. Maka pemasukan untuk keluarga pun berkurang jauh dan turun drastis. Bahkan pernah sampai tidak ada sama sekali.
Covid-19 memang bukan semata tentang krisis kesehatan, Sisters, tapi juga krisis ekonomi.
Semenjak pandemi ini, aku tidak bisa lagi menambah dan membeli baju-baju pengantin dan aksesoris pengantin karena modalku yang tidak memadai. Kondisi ini membuatku harus memutar otak mencari cara untuk mendapatkan penghasilan tetap. Walaupun suami masih bekerja, tapi tetap saja aku ingin terus membantu agar ada pemasukan tambahan untuk kelangsungan kehidupan rumah tangga kami. Dan aku, juga kita, tidak pernah tahu sampai kapan pandemi melanda negeri ini.
Tapi aku tak mau menyerah. Aku selalu berusaha untuk bangkit walaupun job sebagai MUA belum juga ramai sampai saat ini. Aku pun terus berusaha dengan memasarkan jasa MUA secara online, dan mouth to mouth promotion. Setiap kali aku dapat job MUA atau merias pengantin, aku juga tak pernah lupa untuk selalu memfoto hasil pekerjaanku, untuk kemudian aku posting di instagram dan status WhatsApp-ku.
Di tengah kondisi yang tidak menentu akibat pembatasan aktivitas sosial, akhirnya pemerintah mulai melonggarkan PSBB. Alhamdulillah, satu persatu ada orderan merias walaupun belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari kami sekeluarga.
Bekerja sesuai hobi dan passion memang sangat menyenangkan, apalagi jika pengantin puas dengan hasil riasanku. Aku juga merasa bahwa ternyata ilmu yang sudah aku pelajari dari mulai sekolah sampai kuliah sangat bermanfaat untuk aku sekarang ini.
Memang, tidak mudah membangun usaha MUA dan WO karena banyak sekali saingan yang membuka jasa dan usaha yang sama diluar sana. Tapi aku menjalaninya dengan penuh kesabaran, jujur, dan amanah terhadap klien. Aku juga yakin bahwa usaha yang tekun tidak akan mengkhianati hasil.
Tujuanku mengikuti #KompetisiModalPintar ini adalah, aku ingin melebarkan sayap usahaku dengan mencoba untuk memproduksi sendiri baju-baju pengantin yang akan aku sewakan kepada klien. Karena aku tidak bisa mendesain, aku akan menyewa jasa desainer dan juga para penjahit baju pengantin agar desain dan modelnya semakin up to date. Selain itu, aku ingin menambah peralatan makeup yang akan aku sesuaikan dengan jenis kulit klienku nantinya. Dan aku tahu, semuanya itu membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Aku juga akan membuat daftar pos alokasi dari dana Modal Pintar seandainya aku terpilih sebagai salah satu pemenang. Hal itu aku lakukan agar dana modal pintar yang aku dapatkan nantinya bisa aku kelola dengan baik untuk melebarkan bisnis jasa MUA & WO-ku.
Semoga aku dapat mewujudkan impianku. Aamiin.
#KompetisiModalPintar