Sisters, kamu pernah dengar mengenai Sandwich Generation? Meski istilah ini terdengar seperti roti lapis, tapi konsep ini merupakan suatu fenomena dimana ada sebuah generasi yang terjepit diantara dua tugas utama yaitu membiayai pasangan maupun anak dan juga merawat orangtua (bahkan keluarga besar). Tanggung jawab ini diidentifikasi sebagai dukungan penuh secara finansial serta moral.
Apa kamu juga mengalaminya? Untuk tahu bagaimana mengolah keuanganmu, tentunya dibutuhkan berbagai strategi jitu. Nah, makanya kamu wajib baca obrolan Sisternet dengan Febiansyah, AWP, nih, ia adalah seorang Finance Content Creator yang sering banget membagikan tips menarik seputar finance di media sosialnya. Seperti apa obrolannya? Yuk simak dibawah ini!
Q: Bagaimana awalnya bisa tertarik dengan dunia finance?
A: Memiliki latar belakang dari keluarga yang belum melek keuangan sehingga membuat saya masuk dalam siklus sandwich generation juga. Sehingga mau tidak mau agar menghentikan rantai sandwich generation di keluarga saya maka saya harus belajar soal keuangan agar lebih melek keuangan.
Tanpa sadar seiring berjalannya waktu malah membuat saya suka mendalami hal yang berbau keuangan dan akhirnya pada bulan mei 2020 kemarin mulai sharing tentang keuangan di Instagram ternyata mendapat respon bagus dari teman-teman lainnya hingga akhirnya keterusan membuat konten sampai sekarang.
Q: Boleh dong dijelaskan apa itu arti dari sandwich generation?
A: Bagaikan daging yang terhimpit diantara 2 buah roti, maka sandwich generation dapat diartikan sebuah generasi yang terhimpit antara kebutuhan finansial untuk diri sendiri tetapi juga untuk generasi atas (orang tua) dan generasi bawah (anak).
Q: Apa saja kriteria penentu sandwich generation itu?
A: Kriterianya mungkin ketika seseorang mendapatkan penghasilan juga mengalokasikan kebutuhan untuk orang tua sekaligus anaknya
Q: Bagaimana mengatur strategi alokasi dana dan rencana pengelolaan keuangan sandwich generation yang ideal?
A: Alokasi dana sebenarnya banyak caranya, misal dengan teknik 40-30-20-10
40% Untuk kebutuhan rutin
30% max. Untuk cicilan utang
20% Untuk dana darurat, investasi & asuransi
10% min. Untuk donasi & ngasih orang tua
Gambaran diatas hanya salah satu opsi saja karena rasionya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Contohnya kalau aku sendiri karena belum memiliki cicilan hutang jadi bisa mengalihkan porsi 30% sebagian ke investasi dan sebagian ngasih orang tua
Q: Apa tipsnya mempersiapkan diri terhadap sektor finansial untuk generasi berikutnya?
A: Misalnya dari orang tua mempersiapkan anak agar mengerti soal keuangan yang ideal...
Mulai memberikan edukasi tentang keuangan kepada anak sedini mungkin, tentang pentingnya kerja keras dan sifat pantang menyerah. Mulai mengenalkan tentang uang, menabung dan mengontrol emosi secara tepat.
Q: Apakah ada tantangan psikologis yang dihadapi para sandwich generation? Lalu bagaimana tips untuk menyikapinya?
A: Tentu ada, karena saya sendiri mungkin pada awalnya merasa kecewa dan marah kenapa hidup rasanya tidak adil, apalagi semakin iri melihat banyak teman yang berasal dari keluarga berada. Tapi kalau cuma mengeluh dan nggak berusaha tentu nasib nggak akan berubah, beruntung banget dulu bisa merubah energi negatif untuk menjadi pemacu semangat agar belajar lebih keras masuk salah satu kampus kedinasan hingga akhirnya sekarang bisa menjadi PNS dan sedikit meringankan beban orang tua.
Kalau dipikir-pikir akhirnya aku malah bersyukur lahir dari orang tuaku saat ini karena berkat mereka aku sadar bahwa kekayaan bukanlah segalanya dan keluarga yang menyayangi kita sepenuh hati itu jauh lebih berharga.
Q: Mungkinkah para sandwich generation melakukan investasi? Kira-kira kapan mulainya?
A: Mungkin sekali, mulai melakukan investasi dengan nilai yang kecil dulu tidak apa apa. Minimal 10% dari income dengan syarat konsisten terus-menerus. Seiring bertambahnya pengetahuan dan skill tentu penghasilan ikut meningkat, sehingga meskipun 10% mungkin terlihat kecil tapi bisa menjadi besar seiring dengan naiknya penghasilan kita juga.
Q: Tips bagi para Sisters dalam hal finansial…
A: Ada beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya adalah:
Memiliki banyak sumber penghasilan
Jangan hanya bertumpu dari 1 sumber penghasilan,
Miliki dana darurat
Jumlahnya minimal 6 x Pengeluaran Bulanan
Miliki asuransi
Asuransi Kesehatan, Asuransi Jiwa dan Asuransi Penyakit Kritis
Mulai investasi dana pendidikan anak
Agar anak dapat bersekolah di tempat terbaik
Mulai investasi dana pensiun
Agar di masa pensiun bisa hidup mandiri dan tidak membebani anak
Nah, seru kan ngobrol bareng Febiansyah? Sisters, selalu nantikan kisah-kisah inspiratif dari Man of The Month pilihan Sisternet berikutnya dengan mengunduh aplikasi Sisternet melalui link ini: https://linktr.ee/sisternet. Yuk, kita sama-sama menuju perempuan Indonesia #JadiLebihBaik !