Sejak pandemi melanda dunia, khususnya Indonesia, pemerintah menyarankan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan vitamin C agar dapat meningkatkan imunitas tubuh, sehingga tubuh tidak mudah sakit dan mampu menangkal virus.
Tapi ternyata, selain tangguh melawan virus, ada beberapa fakta menarik lainnya seputar vitamin C, Sisters.
1. Efek Anti Bakteri Penyebab TBC
Sekitar tahun 1930, ditemukan manfaat lain dari vitamin C yaitu efek-anti bakteri terhadap kuman penyebab TBC dan bisa menghambat perbanyakan (replikasi) berbagai jenis virus, parasit dan jamur.
2. Obati Pendarahan Gusi
Vitamin C telah dikenal sejak tahun 1920-an oleh seorang ilmuwan Hongaria bernama Albert Szent-Gyo?rgyi dari Universitas Szeged. Saat itu, vitamin C dipakai untuk mencegah dan mengobati pendarahan gusi dan perdarahan bawah kulit yang bila dibiarkan bisa mengakibatkan gangguan penyembuhan luka, anemia dan gangguan pertumbuhan tulang.
Beberapa masalah kesehatan tersebut banyak terjadi pada orang-orang yang jarang mengonsumsi buah dan sayur segar. Vitamin C yang juga dikenal sebagai asam askorbat ini termasuk salah satu zat gizi yang terkandung dalam buah dan sayur.
3. Antioksidan Saat Terjadi Peradangan Kronik
Peradangan kronis dapat menyebabkan banyak penyakit, termasuk gangguan lambung (gastritis), gangguan pencernaan, diabetes tipe-2, obesitas, peradangan paru, penyakit saraf menahun, penyakit jantung dan pembuluh darah.
Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc. dari Perhimpunan Nutrisi Indonesia menyebutkan bahwa vitamin C bisa menjadi antioksidan saat adanya peradangan kronis dan stres oksidatif akibat kondisi kronis.
4. Kebutuhan Vitamin C per Hari
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia, kecukupan asupan vitamin C ditentukan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Contohnya, untuk laki-laki usia 16 tahun sampai lebih dari 80 tahun adalah 90 mg per hari, sementara perempuan sebesar 75 mg per hari.
Pada seorang perokok dan sering mengonsumsi makanan yang tidak segar dan minuman keras, dr. Saptawati Bardosono mengatakan bahwa suplementasi vitamin C sangat diperlukan. Supaya dapat terhindar dari penyakit jantung, dianjurkan untuk mengonsumsi vitamin C dengan kadar 320-1,100 mg/hari.
5. Efek Kekurangan Vitamin C
Kalau seseorang kekurangan vitamin C, maka akan terjadi hipovitaminosis C dalam darah atau status kekurangan vitamin C. Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai gejala klinis terkait dengan fungsi vitamin C sebagai anti-skorbut, anti-mikroba, anti peradangan atau antioksidan terkait penyakit kronis, penuaan dan imunitas tubuh.
Menurut Prof. Saptawati Bardosono, di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) saat ini, dimana banyak orang sudah mulai bekerja dan beraktivitas di luar rumah, tubuh memerlukan imunitas tubuh yang kuat sehingga dapat terhindar dari berbagai macam penyakit. Semuanya dapat diperoleh dari vitamin C.
6. Cara Penuhi Asupan Vitamin C
Prof. Saptawati Bardosono mengungkapkan untuk bisa mengetahui kecukupan asupan vitamin C setiap harinya bisa dengan cara mengevaluasi makanan yang dikonsumsi.
Dia mencontohkan jambu biji mengandung 125 mg vitamin C di setiap buahnya, jeruk (70 mg/buah), pepaya (90 mg/150 mg buah), stroberi (90 mg/150 g buah), brokoli (80 mg), kembang kol (50 mg), bayam (8,5 mg/30 g).
"Bila dirasa kurang, maka kita dapat memperolehnya dari makanan dan minuman yang telah mengalami proses penambahan mikronutrien dengan melihat di label kemasannya, dan juga dari suplemen vitamin C," ujar dr. Saptawati Bardosono.
Begitu besarnya manfaat vitamin C dan kecukupan vitamin dalam tubuh, maka mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C setiap hari sangat dianjurkan, ya, Sisters.