Hai Sisters! Zaman now buat akun-akun keuangan cukup dari genggaman tangan. Lewat online saja, beres. Asal ada syarat foto selfie dengan KTP, proses pengajuanmu bakal diproses.
Contohnya buat akun dompet digital, buka rekening tabungan online, paylater, apply kartu kredit online, sampai buka rekening saham online, butuh foto selfie sambil memegang KTP.
Ya, inilah tren baru layanan daring. Masyarakat tak perlu lagi repot datang langsung ke kantor fintech misalnya untuk mengajukan pinjaman. Tinggal online dari laptop maupun smartphone.
Selanjutnya masuk ke website maupun aplikasi untuk pengajuan, ikuti langkah-langkahnya termasuk ambil foto diri beserta KTP, beres. Pihak fintech nantinya akan menghubungimu untuk verifikasi. Jika disetujui, dana bakal ditransfer ke rekening.
Kendati mudah, tetapi kamu harus tetap hati-hati. Foto selfie dengan KTP kamu jadi incaran penjahat. Paling sering pelaku menggunakan teknik phishing.
Phishing adalah modus kejahatan untuk melakukan penipuan dengan mengelabui korban. Tujuannya mencuri data penting, seperti identitas diri, password, kode PIN, kode OTP (one time password) pada akun-akun keuangan, seperti mobile banking, internet banking, paylater, dompet digital, hingga kartu kredit.
Kalau sudah dapat data pentingnya, akun dijebol, duit dikuras sampai ludes. Umumnya aksi kehatan ini dilancarkan melalui email maupun media sosial lain, seperti mengirimi link palsu, membuat website bodong, dan sebagainya.
Jangan sampai jadi korban. Kenali modus penipuan untuk mendapatkan foto selfie dengan KTP kamu, berikut cara menghindarinya, simak ya, Sisters!
Kamu dapat mengenali ciri-ciri penipuan online bermodus foto selfie dan KTP, berikut ini:
1. Kesalahan ketik
Dalam email maupun formulir data palsu yang dibuat penipu tidak dibuat dengan bahasa atau kalimat yang baik. Ada kesalahan tata bahasa dan bisa juga kesalahan pengetikkan.
2. Alamat pengirim mencurigakan
Setiap mengirim email, perhatikan alamat pengirim. Pasti ada yang janggal. Jika email tersebut datang dari pihak bank resmi misalnya, biasanya akan menggunakan email kantor, bukan pribadi.
3. Nama domain tidak cocok
Meski alamat pengirim terlihat sah, situs yang menampilkan formulir palsu kemungkinan besar berlokasi di domain tidak terkait atau mencurigakan.
4. Tenggat waktu yang terlalu ketat
Pelaku phishing seringkali menuliskan email yang berisi batas waktu yang cepat sebuah link palsu untuk diakses. Artinya setelah lewat dari batas waktu, link akan kadaluwarsa.
Contohnya link akan kadaluwarsa dalam waktu 24 jam. Seperti mendesak calon korban untuk segera mengakses, memasukkan data diri, dan unggah foto selfie. Jika tidak, misalnya keamanan akunmu bakal bermasalah atau alasan lainnya yang padahal semua itu tidak akan terjadi.
Sebetulnya kamu perlu tahu, perusahaan yang baik tidak mungkin memburu nasabah atau penggunanya dalam waktu cepat.
5. Meminta informasi yang sudah kamu berikan
Berpikirlah seribu kali kalau kamu sudah memberikan informasi yang diminta pada saat registrasi (alamat email, nomor telepon), lalu mereka meminta lagi informasi yang sama.
6. Tidak punya pilihan lain
Biasanya di formulir phishing yang dibuat penipu, kamu tidak punya pilihan lain selain mengunggah foto selfie dengan KTP.
7. Tidak ada informasi terkait di situs resmi
Kalau kamu benar-benar harus mengonfirmasi atau verifikasi identitasmu, biasanya itu tidak wajib. Bukan sebuah keharusan. Informasi tentang konfirmasi identitas juga pasti tersedia di situs resmi perusahaan. Sementara kalau penipuan, pastinya informasi itu tidak tertera alias bohong.
Maka pastikan kalau mendapatkan email mencurigakan, jangan langsung klik link palsu tersebut. Cek lagi dengan mengunjungi website resminya.
Untuk mencegah pencurian data, berhati-hatilah dengan permintaan data apapun. Begini tips menghindari kejahatan berkedok unggah foto selfie dan KTP:
Jangan Bagikan Foto Selfie di Media Sosial
Hal terpenting dalam menjaga keamanan data dan akun keuanganmu adalah jangan pernah membagikan foto selfie dan KTP, SIM, NPWP, hingga kartu kredit ke media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, TikTok.
Juga ke website dan aplikasi yang tidak kamu kenal. Selalu waspada, sebab kejahatan bukan saja timbul karena ada niat pelaku, tapi juga kesempatan. Waspadalah, Sisters!