Hai Sisters! Siapa yang tidak ingin memiliki kemapanan finansial di usia senja? Sudah pasti ini menjadi impian, dan juga alasan kerja keras yang dilakukan sejak usia produktif.
Namun demikian, literasi yang rendah pada kalangan milenial, tentunya menjadi PR tersendiri untuk mewujudkan impian tersebut. Namun, jangan khawatir ada beberapa step yang bisa kamu lakukan berdasarkan usia kamu untuk mulai berjuang mendapatkan kemapanan finansial di usia senja.
Adapun beberapa tips strategi investasi dalam tahapan kehidupan yang perlu kamu ketahui, antara lain :
1. Usia 20-an belajar investasi dan mulai berinvestasi
Usia 20 tahunan merupakan saat yang tepat untuk memulai karir. Namun, perolehan uang saku dari orang tua atau adanya pekerjaan sampingan memudahkan Anda untuk menyisihkan dana berinvestasi. Misalkan saja dengan mulai berinvestasi dari 5 persen sampai dengan 10 persen dari pendapatan per bulan.
Beberapa orang di usia ini biasanya juga sudah menggunakan kartu kredit. Tetapi, sebaiknya minimalisasi utang karena jika banyak cicilan kartu kredit otomatis akan menunda perencanaan hari tua. Jadi pilihlah produk investasi yang dimiliki kiranya dapat memberikan hasil maksimal dalam jangka panjang, dan instrumen investasinya dapat dikontrol.
2. Usia 30-an, semangat berinvestasi
Pada usia 30, tentunya alokasi investasi harus di kebut, walaupun pada usia ini pengeluaran cenderung banyak karena tingginya kebutuhan hidup. Misalkan saja keinginan untuk membeli rumah, mobil dan banyak halnya karena milenial usia 30 umumnya sudah mulai berumah tangga. Tetapi saat memutuskan membeli atau mencicil maka sesuaikan dengan kemampuan membayar jangan sampai menggerogoti simpanan hari tua.
Untuk instrumen investasi dapat ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan finansial. Selain memberikan perhatian pada pertumbuhan investasi hari tua, juga perlu mempersiapkan dana untuk pendidikan anak. Untuk itu, bisa memilih kombinasi saham dan pasar uang. Jika profil risiko termasuk moderat maka kombinasi antara saham, obligasi, dan pasar uang dapat menjadi alternatif.
3. Usia 40-an, fokus pada portfolio pensiun
Selanjutnya, di usia 40 tahun mulai mengisi portfolio pensiun dengan investasi yang lebih konservatif boleh dicoba. Misalnya, kombinasi obligasi dengan pasar uang. Hal ini karena kamu masih harus membiayai sekolah anak, menyelesaikan cicilan produktif sembari mempersiapkan dana hari tua. Jika memilih instrumen investasi yang sangat fluktuatif, tentu bisa mempengaruhi simpanan padahal waktu untuk mengumpulkan uang semakin sedikit.
Mengawali usia 40, sebaiknya mulai membuat perkiraan proyeksi dana hari tua yang nanti akan dibutuhkan. Dari hasil yang diperoleh bisa menjadi pertimbangan apakah perlu melakukan diversifikasi investasi.
4. Usia 50-an, jelang pensiun, bersikaplah realistis
Saat usia 50-an, nominal investasi akan berkurang. Pada rentang usia ini, pastikan sudah memiliki asuransi kesehatan karena risiko kehidupan sangat tinggi, misalnya serangan sakit kritis atau kematian. Untuk instrumen investasi pilih yang dapat menjaga likuiditas, yaitu pasar uang karena memiliki toleransi risiko rendah.
Dengan membuat strategi finansial yang terencana dan terukur sejak muda hingga tiba masa pensiun maka kamu sudah siap menjadi lansia yang bahagia, yaitu jika meninggal dunia dapat memberikan warisan pada anak dan cucu atau jika berumur panjang, maka Anda tetap mampu memenuhi kebutuhan sendiri dari simpanan yang telah disiapkan sejak muda.