.Sistrs, mengatur keuangan sebuah usaha bukanlah perkara mudah, terlebih jika kamu baru memulai menjalankan bisnis skala kecil menengah. Setiap rupiah sangat berharga dan mempengaruhi kondisi keuangan usaha secara keseluruhan. Jika kamu tidak bisa mengelola keuangan dengan baik, usaha yang kamu jalankan bisa mengalami kebangkrutan di usianya yang masih seumur jagung, lho!
Untuk membantumu dalam menyusun anggaran keuangan dengan baik, berikut beberapa tips yang bisa digunakan untuk usaha yang sifatnya kecil menengah. Simak, ya!
1. Lakukan Riset Biaya
Untuk menghindari datangnya pengeluaran tidak terduga, melakukan riset terhadap biaya yang dibutuhkan oleh usahamu sangatlah penting. Terlalu banyak pengeluaran tidak terduga akan semakin menjauhkanmu dari tujuan bisnis yang direncanakan.
Dalam menyusun anggaran, pisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap mencakup sewa, utilitas, telepon dan internet, pemasaran, serta gaji karyawan. Sementara biaya variabel meliputi komisi untuk para pekerja, dan biaya lain yang berhubungan dengan penjualan.
Melalui riset yang benar, kamu dapat merencakan biaya operasi perusahaan dan menjalankan bisnis tanpa harus menemui banyak pengeluaran tidak terduga yang bisa mengancam kestabilan usahamu, Sisters.
2. Perkiraan Pendapatan
Memperkirakan jumlah pendapatan adalah kunci kesuksesan sebuah bisnis. Buatlah estimasi pendapatan bulanan, tiga bulanan, dan tahunan untuk membantu menyusun biaya pengeluaran dalam budgeting.
Dengan membuat perkiraan seperti ini, kamu sekaligus memasang target pada seluruh tim untuk mencapai tujuan tertentu. Perkiraan pendapatan bisa dibuat dengan menjadikan pendapatan tahun lalu sebagai acuan. Misalnya jika usahamu menghasilkan Rp 100 juta di tahun sebelumnya, maka kamu harus menetapkan angka Rp 300 juta sebagai target pendapatan tahun ini agar usahamu bisa berkembang.
3. Hitung Margin Keuntungan
Margin keuntungan adalah indikasi kesehatan keuangan perusahaan. Cara paling mudah adalah dengan melihat jumlah pendapatan dan pengeluaran usaha setiap tahunnya. Jika usahamu bisa mendapatkan Rp 300 juta namun tidak bersisa di akhir tahun karena biaya pengeluaran ayng lebih besar, maka usahamu tidak bisa dikatakan untung.
Jika kamu bisa menghitung margin keuntungan yang diperoleh, kamu akan tahu bagaimana kondisi keuangan perusahaan dan menggunakannya sebagai alat untuk meningkatkan keuntungan di masa mendatang dengan cara mengurangi biaya-biaya pengluaran. Bisnis yang benar-benar sukses adalah bisnis yang memiliki keuangan sehat, bukan bisnis yang berhasil melakukan penjualan tinggi namun tidak mendapatkan margin keuntungan yang baik di akhir tahun.
4. Proyeksi Arus Kas Selama Setahun Penuh
Setelah menetapkan target pendapatan, kamu juga harus menentukan bagaimana cara untuk mencapainya. Dengan demikian, kamu dapat menyusun budget berdasarkan proyeksi yang direncanakan selama 12 bulan penuh.
Anggaran tahunan membantumu untuk menghitung berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan setiap bulannya, sehingga kamu bisa mengendalikan pengeluaran bulanan. Cara ini paling tepat untuk bisnis musiman, dimana pengeluaran besar-besaran hanya terjadi selama periode 4-5 bulan saja. Di luar itu, kamu bisa merencanakan lebih sedikit anggaran yang dibutuhkan untuk operasional usaha.
5. Perhitungkan “Musim” Berbisnis
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bisnis musiman harus memperhitungkan masa dimana pengeluaran mereka memuncak dan saat dimana mereka tidak banyak melakukan pembayaran. Pada model bisnis seperti ini, kamu tidak bisa menyusun jumlah yang sama untuk pengeluaran bulanan.
Budgeting untuk usaha musiman dapat dilakukan dengan melakukan riset secara keseluruhan mengenai permintaan musiman di bidang usahamu, memaksimalkan bulan-bulan “sepi” untuk menambah tabungan perusahaan, serta mempekerjakan karyawan lepas ketika bisnis sedang berada pada puncaknya.
Nah, gimana, Sisters? Kamu siap menjalankan usaha sendiri?