Sisters, di era normal baru ini, sejumlah transportasi publik menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari deteksi suhu tubuh, wajib gunakan masker, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), melakukan pembersihan menggunakan disinfektan, hingga menjaga jarak.
Nah, penerapan itu juga diaplikasikan oleh MRT Jakarta. Tapi di balik penerapan dan proses adaptasi kenormalan baru ini, ternyata masih ada hal yang kadang bikin kita 'khilaf' saat naik MRT. Misalnya saja:
1. Penggunaan Lift
Penggunaan lift dikhususkan untuk penumpang prioritas, seperti penyandang disabilitas, lansia, dan ibu hamil. Aturan ini sebenarnya diterapkan sebelum adanya pandemi Covid-19. Namun sayangnya, masih banyak banget penumpang yang menggunakan lift karena mungkin malas naik tangga. Coba ingat lagi, kamu salah satunya?
2. Ngobrol di Ratangga (gerbong MRT)
Selama masa pandemi, MRT Jakarta juga menerapkan physical distancing terutama bagi para penumpang di ratangga. Aturannya mulai dari pembatasan orang per gerbong, kursi yang diberi jarak, sampai imbauan untuk nggak ngobrol dalam ratangga. Imbauan untuk nggak ngobrol ini, seperti melakukan percakapan baik via telepon ataupun secara langsung. Nah ini wajib banget diikuti ya, jangan diabaikan!
3. Bikin Antrian Panjang
Setiap hari, selama masa transisi PSBB penumpang MRT mencapai 100 ribu orang. Agar nggak menyebabkan penumpukan penumpang, pihak MRT pun mengimbau untuk menggunakan alternatif pembayaran nontunai.
Salah satunya, kamu bisa memanfaatkan aplikasi MRT Jakarta yang tersedia di App Store dan Google Play Store. Imbauan ini disampaikan untuk meminimalisir sentuhan dalam menggunakan MRT Jakarta.
Hayoo, kamu masih suka melakukan 3 hal itu nggak saat naik MRT?