Ratusan peneliti dari dari sejumlah negara telah meyakini jika Covid-19 bisa menular melalui udara atau airborne dan bukan melalui droplet. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah merespons penemuan tersebut.
WHO sempat menjelaskan jika penyebaran virus corona lewat udara hanya mungkin terjadi jika droplet atau percikan yang keluar saat batuk dan bersin lebih kecil dari 5 mikron. Namun dengan adanya pernyataan dari 239 ilmuwan dari 32 negara ini, WHO akhirnya mengatakan siap menyelidiki lebih lanjut mengenai temuan tersebut.
Simak, yuk, beberapa fakta yang perlu kamu ketahui seputar penularan Covid-19 melalui airborne ini, Sisters!
1. Penjelasan Airborne
Dilansir dari Healthline, airborne atau airborne disease merupakan penyakit yang menyebar melalui udara. Seseorang bisa sakit jika menghirup udara yang telah tercemar oleh virus ataupun bakteri penyebab suatu penyakit.
Penyebaran suatu virus atau bakteri melalui airborne cenderung sulit dikontrol. Oleh sebab itu, sangat penting untuk memahami upaya-upaya pencegahan yang tepat agar tidak tertular penyakit yang berasal dari airborne disease.
2. Penularan Airborne Disease
Airborne dapat membuat kelompok virus dan bakteri menggantung di udara, terbawa angin, atau mendarat di orang lain. Penularan terjadi saat patogen tersebut masuk ke dalam tubuh melalui udara yang terhirup.
Sebagai contoh, airborne disease biasa menyebar saat ada pasien yang menunjukkan gejala infeksi berupa batuk, bersin, atau sekadar bicara. Gejala tersebut mengakibatkan cairan pada tenggorokan dan saluran pernapasan muncrat ke udara.
Selain itu, penularan airborne juga dapat terjadi jika seseorang menyentuh sembarang permukaan. Tangan yang digunakan menyentuh permukaan kemudian memegang mata, hidung, dan mulut tanpa dicuci lebih dulu sehingga virus akan masuk.
3. Penularan COVID-19 Lewat Airborne Diungkap Tiongkok
Pandemi virus corona saat ini telah menginfeksi lebih dari 11 juta orang hingga Selasa 7 Juli 2020. Sebelumnya, pejabat asal Tiongkok pernah mengungkapkan jika virus asal Wuhan ini menyebar melalui airborne, bukan hanya droplet.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Wakil Kepala Biro Sipil Shanghai, Zeng Qun. Ia kemudian menyarankan agar masyarakat lebih waspada dan berhati-hati karena virus corona diyakini menyebar secara luas lewat udara.
”Transmisi aerosol terjadi ketika virus yang bercampur dengan percikan liur membentuk aerosol di udara, yang kemudian bisa menginfeksi bila terhirup, ini kata ahli medis,” kata Zeng seperti dilansir dari China Daily beberapa waktu lalu.
“Jadi kami minta warga meningkatkan kesadarannya terhadap upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang bisa disebabkan ketika kumpul keluarga.”
4. WHO Pertimbangkan Risiko Penularan COVID-19 Lewat Airborne
Sebelumnya WHO telah mempertimbangkan kemungkinan virus corona menular melalui airborne. WHO hanya menyatakan jika COVID-19 kemungkinan bisa bertahan di udara lebih lama, khusunya jika menempel di benda mati.
Dalam penjelasannya, WHO memang secara resmi masih menyebut jika virus corona hanya menular melalui droplet. Namun, Kepala Unit Penyakit Zoonosis WHO, Dr Maria Van Kerkhove mengungkap ada kemungkinan virus juga bisa jadi airborne.
”Ketika Anda melakukan prosedur yang bisa menghasilkan aerosol seperti di fasilitas kesehatan, ada kemungkinan terjadi apa yang kami sebut proses berubahnya partikel menjadi aerosol,” jelas Dr Maria seperti dilansir dari CNBC.
“Artinya virus jadi lebih lama bertahan di udara.”
5. Ratusan Peneliti Klaim COVID-19 Menyebar Lewat Airborne
Sebanyak 239 ilmuwan dari 32 negara telah mengirim surat pada WHO terkait masalah ini. Dalam surat tersebut, peneliti telah menguraikan bukti yang menunjukkan jika Covid-19 memiliki partikel yang lebih kecil dan dapat menginfeksi manusia.
Oleh sebab itu, ratusan ilmuwan tersebut mendesak WHO segera merevisi rekomendasi atau protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Hal ini demi memberikan tindakan pencegahan kepada masyarakat dunia secara cepat jika memang benar Covid-19 menyebar melalui airborne.
6. Pencegahan Airborne Disease
Penyebaran airborne disease memang begitu cepat dan mudah menular. Meski demikian, ada sejumlah upaya pencegahan yang terbukti efektif dalam menurunkan risiko terinfeksi penyakit dari airborne disease.
Berikut tindakan pencegahannya:
-Hindari kontak dengan orang yang memiliki gejala atau sedang sakit airborne disease.
-Tinggal di rumah saat sedang sakit dan jangan berdekatan dengan orang yang memiliki daya imun yang lemah.
-Pakai masker jika harus berada di kerumunan untuk menekan risiko penularan.
-Tutup mulut ketika batuk dan bersin dengan tisu atau bagian siku pakaian, untuk menekan risiko penularan.
-Jangan sentuh wajah sendiri atau orang lain jika belum cuci tangan.
-Lakukan vaksin bila sudah tersedia. Penyakit airborne disease yang telah memiliki vaksin antara lain difteri, influenza, dan MMR.
Jadi, tetap gunakan masker dan stay safe, Sisters!