Sisters, mungkin saat ini kamu berada dalam hubungan yang membuatmu tertekan, terkekang, dan bingung harus menentukan sikap. Di satu sisi kamu sangat mencintai pasanganmu dan berharap hubungan kalian akan berakhir bahagia. Namun, sikap pasangan yang selalu ingin mengendalikan sepak terjangmu dan merasa berhak atas hidupmu, membuat keinginan untuk mengakhiri hubungan menjadi satu pilihan yang terlintas di pikiranmu.
Kendati demikian, jangan terlalu cepat mengambil keputusan untuk mengakhiri sebuah hubungan hanya karena pasanganmu posesif, Sisters. Karena di balik sikapnya itu pasti ada banyak alasan yang bisa kamu jadikan pertimbangan agar kamu tidak menyesal. Yuk, disimak!
1. Baru pertama kali pacaran
Seseorang yang baru pertama kali merasakan jatuh cinta, merasa dicintai dan mencintai kadang bingung harus bersikap bagaimana hingga salah mengartikan perasaan sayangnya. Saking takut kamu pergi meninggalkannya, dia berusaha mengikat kamu dengan erat agar tetap berada di sisinya.
Bicarakan hal ini dari hati ke hati. Mohon pengertian pasangan agar tidak meragukan cinta dan kesetiaanmu. Sedalam apa pun rasa sayang yang dia berikan, selama dia membatasi langkahmu dan mengikatmu dengan kuat, hal itu akan membuatmu terkekang dan tertekan. Kamu juga butuh bernapas, butuh perasaan nyaman, dan butuh bersosialisasi dengan orang lain.
2. Memiliki trauma dalam keluarga
Perceraian orang tua juga bisa menjadi penyebab pasanganmu bertindak over protective. Bercermin dari kehidupan orang tua yang tidak pernah harmonis sehingga akhirnya harus berpisah, membuat dia bersikap posesif karena tidak ingin mengalami hal yang sama.
Situasi itu menyebabkan pasangan melakukan apa pun agar tidak kehilangan kamu. Menentukan mana yang boleh dan tidak buatmu, membatasi langkahmu, dan melarangmu melakukan sesuatu yang menurut pemikirannya akan mengganggu hubungan kalian. Dia memegang kendali atas hubungan kalian dan kuasa atas dirimu.
Ajak pasangan untuk membicarakan sikap over controlling-nya itu. Beri penjelasan dan pengertian kalau sikap posesifnya sangat mengganggu kehidupanmu, mengekang kebebasanmu, membuat kamu sedih dan kecewa karena dia tidak memercayaimu.
3. Takut kehilangan rasa nyaman dan berarti
Selama berhubungan denganmu, dia merasa nyaman sehingga timbul perasaan takut suatu waktu kamu akan berpaling dan tidak peduli dia lagi. Bagi dia, kamu adalah seseorang yang mengerti dirinya dan selama bersamamu, dia merasa kalau keberadaannya memiliki arti.
Karena itu, tetaplah menjadikan pasangan tempatmu bersandar, sertakan dia dalam memutuskan sesuatu yang penting, yang berhubungan dengan masa depanmu. Membicarakan masa depan hubungan kalian juga salah satu cara memberi tahu pasangan bahwa kamu serius dengan hubungan kalian. Buat dia selalu merasa kamu butuhkan.
4. Pernah mengalami patah hati
Pernah merasakan kehilangan yang begitu dalam karena ditinggalkan saat sedang sayang-sayangnya, merasakan terlukanya hati yang dikhianati karena kehadiran orang ketiga, adalah kenyataan pahit yang merusak rasa percaya pasangan akan cinta dan kesetiaan.
Pengalaman pahit yang melukai hati itu membuatnya marah, kecewa, dan merasa bersalah karena tidak mampu menjaga dan mengendalikan segala sepak terjang kekasihnya, sehingga timbullah perasaan trauma yang membuat dia bersikap posesif ketika memulai hubungan baru. Hal ini tidak hanya membuatmu tidak nyaman, bahkan mengganggu laju kehidupanmu.
Yakinkan dan buat pasanganmu percaya tidak hanya sebatas kata-kata, tetapi juga dengan tindakan akan kesungguhan dan kesetiaanmu terhadapnya. Memang butuh waktu untuk dia mengerti dan percaya.
5. Menilai rendah diri sendiri
Perasaan ini timbul karena pasanganmu kurang memiliki rasa percaya diri. Perasaan bahwa kamu lebih memiliki segalanya dibanding dia, membuatnya dihantui rasa was-was dan takut akan kehilangan perhatian dan cintamu. Ketakutan akan kamu tinggalkan saat ada orang lain yang lebih darinya.
Yakinkan dia bahwa kamu mencintai semua yang ada pada dirinya, semua kelebihan maupun kekurangannya.