Sisters, menjalani kehidupan baru dalam rumah tangga pada era milenial menjadi tantangan baru juga bagi generasi ini. Minimnya ilmu pengetahuan tentang cara mengasuh anak, hubungan suami-istri, hingga mengatur keuangan keluarga, membuat generasi era transisi ini kebingungan menghadapinya.
Nah, dari problematika itu, Nucha Bachri menggagas wadah berkumpulnya para pasangan suami istri dan orangtua milenial untuk saling berbagi, belajar, dan menemukan solusi terhadap permasalahan yang biasa terjadi dalam keluarga, nih, Sisters.
Awalnya, melihat banyak orangtua, khususnya milenial moms, yang senang follow influencer di media sosial yang sering membagikan tips. Kemudian terjadi diskusi panjang di kolom komentar tentang pola asuh anak saat ini. Mengingat ada banyak hal dari segi pola asuh dulu yang sudah tidak relevan lagi dipakai sekarang.
Kemudian perempuan lulusan Universitas Paramadina itu merasa para ibu muda tersebut butuh wadah resmi untuk berbagi cerita, mencari solusi, serta kesempatan tanya-jawab atas persoalan sehari-hari yang mereka hadapi sebagai ibu sekaligus istri. Maka ia membuat komunitas di media sosial yang dikhususkan untuk mereka para pencari ilmu tentang pernikahan dan pola asuh anak.
"Kemudian munculah parentalk.id. Berdiri sudah hampir tiga tahun. Dalam membangun ini kami melibatkan pakar dan influencer untuk berbagi cerita, informasi, dan tips. Mengapa perlu melibatkan influencer? Karena menurut saya, masalah yang dihadapi lebih related, mereka jujur, dan gampang kasih tips," ungkapnya.
Lalu bagaimana sih, Nucha sendiri membagi waktu antara pekerjaan dengan kehidupan real-nya terutama dalam pola asuh anak? Yuk, kita simak bersama penuturannya bareng Sisternet dalam Inspiring Sister kali ini:
Q: Hai Sister Nucha, gimana nih saat WFH begini membagi waktu antara pekerjaan dengan mengurus rumah tangga?
A: Yang pertama, aku selalu share calendar dengan suamiku, sehingga semua jadwal bisa kita akses bersama. Kita bisa sama-sama saling berbagi tugas. Yang kedua, aku mendelegasikan pekerjaan, seperti pekerjaan rumah. Kita perlu mendelegasikan pekerjaan seperti beberes rumah itu bisa dibagi dengan pengasuh atau pengurus rumah tangga. Lalu yang ketiga, kita harus bisa punya low expectation. Walaupun smeua pekerjaan atau tugas sudah dibagi dengan teratur, tapi kita nggak boleh tuh, marah-marah saat pekerjaan atau tugas tadi nggak selesai atau belum selesai. Ya, namanya mengurus rumah tangga itu kan learning and doing ya, jadi jangan terlalu perfectionist deh.
Kebetulan anakku masih usia 2 dan 4 tahun, sehingga tugas sekolah masih relatif mudah. Sampai saat ini, urusan SFH dan WFH masih managable, sih. WFH memungkinkan kita tetap terhubung secara fisik dan psikologis dengan anak dan pasangan. Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan pun lebih fleksibel, bisa diatur dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan kita saat itu.
Q: Lalu bagaimana mengatur WFH dengan quality time bersama anak?
A: Menjalani WFH bagi kami merupakan tantangan sendiri, tapi anak-anak melihatnya orangtua lagi liburan di rumah, jadi WFH dan quality time sama anak-anak ya bisa aja, sambil kerja sambil main sama anak.
Nah, kalau soal mengatur waktunya, sebenernya anak-anak sudah tahu waktu bekerja orangtuanya, atau WFH ini ya. Yaitu dari pagi sampai sore. Nah, quaity time-nya bisa dilakukan saat makan siang bersama, nemenin jam tidur siang anak-anak, lalu makan malam juga bareng-bareng dan main serta ngobrol bareng.
Sebenarnya memang nggak ada waktu pastinya, karena semua memang di rumah, ya let it flow aja, sih.
Q: Bagaimana membangun semangat anak saat SFH
A: Kebetulan anakku masih usia 2 dan 4 tahun, sehingga tugas sekolah masih relatif mudah. Kalau dibilang bosan sih nggak terlalu, hanya saja mereka suka kangen ketemu langsung sama gurunya. Biasanya sih aku cuma mengingatkan saja, "Kak, besok sekolah ya", "Nanti ada teman-teman lho di sekolah online". Tapi kalau anakku lagi bosan biarkan saja, memang anak pada usianya seperti itu.
Q: Misalnya, jika Nucha mendapati anak-anak menonton sebuah tayangan yang tidak sesuai dengan usianya? Apa yang harus dilakukan?
A: Yang pasti sih, dijelaskan dahulu mengapa hal tersebut tidak baik untuk anak-anak. Jangan lupa untuk selalu mengawasi apa saja yang ditonton untuik anak-anak. Hal-hal seperti kesesuaian gambar, kata-kata yang digunakan, itu penting banget untuk diawasi dan diperhatikan oleh orangtua atau pendamping. Karena anak-anak sangat pintar meniru.
Q: Lalu bagaimana caranya untuk membiasakan anak-anak menonton konten yang sesuai dengan usianya?
A: Yang tentunya nggak boleh ditinggalkan adalah kita harus selalu mendampingi anak-anak. Kita juga harus siap kapan saja karena kita bisa menerjemahkan bahasanya ke bahasa mereka, menjelaskan topik-topiknya. Kita sesuaikan dengan usianya juga tentunya.
Q: Boleh dong berbagi tips dalam memilih konten untuk anak-anak?
A: Kita sebagai orangtua perlu eksplor konten apa sih yang bagus untuk anak-anak. Lalu yang ingin kita bangun dari anak itu apa, misalnya kita ingin anak kita agamanya bagus, lalu tontonannya juga disesuaikan dengan konten-konten agamis atau mengedepankan nilai-nilai agama, yang bisa diserap anak-anak. Kita juga harus selalu mendampingi, karena apa yang anak-anak lihat dan dengar biasanya langsung masuk ke kepala tanpa saringan apa-apa. Nah, disitu peran kita sebagai orangtua atau pendamping yang bisa menerjemahkan dengan bahasa anak-anak supaya mereka mengerti.
Lalu, selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan kita, jadi ketika kita membiarkan anak-anak mengonsumsi sebuah konten, selalu ada efek negatif walau secuil, nah, kita sebagai orangtua harus menanggulanginya. Seperti memberi penjelasan atau pengertian dengan bahasa yang dimengerti oleh anak-anak tentunya.
Nah, Sisters, demikian nih, tips dan sharing dari Sister Nucha Bachri soal anak-anak dan konten yang baik untuk mereka. Kalau kamu, ada tips lain? Boleh lho dishare di kolom komentar :)
Sisters, agar kamu bisa terus update dengan informasi-informasi terkini, bisnis dan finansial, tips-tips kecantikan dan parenting, sampai resep makanan enak, kamu bisa dapatkan dengan mudah, kok! Yaitu dengan mengunduh aplikasi Sisternet melalui link ini: https://linktr.ee/sisternet. Yuk, kita sama-sama menuju perempuan Indonesia #JadiLebihBaik !
Foto-foto: Instagram / @nuchabachri