Menjadi seorang self employee merupakan jawaban Dinda atas tekadnya untuk keluar dari zona nyaman. Dia memberikan kesempatan bagi dirinya sendiri untuk bisa belajar dan mengeksplor banyak hal yang memang tidak pernah dia geluti sebelumnya. Salah satunya dalam mengeksplorasi media untuk berkarya.
Sebagai seorang fashion illustrator, Dinda Puspitasari tidak pernah menyangka bisa menjadi seperti saat ini. Tekad untuk bisa mengembangkan diri, membuat dia berani untuk keluar dari zona nyamannya. Padahal dia tidak punya latar belakang fesyen. Tapi perempuan yang hobi gambar dan penyuka teh dan kopi ini bisa mencapai titik tersebut.
Beberapa waktu lalu pun Dinda dan Diana Rikasari meluncurkan buku baru yang bertajuk Self-Acceptance by #88LOVELIFE. Buku ini berisi tentang bagaimana kita harus menerima apa yang sudah dimiliki.
Menurutnya, buku #88LOVELIFE ini memiliki keterkaitan tersendiri dengannya. Buku tersebut membuat dia sadar bahwa menantang diri sendiri untuk selalu mengembangkan diri dan meraih yang lebih baik dari sebelumnya adalah hal yang baik.
Perempuan berambut pendek ini awalnya sempat bekerja di sebuah agency sebagai Account Executive lalu memutuskan untuk resign, karena ingin membesarkan clothing line miliknya. Menyadari jika passion-nya memang di bidang kreatif, Dinda pun mulai aktif membuat blog sejak tahun 2018, dan kerap memuat hasil ilustrasinya.
Dinda juga sempat mengeluarkan buku karyanya sendiri yang berjudul Taylor Swift Style Essentials, yang mengulas gaya sehari-hari Taylor Swift, mulai dari street style, red carpet look, lengkap dengan berbagai aksesoris, yang diilustrasikan oleh Dinda. Wah, keren banget, kan, Sisters?
Lalu seperti apa, sih pandangan Dinda soal hobinya yang kini sudah menjadi profesi ini? Yuk, kita simak obrolan Sisternet dengannya berikut ini!
Q: Boleh dong diceritakan siapa sih, Dinda Puspitasari itu?
A: Aku adalah perempuan yang hobi menggambar, penyuka kopi dan teh.
Q: Sudah berapa banyak ilustrasi yang sudah Dinda buat?
A: Karena aku sudah menggambar sedari kecil, kayaknya sudah tak terhitung deh hasil karyaku. Banyak banget.
Q: Bagaimana caranya supaya Dinda selalu konsisten menggambar dan membuat ilustrasi?
A: Aku juga ada ups and downs nya kok, kalau aku lagi nggak mood menggambar ya aku nggak memaksakan diri untuk menggambar. Nah, kalau memang harus menggambar untuk keperluan pekerjaan atau yang berhubungan dengan klien, aku harus menumbuhkan mood aku pastinya. Nah, kuncinya adalah usahakan untuk membuat projek pribadi.
Q: Pernahkan Dinda mengalami creative block?
A: Pernah pastinya. Dan yang terlama adalah dari Juni 2019 sampai sekarang ini, saat pandemi. Dan baru selesai creative block-nya saat seperti sekarang pas sedang self cooling down.
Dan ternyata memang saya harus mengerjakan banyak projek pribadi dahulu dan mulai lagi menggambar manual, bukan menggambar digital seperti biasanya. Karena biasanya kalau menggambar digital otak aku lebih cepat dari tangan atau proses menggambarnya, jadi lama-lama suka malas menggambar. Jadi, aku terapi diriku sendiri dengan menggambar manual dulu, lalu baru deh creative block-nya hilang.
Q: Apa suka duka menggambar yang pernah Dinda alami?
A: Jika menggambar sudah menjadi sebuah pekerjaan, dukanya banyak. Karena banyak hal yang tidak sesuai yang apa yang aku suka, atau di luar kuasa aku 100% hasilnya. Tapi memang kembali lagi, jika sudah berhubungan dengan klien, maka keputusan memang nggak di aku 100%. Aku juga masih struggling soal time management. Dan kalau menggambar sebagai hobi sih nggak ada dukanya :)
Q: Setujukah Dinda dengan quote “Hobi bisa jadi profesi”?
A: Aku setuju, karena aku sudah menjalani profesi sebagai freelancer menggambar/ilustrator selama bertahun-tahun. Jadi kita harus punya 2 mode, yang 1 mode sebagai hobi, dan yang 1 lagi sebagai profesi. Dengan begitu kita bisa mengatur diri bagaimana meningkatkan kualitas baik itu untuk diri sendiri maupun untuk klien atau pihak yang bekerjasama dengan kita.
Q: Tips untuk #DiRumahLebihBaik agar tetap produktif dan kreatif?
A: Sebetulnya dari sebelum quarantine Covid-19 ini aku memang hobinya di rumah. Aku dan suami jarang pergi keluar, dan karena aku dan suami sama-sama berkecimpung di bidang yang sama yaitu seni, maka biasanya kita menyibukkan diri membuat karya di rumah. Selain itu kita juga melakukan hal-hal seperti memasak, menanam tanaman, menjahit.
Q: Boleh dong berbagi tips untuk para penggiat seni atau yang hobi menggambar/ilustrasi…
A: “Put yourself out there”, tunjukkan karyamu ke orang lain, dan jika ingin menjadikannya sebagai bisnis, kita harus membangun personal brand sebagai illustrator-nya, atau bahkan karyanya sendiri.
Kita juga harus memikirkan bagaimana memberikan yang terbaik bagi klien atau orang lain yang bekerja sama dengan kita, nggak bisa 100% idealis. Ada keinginan klien yang harus disesuaikan dengan hasil akhirnya.
Q: Bagaimana menurut Dinda tentang teknologi sekarang ini dan pemanfaatannya oleh para perempuan Indonesia?
A: Teknologi sekarang ini sudah sangat maju, kita bisa melakukan apa saja jika kita punya keinginan untuk belajar, mencoba hal baru, jadi lebih bisa mandiri dan bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk kemajuan diri.
Nah, Sisters, itu tadi cerita Dinda soal bagaimana ia menjalani hobi sekaligus profesinya sebagai ilustrator. Kalau kamu gimana? Sudahkah kamu menjalani profesi yang berasal dari hobi juga? Mumpung masih #DiRumahLebihBaik nih Sisters, saatnya berkarya!
Yuk, semangat ya! Jangan lupa untuk menumbuhkan ide-ide menarik seputar entrepreneurship, kamu bisa membaca artikel-artikel yang di website www.sisternet.co.id atau dengan men-download aplikasi Sisternet melalui Google Play Store dan App Store, atau bisa juga klik link ini ya!
Foto: Instagram / @dindaps